8 - Ngedate

1.2K 88 20
                                    


Happy Reading

Tiga minggu berlalu, hubungan Chika dan Vito semakin dekat. Frekuensi pertemuan mereka setiap hari sebatas les privat di rumah Chika, saling curi pandang, berkomunikasi via chat. Meski tak ada kata iya dari bibir Vito atas pernyataan cinta Chika, nyatanya Vito meladeni komunikasi gadis itu sepenuh hati. Mereka semakin akrab, dekat. Walau belum pernah jalan berduaan.

Begitu juga dengan hubungan Chika dan Ara. Tak ada balasan jawaban dari Chika. Bagi Ara, itu sudah tidak jadi masalah. Gestur Chika yang membalas perhatian Ara, permintaan dijemput ketika berangkat dan antar pulang sekolah nampaknya sudah lebih dari sebuah pernyataan. Komunikasi via ponsel yang semakin intens, Ara yang setia menunggui Chika di saat ekskul di hari sabtu. Dianggap sebagai apapun, bagi Ara kedekatan seperti itu rasanya cukup selama ia bisa dekat dengan Chika. Sebuah cinta segitiga yang ruwet.

Chika lg apa?

Lg ekskul

Om jemput y

Mauuuuu
Malming
Ngedate yuk
Di kostan
Hahaha

Hush
Ayo
Hahaha

Cepetan

Blm jg mandi

Iya, Chika tunggu

"Ara, nanti aku pulang sendiri ya?" sahut Chika ke Ara yang sedang ngaso usai bermain basket.

"Yah, aku mau ngajak kamu jalan."

"Minggu depan deh. Kan tadi udah berduaan?"

"Kamu dijemput?"

"Pastinya!" Chika menjempolkan jarinya.

"Dijemput supir?" tanya Ara.

"Emang kenapa?" Chika bertanya balik, seperti tidak senang ditanya demikian. Alisnya bertaut.

"Nanya aja. Langsung istirahat ya?"

"Kamu juga Arasooo..." Chika mencubit gemas pipi Ara.

Setengah jam kemudian Vito menelepon, ia menunggu tidak jauh dari sekolah. Chika menjaga jarak dari Ara ketika mengangkat telepon itu.

"Ara, aku pulang ya?" Chika mengambil tas punggungnya dan beranjak pergi.

"Chika!" Ara menunjuk pipinya, minta dicium.

"Wooo...!!" Chika mengacak - acak rambut Ara gemas. Ia lalu berlari menuju gerbang sekolah sambil terkekeh puas.

Ara diam - diam merayap, eh, mengikuti Chika dari belakang. Sepengetahuan Ara, jika supirnya menjemput selalu di depan gerbang sekolah. Tapi Chika berjalan agak menjauh. Ara terperanjat saat Chika menghampiri sebuah motor sport jenis Ninja, ia melihat ada seseorang berhelm full face dan berjaket hitam memberikan helm ke Chika dan memakainya. Ara tidak tahu itu siapa, tidak mungkin juga supirnya. Motor itu meraung lalu meluncur menjauh dari jarak mata Ara.

°°°

"Chika udah makan?!!" tanya Vito sedikit berteriak di atas motor.

"Beluuuum!!"

"Nasi padang yuk?!"

"Makan di kostan yaaa, Om!!"

"Kamar Om berantakan!!!"

"Tapi yang punya kamar ganteeeeng!!" pekik Chika memuji. Tangannya melingkari perut Vito dan kepalanya bersandar di punggung pria itu.

Bidadari Badung 4 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang