3. Pregnant

3.4K 213 4
                                    

Pair : NaruSasu
Omega Version

Full Sex

BIJAKLAH DALAM MEMBACA

.. .. .. ..
.. .. ..
.. ..
..

Duduk di depan suaminya dengan tenang sembari membaca buku tentang tanaman bonsai. Ia bersandar dalam pelukan Naruto selama beberapa lama tanpa berpindah posisi.

Naruto mengelus perutnya yang membuncit dengan kedua tangannya. Sesekali mencium kepala Sasuke, mengendus pundaknya, telinga dan sepanjang leher. Tangannya membuka baju Sasuke, lalu memberi pijatan lembut di sepanjang baby tummy istri prianya.

"Sudah hampir jam 10. Tidur Sasuke." Gumam Naruto di dekat telinga Sasuke.

Menggeliat pelan, Sang Raven menutup buku tepat di halaman terakhir. "Entah kenapa aku ingin melakukan hal lain. Tidak mengantuk."

Sinyal!

Naruto menurunkan tangannya sampai ke bawah pusar. Berlama-lama di sana sambil terus mencium pundak Raven.
Tangan tan turun. Masuk perlahan dalam celana Sasuke, terus ke bawah menjamah kemaluan istrinya.

Mengerang, Sasuke memalingkan wajah ke arah Naruto. "A-aahh!"

Mata Sasuke meredup. Naruto selalu cepat bernafsu melihat wajah bergairah istrinya, lantas ia melanjutkan permainan tangannya. Meraba kerutan di dalam lipatan patat halus Sasuke. Menggosokkan jarinya di sana sambil terus mengawasi reaksi Sasuke.

Melepas celana Sang Raven, Naruto melihat kaca di depan ranjang mereka yang menampilkan tubuh keduanya.
Sasuke lebih sensitif ketika hamil. Dia menggeliat, tangannya meremas tangan Naruto sambil mengerjabkan mata yang terasa berat. "Eengh, Na-Narutohh," Sasuke lemas, namun badannya bergerak terus mencari kenikmatan.

Naruto mengawasi dengan mata birunya, lalu menusukkan satu jarinya dengan lembut ke dalam lubang Sasuke. "Aah!" Kejantanan Sasuke menegang. Perutnya mendadak berkedut, bayinya menendang, namun kenikmatan di pantatnya membuatnya sangat kacau sampai ia mengabaikannya.

Naruto menggerakkan jarinya dengan pelan namun penuh penekanan, napasnya berat dan keras. Sasuke terlonjak, mengerang dengan manja, meremas apapun yang dipegangnya.

Ngilu nikmat, sensasi geli yang merambati tulang punggungnya makin menjadi. Ketika Naruto meraih titik lemahnya, Sasuke tidak bisa menahan diri dari desahan panjang. Badannya bergerak-gerak. Tangan Naruto terjepit paha Sasuke yang terkatup karena menahan serbuan sensasi yang timbul. Sesekali terbuka.

Dada keduanya bergemuruh.

Naruto menambahkan dua jari dengan hati-hati. Sasuke membuka mulutnya, merintih antara perih dan nikmat. "Awh, annh. Mmfhh."

Melihat istrinya yang terlihat kacau membuat Naruto makin bersemangat. Ia berusaha menyentuh titik nikmat sasuke, menekannya berulang kali dengan agak keras.

Mulut sasuke membuka. Mengerang keras sambil mencengkram tangan suaminya. "Nnh, naruto!"

"Hhmm."

"Masukkan, nhh cepat masukkan ke dalam!"

"Sudah kumasukkan, jariku."

Sasuke menahan erangan dengan menggigit bibir, diraihnya wajah sang suami untuk dicium. Naruto membalas lebih ganas.

"Engh, mmfh!"

. . .

Cck "hmmm, emhh."

Naruto pernah dengar bahwa perempuan hamil bisa menjadi lebih cantik. Apa berlaku untuk pria juga? Pasti iya.

Sasuke memang cenderung pasif, tapi belakangan ini ia jadi lebih brutal di ranjang. Naruto bukan tak senang, hanya khawatir. Apalagi pria raven itu sedang hamil 7 bulan.

Dan sekarang... "ugh, Sasuke!"

Pria itu mengulum penisnya dengan mata berkilau menggoda. Menjilati ujung lubangnya dan membuat bunyi basah yang keras. Naruto meraba punggung sasuke, terus turun mencapai pantat bulat pria raven itu. Alis Naruto bertaut, napasnya makin berat. Diremasnya pantat sang istri pria.

Sasuke menggeliat geli, ia masukkan penis naruto dalam sampai mencapai kerongkongan.

Dua jari Naruto kembali masuk. Pantat Sasuke sontak mencuat dengan lengkungan punggung erotis. Ia mengerang, hampir ingin menggigit penis dalam mulutnya.

Jari Naruto menggali, mencari setitik daging yang bisa membuat kacau istrinya.
"Mmh, ahhh. Ngh ah!" Sasuke melepas kulumannya. Mendesah keras. Suaranya serak.

Naruto mengubah posisi. Dibirkannya Sasuke menungging, sementara ia di belakang, memberi jilatan pada pantat sasuke yang memerah. Jari kembali ia masukkan. Sasuke mengerang, memanggil namanya disertai desahan memohon.

Jari kaki Sasuke bergerak kaku, tak tahan dengan serbuan nikmat berlapis-lapis. Matanya berkaca-kaca.

"Akuh, engh penismu. Masukkan penismu. Narutoh, aah!"

Naruto terkekeh. Menegakkan badan. Sekali lagi ia mengelus kandungan Sasuke. Menjilat tengkuk istrinya sambil menusuk perlahan-lahan.

"Akhh, ahh!" Sasuke merintih, antara nikmat dan perih.

Naruto menahan napas, melirik ke arah mereka terhubung lalu mendorong lebih keras lagi sampai masuk seluruhnya. Bersamaan dengan itu Sasuke menggigit bantal, "Enggh, nmmmgh. Ah ah!"

Pinggul bergerak tenang tapi dalam, Naruto berusaha untuk tidak menampar pantat memerah itu, dan memberi remasan gemas.

Pinggul bergerak cepat, tubuh Sasuke bergerak maju mundur, terhentak-hentak sambil memegangi perutnya, bayinya mendadak menendang. Mata Sasuke berkaca-kaca, menahan nikmat yang membuat kepalanya blank juga menahan nyeri pada perutnya.

Tiba-tiba tangan lain mengelus perutnya, "apa sakit?" Naruto bertanya dengan napas berat berhembus di telinga. Sasuke mengerang, "tidak. Tusuk lebih keras, Sayang. Dia kuat."

Naruto tersenyum. Menusuk dengan cepat.

"Aaahhh, mfh. Enak... lagi, uumhh, ah."

Astaga. Naruto bisa mati terpesona jika Sasuke terus-terusan bertingkah binal.

"Umh, Sasuke ah."

Dinding saluran rahim Sasuke berkedut keras, memijat penis Naruto sampai pria itu hampir gila dengan sensasinya.

Pergulatan mereka berakhir ketika Sasuke sudah mencapai klimaks ke dua. Setelahnya ia mengeluh, "sakit."

"Apanya?"

"Pantat."

Naruto terkekeh, mengelus pantat istrinya sambil sesekali meremas. "Tidurlah."

"Ng, ya."

Duosn't (Oneshoot) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang