09

14.6K 2.3K 73
                                    

Tangan itu menepuk-nepuk pundak lebar yang tidak tertutupi kain. Mark yang mengerti pun langsung melepaskan pangutannya dan menempelkan dahi mereka. Nafas keduanya terengah. Tangan Mark melingkar di tubuh Haechan, ia menenggelamkan kepalanya pada ceruk leher lelaki itu.

"Kau mencintaiku?" tanya Mark. Haechan terdiam.

"Donghyuck?"

"Jika aku bilang iya, apa yang akan terjadi?"

"Entahlah"

"Kalau begitu aku juga" suaranya memelan di akhir kalimat.

"Juga apa"

"Aku juga mencintai diriku" kesal Haechan. Setelah itu Mark langsung mencium pipi Haechan dengan gemas.

"Aku mencintaimu, tapi aku tidak ingin kita menjalankan hubungan sepasang kekasih" ucapnya yang di dengar Mark dengan baik. Tangan Haechan juga telah melingkar di tubuh Mark dan menyamankan diri di tubuh lelaki itu.

"Aku tidak suka dengan hubungan jarak jauh. Menurutku itu buang-buang waktu" Mark mengangguk. Menyetujui ucapan Haechan.

Tak lama suara seorang wanita masuk ke pendengaran.

"Hello, sorry for interrupting. Your dinner is ready" katanya.

"Thank you" balas Mark dan pelayan itu segera pergi.

"Ayo makan" saat ingin berjalan Haechan malah melingkarkan kedua kakinya di pinggang Mark.

"Manja"

"Biarkan"

Mark mendudukan Haechan di salah satu bangku meja dan melilitkan handuk yang telah disediakan hingga ke leher. Mereka pun memulai acara makan malam kemudian mandi dan pulang setelahnya.

***

Matahari sudah terbit, waktu menunjukan pukul 9 pagi. Kasur bagian kiri sudah mulai mendingin karena sang penghuni telah bangun sejak setengah jam lalu sedangkan penghuni sisi lainnya baru saja terbangun.

Haechan dengan wajah bantal lucunya keluar dari kamar Mark dan menemukan lelaki itu di sofa bersama sebuah gitar.

"Hei" sapa Mark. Tanpa tunggu lama Haechan berjalan ke arah sofa dan memeluk Mark untuk melanjutkan tidurnya.

"Kau bisa bernyanyi?" tanya Haechan.

"Tentu saja. Kau ingin dinyanyikan?" Haechan menatap Mark lalu mengangguk. Setelahnya petikan gitar terdengar.

"There goes my heart beating
'Cause you are the reason
I'm losing my sleep
Please come back now

There goes my mind racing
And you are the reason
That I'm still breathing
I'm hopeless now

I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason

There goes my hands shaking
And you are the reason
My heart keeps bleeding
I need you now

And if I could turn back the clock
I'd make sure the light defeated the dark
I'd spend every hour, of every day
Keeping you safe

And I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
Oh, 'cause I need you to see
That you are the reason (I don't wanna fight no more)

I don't wanna hide no more
I don't wanna cry no more
Come back I need you to hold me (You are the reason)
Be a little closer now
Just a little closer now
Come a little closer
I need you to hold me tonight

I'd climb every mountain
And swim every ocean
Just to be with you
And fix what I've broken
'Cause I need you to see
That you are the reason"

Senyuman Haechan tidak luntur sejak awal Mark mulai bernyanyi, "aku menyukainya"

"As you should" pukulan ringan dilemparkan oleh Haechan.

"Ingin pergi sarapan?"

"Malas" jawab Haechan. Mark mencubit hidungnya.

***

"Mark, aku penasaran"

"Tentang apa?"

"Tentang hidupmu" Mark memasukkan potongan bacon ke mulutnya.

"Tanyakan saja" ujarnya santai.

"Aku tidak pernah melihatmu bekerja"

"Aku tetap bekerja"

"Sebagai apa?" ia menggedikkan bahu.

"Karyawan biasa di sebuah perusahaan" Haechan menggeleng tidak percaya.

"Dari cara makanmu, kau jelas sekali terbiasa dengan cara makan para pengusaha-pengusaha kaya. Lalu juga apartmentmu besar, mobilmu mahal, barang-barangmu mahal, kemarin kau menyewa kolam VVIP, dan juga kau tidak bekerja selama aku disini. Sangat aneh jika kau itu hanya karyawan biasa"

"Wah, kau bahkan memperhatikan cara makanku?" Mark terkekeh takjub.

"Terlihat jelas, bodoh" bukannya kesal lelaki itu malah mengusak rambut Haechan gemas.

"Aku memang bukan karyawan perusahaan. Tapi aku pemiliknya" lawan bicaranya terdiam.

"Apa?!"

"Aku pemilik perusahaan di bidang perhotelan. JMH hotel itu milikku"

"Kau bercanda?!"

"Tentu saja tidak"

"Tetapi saat awal bertemu kau bilang jangan menginap disana! Katamu biayanya mahal!" si alis camar menggedikkan bahu.

"Memang benar kan?"

"Wah, aku tidak percaya ini. Aku pikir kau hanya punya jabatan yang bagus di pekerjaanmu" Mark hanya terkekeh.

"Ah ya, dan soal nama aslimu. Aku sebenarnya berbohong. Aku mengetahuinya dari passportmu"

"Kau membuka passportku?! Wajahku tidak bagus disana!" sungut Haechan. Mark terlihat tidak setuju.

"Siapa bilang, kau terlihat imut disana. Bahkan aku menyimpannya di ponselku" jawabnya dan Haechan hanya memutar bola mata.

tbc.

nulis apa ini

canada || markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang