Seusai acara makan siang keluarga yang terbilang dadakan, Mark dan Haechan sekarang berada di salah satu pusat perbelanjaan terbesar di negara itu.
"Apa yang akan kita lakukan disini?" tanya Haechan.
"Kau tidak ingin membeli oleh-oleh?"
"Oh iya! Aku lupa" Haechan menepuk pelan dahinya.
"Kau terlalu asik bersamaku sih" ujar Mark yang langsung diberi cubitan oleh Haechan.
"Kau juga harus membantuku membeli pakaian. Aku tidak membawa apapun kemari"
"Dasar orang kaya" ejek Haechan. Mark hanya tertawa mendengar itu.
Beberapa jam setelahnya dihabiskan Mark dan Haechan mengelilingi tempat itu. Mereka membeli banyak barang dan sejumlah kantong belanjaan berakhir di tangan kanan Mark dengan satu tangan lainnya merangkul Haechan yang asik meminum minuman yang baru saja ia beli.
"Lapar?" Haechan menggeleng.
"Kalau begitu kita kembali"
***
Bruk!
Haechan menghempaskan dirinya ke atas ranjang king size di kamar itu. Mark menyusulnya setelah menaruh barang belanjaan.
"Aku malas mandi" ujar Haechan lalu mendusel pada Mark.
"Kalau begitu tidak usah"
"Tapi aku harus"
"Ya sudah kalau begitu mandi"
"Kau duluan"
"Baiklah-baiklah" Mark berdiri lalu masuk ke kamar mandi.
Haechan mengorek tas-nya, ia mengambil benda pipih yang baru sempat dipegangnya hari ini sejak beberapa hari lalu.
"Halo?"
"Jaemin-ah"
"Yak Seo Donghyuck! Aku pikir kau mati karena tidak kunjung mengabariku!"
"Aish mulutmu itu. Tidak bisakah kau berkata manis sedikit sahabatku?" tanya Haechan dengan nada mengejek.
"Ck apa peduliku. Aku sampai bertanya kepada paman Ten tentang kabarmu"
"Oohh kau khawatir sekali rupanya. Aku baik-baik saja. Aku bahkan membelikanmu oleh-oleh" matanya melirik ke salah satu paper bag.
"Aku tidak butuh oleh-oleh, kau pulang dengan selamat pun sudah cukup. Bagaimana harimu?" Haechan tersenyum lalu mengubah posisi menjadi duduk di pinggir ranjang.
"Menyenangkan! Hari ini aku pergi ke pusat perbelanjaan. Tempatnya sangat besar, bahkan aku yakin kau akan tersesat jika masuk kesana sendiri. Toko-toko disana juga lengkap, aku jadi tidak perlu susah-susah mencari tempat cenderamata. Ah, aku juga membelikanmu tas limited edition yang hanya dikeluarkan di beberapa outlet di dunia!"
"Tidak mungkin.. Jangan bilang kau membelikanku tas yang pernah ku ceritakan waktu itu?!"
"Tentu saja yang itu! Jika kau harus menunggu suami tidak peka-mu itu mengajakmu ke pusat perbelanjaan maka tas itu akan segera habis, bodoh"
"Wah, aku seketika berterima kasih memiliki teman kaya sepertimu"
"Kau harus! Aku membelikan keluargaku beberapa barang lainnya, aku lupa apa saja. Dan oh! Aku membeli gelang couple bersama Mark!"
"... Mark?"
Haechan terdiam. Seketika raut wajahnya menjadi panik.
"Ah bukan bukan. Maksudku-"
"Siapa Mark? Kekasihmu?"
"Bukan! Tidak kok, aku hanya sedikit mengantuk saja mungkin melantur" ia terkekeh.
"Kita bersahabat bertahun-tahun. Jangan coba membohongiku, Haechan"
"Ah sepertinya aku harus pergi sekarang, sampai jumpa Na!"
"Yak! Seo Donghyuck!"
Pip
"Hyuck? Ada apa?" tanya Mark yang baru keluar dari kamar mandi dengan bathrobe. Haechan mengangkat kepalanya dan sial lelaki itu tampan sekali, ia bahkan tidak sempat mengedipkan matanya. Mark berjalan ke hadapan Haechan lalu menangkup pipi itu.
"Hei?" panggilnya sambil menggoyang-goyangkan pipi berisi itu.
"Ish, kau itu tidak bisa mengeringkan rambutmu apa?" ia menarik Mark dan mendudukan lelaki itu di depan meja rias. Tangannya membuka satu persatu laci di meja dan akhirnya menemukan hair dryer.
"Duduk diam!" titah Haechan.
Setelah mengusak rambut basah Mark dengan handuk ia kemudian mengeringkannya dengan hair dryer. Pria bermarga Jung itu hanya menatapi wajah Haechan yang ada di hadapannya.
"Berhenti tersenyum seperti orang gila, kau menakutkan" Mark tertawa.
"Kau yang membuatku gila"
"Wah, apa yang ada dihadapanku saat ini? Buaya kah?" ejek Haechan lalu terkekeh.
Mark menarik pinggang Haechan dan membuat lelaki itu duduk di pangkuannya.
"Y-yak, aku belum selesai" ucap Haechan sambil berusaha turun dari pangkuan lelaki itu. Ayolah, Mark bahkan belum mengenakan pakaiannya!
"Kalau begitu selesaikan" dengan gugup Haechan melanjutkan aktivitas tadi.
"Sudah.." cicitnya. Bukannya menurunkan pria itu, Mark malah memeluknya dan menenggelamkan wajah di ceruk leher Haechan.
"Mark, aku ingin mandi"
"Nanti saja. Kau tidak bau"
"Aku tidak perlu bau untuk mandi" kesalnya. Akhirnya Mark baru melepasnya setelah lima menit di posisi yang sama.
tbc.
Sebentar lagi end kok..
KAMU SEDANG MEMBACA
canada || markhyuck
Fanfic[fluffy] [markhyuck area] Haechan meminta liburan kepada sang ayah, ia pun akhirnya pergi ke sebuah kota di Kanada bernama Vancouver. Kota yang juga mempertemukan dirinya dengan seorang pemuda akibat kecerobohannya sendiri. please leave if you don'...