"Kau hanya akan berdiam diri di apartment hari ini?" tanya Mark heran. Sehabis sarapan mereka berdua kembali ke apartment tanpa melakukan apa-apa lagi setelahnya, katanya Haechan terlalu malas untuk bergerak jadi yang dilakukannya sekarang hanya tengkurap di sofa sambil mengangguk menjawab pertanyaan Mark.
"Baiklah" ponsel berkamera tiganya tiba-tiba berdering menampilkan nama seseorang di layar pipih itu.
"Hello?" Haechan menatap Mark penasaran.
"Sure, I'll be there in a minute" kata Mark dengan aksen yang terdengar seksi.
"Ada apa?"
"Aku harus ke kantor sebentar. Kau tinggal disini, jika ingin memesan sesuatu gunakan telpon di dapur. Jangan bukakan pintu untuk orang asing!" titahnya.
Brak!
Haechan memandangi pintu yang baru saja tertutup itu.
"Jika Mark pergi, lalu apa yang harus ku lakukan hari ini" tanya Haechan pada dirinya sendiri. Padahal ia sengaja ingin menghabiskan waktu bersama Mark hari ini— eh?
***
Sudah hampir tengah malam namun Mark belum memunculkan batang hidungnya sama sekali. Selama itu lah Haechan hanya duduk di sofa sambil menonton drama favoritnya.
"Ckck bodohnya" katanya lalu memasukan cemilan ke mulut.
Ting Tong!
Tubuh Haechan duduk tegap. Ia menatap pintu dengan kebingungan.
"Apakah itu Mark? Tapi tidak mungkin itu Mark, dia tau password-nya kan?" setelah berpikir-pikir akhirnya ia mengabaikan petuah sang pemilik apartment tadi pagi, ia berjalan ke arah pintu dan mengintip dari celah yang ia buka sedikit.
"Mark?!"
"Kau pasti Seo Haechan?" tanya seseorang yang membopong sosok dengan setelan kantor yang sudah berantakan. Haechan mengangguk kaku.
"Aku Lucas, rekan kerjanya. Dia mabuk saat pesta kantor. Aku ingin membawanya masuk namun dia tidak pernah memperbolehkan siapapun masuk kesini, jadi aku terpaksa memberinya padamu. Apa tidak apa?"
"Tentu" Haechan mengambil alih tubuh Mark dan seketika limbung karena berat badan mereka yang cukup timpang.
"Kalau begitu aku pergi ya?"
"Baiklah. Terima kasih, Lucas-ssi"
"No problem!"
Blam!
"Wah, aku masih bingung mengapa dia diperbolehkan masuk kesana. Padahal aku yang sudah berteman dengannya bertahun-tahun belum pernah masuk ke sana" gerutu Lucas sambil berjalan ke arah lift.
Sesudah pintu tertutup, Haechan segera membawa tubuh Mark ke kamar. Ia menaruh tubuh itu di kasur secara perlahan.
"Aduh-!"
Baru saja Haechan berdiri untuk pergi, Mark malah menarik pinggangnya membuat Haechan terjatuh di samping tubuh Mark yang kini memeluk pinggang dan lehernya erat.
"Aku suka wangi rambutmu" ucap Mark setelah diam beberapa detik. Untuk sesaat Haechan perlu menetralkan detak jantungnya, "kau mabuk. Tidurlah, aku akan keluar"
"Jangan pergi. Tetaplah disini, bersamaku" Haechan terdiam.
"Malam ini. Hanya untuk malam ini" lanjut Mark. Ia pun menyerah dan keduanya berakhir tidur bersama.
***
Matahari sudah menunjukan wujudnya sejak beberapa jam lalu. Kedua mata itu mengerjap dan langsung melihat ke seisi ruangan. Rasa pening langsung menghantam kepala. Mark pun langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Kemana anak itu" gumamnya sambil berjalan dengan rambut yang hanya dikeringkan sedikit.
"Chan" tidak ada jawaban.
"Haechan"
"Haechan!" seru Mark. Ia telah mengecek seluruh ruangan namun sama sekali tidak melihat keberadaan lelaki manis itu.
"Ck sial" tanpa pikir panjang Mark langsung memakai alas kaki dan pergi keluar.
Ting!
Begitu pintu lift terbuka, munculah sosok yang ia cari-cari sejak tadi. Haechan menampilkan raut bingungnya.
"Mark? Kau ingin kemana?" tanya lelaki itu sambil berjalan keluar. Mark menghela nafas lega.
"Darimana?"
"Apanya?"
"Kau. Darimana?" Haechan membulatkan mulut lalu mengangkat dua kantung belanjaan dengan wajah berseri, "supermarket, aku ingin memasak"
"Aish, kenapa menghilang tiba-tiba? Sini aku bantu"
"Eyy kau mengkhawatirkanku?" goda Haechan. Keduanya sedang berjalan kembali.
"Merepotkan jika kau hilang" pundak Haechan sengaja menyenggol pundak lebar Mark.
"Tinggal bilang saja kau mengkhawatirkanku. Kau ini sok tsundere sekali, padahal semalam kau berkata-" ia terdiam. Mark menatapnya dengan tatapan menggoda. Dengan sengaja memajukan wajahnya.
"Aku bilang apa semalam?" tanya Mark lalu menyeringai.
"Tidak ada!" seru Haechan lalu mempercepat langkahnya dan menekan tombol angka di pintu.
Mark tertawa lalu menyusul lelaki itu.
tbc.
mulai ga jelas 🤡
btw, baru up story baru tentang norenmin, baca dulu siapa tau suka :3
KAMU SEDANG MEMBACA
canada || markhyuck
Fanfiction[fluffy] [markhyuck area] Haechan meminta liburan kepada sang ayah, ia pun akhirnya pergi ke sebuah kota di Kanada bernama Vancouver. Kota yang juga mempertemukan dirinya dengan seorang pemuda akibat kecerobohannya sendiri. please leave if you don'...