9. Cuka apa Cayang?

416 50 14
                                    

Happy Reading Guys 😊

....

Chika POV

Kenapa sih gak ada yang ngertiin aku. Aku tuh sebagai kakak khawatir sama Zee. Tapi yang dikhawatirinnya malah kayak gitu, kesel banget.

"Udah gak usah cemberut. Mending kita ke kelas yuk" ajak Aran.

Aku langsung keluar dari UKS tanpa menyauti ajakan Aran.

Bruk

"Eh?"

"Aduh, apaan tuh keras banget" ucapku  sambil mengusap-usap jidatku yang sedikit berdenyut. Untung aku tak jatuh. Bisa-bisa bokongku kena juga sama lantai.

"Eh, maaf gak sengaja. Lo gak papa? Jidatnya sakit? Mana sini liat?" ujar seseorang. Dari suaranya sih sepertinya cowok.

Dia tiba-tiba meraih kepalaku lalu melihat kondisi dahi ku sepertinya. Aku  memejamkan mataku karena terkejut.

"Eh Chika! kirain siapa. Kenapa tiba-tiba keluar dari UKS? Mana jalannya nunduk lagi"

Ku buka perlahan mataku, ternyata dia kak Vito. Dia masih mengenakan rompi dan Syal berwarna kuning bertulisan PMR. Dia mengusap perlahan keningku sambil meniupnya sesekali. Padahal sudak tak sakit karena rasa terkejutku melihat wajahnya sedekat ini.

"Gimana, masih sakit?" tanyanya.

"U...udah enggak kok kak" ucapku terbata-bata lalu melepaskan pegangan kak Vito dari kepalaku dan berdiri agak jauh darinya.

"Chik kenapa mata lo sembab? Abis nangis ya?"

"Gak papa kok kak. Aku ke kelas dulu ya" tanpa menunggu jawaban dari kak Vito, aku langsung bergegas ke kelasku.

Di koridor setiap kelas telah sepi. Sepertinya para guru telah masuk mengajar ke kelasnya juga.

"Chika tungguin" aku menoleh ke arah orang yang memanggilku. Ternyata itu Aran dan Fiony. Kami pun berjalan bersama menuju ruang kelas.

"Permisi bu, kami izin masuk kelas" dikelas sudah ada Bu Saktia yang sedang menulis di papan tulis.

"Kalian dari mana saja? Kenapa baru masuk?" tanya Bu Saktia.

"Kita abis upacara ke ruang UKS dulu Bu, abis liat Azizi. Dan ini surat dari UKS karena Azizi sakit, jadi dia pulang untuk istirahat Bu" jelas Aran.

"Oh, baiklah. Kalian bertiga duduk kemudian catat apa yang sudah ibu tulis ini"

"Baik Bu"

Aku duduk di kursi ku.

"Gak sehat nih jantung lama-lama, kaget mulu perasaan" ucapku lirih sambil memegang dada kiriku.

***

"Jangan lupa tugas kelompoknya kerjakan ya, ibu tunggu minggu depan. Kelompoknya terserah kalian, asalkan harus dua perempuan dan dua laki-laki. Baiklah anak-anak, pelajaran hari ini kita sudahi saja karena bel pulang telah berbunyi. Silahkan kalian boleh pulang"

Murid-murid mulai berhamburan keluar kelas untuk pulang.

Aran menghampiri bangku Fiony dan Chika sambil membawa tas Zee "Fi, Chik. Gue sama Zee sekelompok sama kalian ya?"

"Iya, Aran harus sekelompok sama aku" balas Fiony dengan bersemangat.

"Ya udah kita pulang sekarang. Kita kerjainnya kalo Zee udah sembuh ya" ucap Chika.

"Iya dong. Nih Chik, tadi ketinggalan tasnya" Aran memberikan tas milik Zee pada Chika.

"Yuk pulang yuk"

Perasaan yang Paling BerhargaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang