"Jangan mau diajak pergi oleh orang asing disana" kata Hendery sambil memegang kedua bahu Haechan. Adik kecilnya itu memutar bola mata malas.
"Hyung! Aku sudah besar!" ia mengerucutkan bibir. Dengan kejam Hendery menarik bibir itu.
"Kau yakin tidak ingin menggunakan pesawat pribadi? Ayah takut kau tidak nyaman nanti" tanya Johnny dengan tangan yang setia merangkul Ten.
"Tidak perlu. Lagipula aku berada di first class" Haechan tersenyum.
"Jaga dirimu disana, benar kata kakakmu. Jangan percaya begitu saja dengan orang asing! Yang terpenting, tetaplah berhati-hati dan nikmati liburanmu" ucap Ten kemudian mengecup dahi Haechan. Mereka pun berbincang sebentar hingga panggilan untuk penerbangan Haechan terdengar.
"Aku pergi dulu ya!" sahut Haechan lalu berjalan sambil melambaikan tangannya.
***
Penerbangan selama kurang lebih sebelas jam itu membuat tubuh Haechan lelah bukan main. Meskipun yang dilakukannya hanya duduk, dan makan, tetap saja tubuhnya terasa lelah. Di tambah ia juga tidak bisa tidur selama di pesawat. Setelah mengambil kopernya yang berukuran sedang itu, dengan mata mengantuk ia mengedarkan pandangan untuk mencari taxi.
"Ah disana" batinnya ketika melihat beberapa taxi yang sudah tersisa sedikit. Kakinya bergerak untuk mendatangi tempat itu, namun Haechan adalah orang yang sangat ceroboh. Ketika menyebrang, ia tidak lagi melihat kanan kiri karena sudah terlalu lelah dan ingin bertemu kasur. Haechan pun tidak melihat sebuah bus melintas ke arahnya.
TIN!!!!
Dengan mata melebar ia menengokkan kepalanya ke sumber suara. Tubuhnya terasa kaku melihat kendaraan berukuran besar itu akan segera menabraknya.
"Hey!!" seru seseorang lalu menarik tangan juga koper milik Haechan. Tubuh mereka berdua terjatuh dengan sang penolong berada di bawahnya. Haechan membelalak dan langsung tersadar.
"Astaga! I'm sorry, are you okay?" tanya Haechan sambil membantu orang itu bangkit. Lelaki tadi berdiri lalu menepuk-nepuk bagian pakaiannya yang sedikit kotor.
"Orang Korea?" tanyanya bingung. Sebagai balasan Haechan mengangguk.
"Aku baik-baik saja"
"Syukurlah. Ah, aku berterima kasih karena telah menolongku tadi. Mungkin aku sudah mati jika kau tidak segera menarikku" kata Haechan lalu tersenyum kecil.
"Tidak apa, lain kali berhati-hatilah. Oh ya, tujuanmu kemana? Biar ku antar, kau terlihat lelah" tawar orang itu. Haechan baru saja akan menerima tawaran itu jika perkataan ayah dan kakaknya tidak terlintas di otak begitu saja.
"Jangan mau diajak pergi oleh orang asing disana"
"Jangan percaya begitu saja dengan orang asing!"
Sepertinya lelaki dihadapannya ini menyadari kekhawatiran yang dialami Haechan. Ia tersenyum lembut.
"Aku bukan pria jahat"
"Tidak ada pencuri yang mengaku pencuri" ia kembali tertawa.
"Kau boleh membunuhku jika aku adalah orang jahat"
"Aku akan mati duluan sebelum membunuhmu" Haechan mencibir.
"Kalau begitu bagaimana jika aku temani sampai kau berada di taksi?" tawarnya. Akhirnya Haechan mengangguk. Mereka berdua pun berjalan bersebelahan, ketika akan menyebrang dengan cepat tangan Haechan digandeng oleh pria itu membuat jantung Haechan berdetak tidak karuan.
Karena belum ada sebuah taksi yang berhenti, mereka berdua memutuskan untuk duduk di tempat yang sudah disediakan.
"Omong-omong, aku belum tau namamu" kata Haechan memecah keheningan.
"Mark Jung"
"Seo Haechan, kau bisa memanggilku Haechan" mereka berjabat tangan.
"Kau ada keperluan apa di bandara?"
"Ah, tadinya aku akan menjemput orang tuaku tapi ternyata mereka tidak jadi kemari hari ini" jawabnya. Setelah itu suasana kembali hening.
Karena suasana yang hening ditambah dengan angin malam berhembus tenang membuat Haechan semakin terkantuk. Di sebelahnya, Mark masih memainkan ponsel dalam diam. Saat asik bermain ponsel, ia tiba-tiba merasa pundaknya memberat. Ketika menengok Mark mendapati Haechan yang tertidur di pundak lebarnya.
Mark pun bingung.
Ia tidak tau dimana Haechan menginap tapi ia juga tidak mau membangunkan anak ini, wajahnya sangat polos ketika tertidur dan itu sangat menggemaskan! ehem melencenceng dari topik. Kebetulan sebuah taksi berhenti di depan mereka, tanpa tunggu lama Mark menyuruh sang supir memasukan bawaan Haechan ke bagasi dan dengan perlahan menggendong lelaki itu ala bridal ke dalam mobil.
Mark merasa sedang menculik seseorang sekarang. Ia memberi tahukan alamat apartment-nya pada sang supir. Untungnya supir itu berbaik hati mengantarkan koper Haechan sampai ke dalam unit apartment miliknya.
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
canada || markhyuck
Fanfiction[fluffy] [markhyuck area] Haechan meminta liburan kepada sang ayah, ia pun akhirnya pergi ke sebuah kota di Kanada bernama Vancouver. Kota yang juga mempertemukan dirinya dengan seorang pemuda akibat kecerobohannya sendiri. please leave if you don'...