10

14.6K 2.2K 41
                                    

Suara lenguhan terdengar dari arah kamar Mark. Lelaki yang berada di atas dengan aktif menggerakan bibirnya di atas bibir Haechan. Entah sudah ke berapa kali mereka berciuman hari itu namun rasanya Mark tidak pernah bosan dengan bibir berbentuk hati milik Haechan. Nafas mereka beradu. Dengan ibu jarinya, Mark mengusap bibir Haechan yang basah dan berwarna merah merekah.

"Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat"

"Kemana?"

"Rahasia"

"Sekarang?" Mark mengangguk, "bawalah semua barangmu. Kita akan menginap" dikecupnya bibir itu sekali lagi lalu bangkit dari kasur.

***

Saat di mobil, Haechan tertidur karena perjalanan yang cukup panjang. Setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih dua jam dengan mobil, Mark membangunkan lelaki itu.

"Kita sudah sampai" ia mengusap pelan matanya dan mendapati sebuah lobby hotel bernuansa mewah dan juga modern bersamaan.

"Wah! Ini hotelmu?" tanya Haechan. Mark tersenyum lalu mengangguk. Keluar dari mobil, seorang porter menghampiri mereka lalu membungkuk hormat kepada Mark, tanpa banyak bicara pria itu langsung mengambil koper yang ada di bagasi mobil.

"Welcome, Mr.Lee. Would you like us to clean your room first?"

"It will be nice. Thank you"

"My pleasure, sir" ia membungkuk sekali lagi lalu masuk ke dalam meninggalkan keduanya. Lengan kekar Mark melingkar di pinggang Haechan dan membawa yang lebih muda masuk ke dalam. Mereka disambut oleh pemandangan sebuah air terjun buatan.

"Keren sekali, kau yang mendesign tempat ini sendiri?"

"Tentu saja. Setiap hotel mempunyai design berbeda-beda, dan aku yang mendesign seluruhnya" sombong Mark membuat Haechan berdecih.

"Aku akan mengajakmu ke rooftop"

***

Rooftop itu digunakan sebagai restoran mewah dan terletak pada lantai 60. Dikelilingi oleh pagar kaca dan menampilkan pemandangan indah kota. Mark membawanya ke pembatas kaca.

"Suka?" tanya Mark melihat wajah Haechan yang berseri-seri karena disuguhi pemandangan indah. Haechan mengangguk senang, tangan Mark mengusap pinggang ramping itu.

"Sir, drink?" seorang pelayan membawa nampan berisi gelas-gelas champagne.

"Mau?" Haechan menggeleng dengan bibirnya yang mengerucut. Mark menolak tawaran sang pelayan.

Seketika tepukan di pundak membuat sang empu menoleh, "Mark?" tanya lelaki berparas menawan.

"Kapan kalian disini?" tanya Mark lalu keduanya membalikkan tubuh. Haechan ikut menatap bingung orang yang berada di depan mereka. Apalagi ketika mereka berpelukkan.

"Tadi malam kami baru bisa datang dan Lucas berkata kau ada disini" ujarnya. Sekarang pandangannya jatuh ke Haechan, "siapa lelaki manis ini?" Haechan membungkuk lalu memperkenalkan dirinya.

"Saya Seo Haechan" katanya.

"Oh! Orang Korea juga?" lelaki itu cukup terkejut ketika Haechan memperkenalkan dirinya. Haechan mengangguk sembari tersenyum.

"Namaku Jung Taeyong, ayah Mark. Kau bisa memanggiku dad seperti yang Mark lakukan" Taeyong mengajak Haechan bersalaman.

"Babe?" mereka semua menaruh atensi kepada lelaki tinggi dengan paras rupawan yang berjalan ke arah mereka menggunakan setelan mahalnya. Ah, Haechan hampir melupakan Mark ketika melihat paras lelaki berumur itu.

"Father" sapa Mark lalu memeluk ayahnya.

"Mark. Omong-omong, siapa ini?" Haechan membungkuk untuk kedua kalinya.

"Nama saya Seo Haechan, paman"

"Tidak perlu terlalu kaku. Namaku Jaehyun. Seo ya? Kau... anaknya Seo Johnny?" Taeyong menatap suaminya kaget.

"Seo Johnny? Suami Ten??" kini malah Haechan yang menatap kaget kedua orang tua Mark sedangkan sang anak menatap bingung mereka semua.

"Itu betul. Aku anak kedua keluarga Seo"

"Bisakah kita berbicara setelah duduk?" sela Mark.

***

"Kami dan kedua orang tua-mu berteman sejak senior high school, namun aku dan Jaehyun harus pindah ke Kanada karena alasan tertentu. Aku sempat melihat kelahiran kakakmu saat itu kemudian hanya mendengar bahwa Ten melahirkan anak keduanya. Bagaimana kabar mereka?" tanya Taeyong.

"Mereka baik-baik saja. Ah, mungkin karena itu ketika aku berkata bertemu Mark, ayah seperti sudah mengenalnya" jelasnya.

"Kalian berdua berpacaran?" tiba-tiba Jaehyun bertanya. Keduanya sontak menggeleng, "lalu bagaimana kalian bertemu?" Jaehyun bingung.

"Kami bertemu di bandara. Karena suatu insiden Haechan ku paksa tinggal bersamaku- aw!" seru Mark saat Haechan mencubit tangannya.

"Kau dipaksa?! Apakah Mark jahat kepadamu? Atau dia melukaimu?!" cerca Taeyong.

"T-tidak dad, dia baik. Memang awalnya agak menyebalkan namun ia memperlakukanku dengan baik" Haechan terkekeh lucu.

"Baguslah kalau begitu karena aku akan mencincangnya jika ia berperilaku jahat" ancam Taeyong membuat anaknya itu bergidik.

"Apakah kalian ada rencana setelah ini?" Mark menggeleng mewakili Haechan.

"Kami mungkin hanya akan pergi ke pusat perbelanjaan di dekat sini"

"Kalau begitu kita makan siang bersama ya" ajak Taeyong yang langsung disetujui kedua anak muda itu.

tbc.

canada || markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang