05

16.5K 2.5K 87
                                    

Sesudah mendapatkan tiket, mereka berdua masuk ke dalam tempat itu. Karena ini bukan hari libur maka hanya terlihat beberapa orang. Haechan menatap binatang-binatang laut disana dengan mata yang berbinar-binar selayaknya anak kecil, membuat Mark merasa membawa anak sd bertamasya.

"Apakah kau pernah kesini sebelumnya?" tanya Haechan.

"Tentu, saat itu ada temanku yang menitipkan adiknya. Karena dia terus menangis jadi ku bawa dia kesini" jelas Mark.

"Ah, anak yang malang. Dia pasti ketakutan karena harus berada di dekatmu" wajah Haechan dibuat sedih.

"Apa katamu?" Mark mencubit kedua pipi Haechan lalu menggoyang-goyangkannya.

"Ah ah! Sakit tau!" ujar lelaki berpipi gembul itu sambil mengusap-ngusap pipinya.

Saat melewati salah satu aquarium, Haechan mengambil ponselnya dan mengambil gambar seekor ikan lalu mengirimnya pada Hendery disertai ejekan-ejekan untuk kakaknya itu.

"Yak anak durhaka! Lihat saja nanti pembalasanku!"

Begitu balasan dari sang kakak yang membuatnya tertawa senang.

Mereka kembali berjalan memasuki tempat itu lebih dalam. Mark menunjuk sebuah ikan yang berada di akuarium raksasa. "Yang itu mirip denganmu" mata bulat Haechan mengikuti arah tunjuk Mark. Ia langsung memukul pundak lelaki itu begitu tau yang ditunjuk adalah ikan buntal.

"Kau mengataiku gendut?!" Mark terbahak.

"Aku tidak bilang, kau sendiri yang menilai" Haechan mendecih. Melihat Haechan yang terus mengerucutkan bibirnya, Mark tersenyum gemas lalu merangkul leher Haechan menuju tempat lain.

***

Seusai berjalan-jalan di tempat itu, mereka berdua makan di salah satu restoran yang masih berada di area aquarium. Keduanya pun makan dengan tenang, Haechan sesekali melihat hasil foto yang diambil Mark di dalam tadi.

"Kau mengambil gambar saat wajahku jelek" gerutu Haechan.

"Mana?" tanya Mark. Haechan mengarahkan layar ponsel ke depan wajah Mark.

"Itu tidak jelek"

"Apanya yang tidak jelek!"

"Kau terlihat imut disana" mendengar itu Haechan mendengus kasar lalu menarik kembali benda pipih itu.

"Setelah ini kau ingin kemana?" lanjut Mark, "entahlah. Mungkin ke toko oleh-oleh disana? Aku melihat seorang anak menggunakan topi hiu dan itu menggemaskan!"

"Memang kepalamu muat"

"Ck, kepalaku tidak besar!"

Mereka menyelesaikan acara makan itu lalu setelahnya menuju tempat oleh-oleh yang disebut Haechan. Di dalam, mereka berdua berpisah. Haechan yang sibuk mencari topi dan Mark yang hanya melihat-lihat ke sekelilingnya. Perhatian Mark jatuh kepada salah satu mainan berbentuk serangga yang menyerupai bentuk aslinya. Pikiran jahat pun terlintas.

"Mark!" seru Haechan sambil berlari-lari kecil dengan wajah yang berseri. Lelaki bermarga Jung itu menoleh dan mendapati Haechan tersenyum lucu menggunakan topi hiu yang dikaitkan di bawah dagu. Haechan menyodorkan ponselnya.

"Foto aku!" pintanya.

Sesuai dengan kemauan lelaki itu, Mark mengambil beberapa gambar. Haechan yang tersenyum lucu, Haechan dengan wajah galak, Haechan dengan wajah konyol, dan Haechan yang mengerucutkan bibirnya. Setelah memfoto, Mark mengotak-atik ponsel itu, berencana untuk mengirim empat gambar tadi ke ponsel miliknya.

"Yak yak yak apa yang kau lakukan!" Haechan mendekati Mark sambil mencoba meraih ponsel miliknya kembali namun tidak dibiarkan begitu saja oleh Mark.

"Awas!" seru Mark lalu melempar mainan tadi kearah Haechan membuat lelaki itu memekik kaget dan mengambil langkah mundur. Kesempatan itu tidak disia-siakan kleh Mark, ia langsung mengirim gambar-gambar Haechan yang ada disana ke ponselnya sambil tertawa.

"MARK JUNG!!"

***

Waktu kini menunjukan pukul delapan malam. Mark mematikan mesin mobil lalu menengok ke bangku penumpang di sebelahnya. Haechan tertidur. Tentu saja, sehabis mereka kembali Mark mengajaknya ke beberapa tempat wisata lain yang langsung disetujui oleh Haechan dengan antusias.

"Haechan" panggil Mark dengan suara beratnya. Tangannya digunakan untuk menoel-noel pipi berisi itu.

"Chan"

"Haechan"

"Seo Haechan" yang dilakukan Haechan hanya memperbaiki posisinya lalu melanjutkan acara tidurnya. Mark tidak punya pilihan lain selain menggendong anak ini lagi.

Ia keluar dari mobil lalu membuka pintu mobil penumpang dan menggendong Haechan ala bridal. Lelaki bermarga Seo itu menyamankan kepalanya pada leher Mark. Membuat sang empu sedikit merinding karena terpaan nafas hangatnya.

***

Setelah keluar dari lift, Mark sedikit kesusahan untuk menekan pin apartmentnya. Begitu berjalan masuk, beberapa sensor yang dilewati Mark membuat lampu menyala dengan otomatis.

Mark meletakkan tubuh Haechan dengan hati-hati diatas kasur miliknya lalu melepas kedua sepatu lelaki itu.

Ia menghela nafas sebentar. Cukup melelahkan juga mengangkat Haechan dari basement hingga ke kamar. Mark pun memutuskan untuk membersihkan dirinya sebelum merebahkan diri di samping Haechan dengan tubuhnya yang terasa lelah.

Sebelum tertidur, ia menghadapkan tubuh ke arah Haechan yang juga menghadap ke arahnya. Ia menyentuh ujung hidung Haechan lalu bergumam.

"Good night"

tbc.

canada || markhyuck Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang