Chapter 23• I Love You.

2.5K 201 11
                                    

Jevin membaca pesan di ponsel Petra itu. Di jam makan siang ini, Jevin lagi lagi menghabiskannya di sebuah cafe outdoor bersama adik iparnya itu. Petra memberitahu Jevin soal pesan dari Kris, namun ia tidak menunjukkan video itu, pastinya. Ia menunjukkan lagi pesan baru dari Kris, yang masih mengancam.

'Gimana? Udah ada keputusan? Nyerah? Give  my Jennie back to me. -Kris.'

"Banci." Umpat Jevin seraya menyerahkan kembali ponsel Petra. Petra mematikan rokoknya di atas asbak lalu menyimpan ponselnya di saku kemejanya.

"Gue harus apa, Jev? Itu semua.... ngehantuin gue." Ujar Petra lesu.

"Jagain Jennie, jangan sampe si banci itu nyentuh dia. Lo jangan kemakan semua omongan Kris. Dia bisa apa? Duit aja gak ada. Kerjaan? Apalagi." Sahut Jevin seraya mengunyah makanannya.

"Maaf ya gue harus cerita ini, gue gak bisa nyimpen semuanya sendiri lagi, Jev. Udah gak sanggup gue." Ujar Petra yang dibalas dengan anggukan oleh Jevin.

"Ngerti kok gue. Gue juga awal awal pernikahan dulu kerjaannya curhat sama bokap." Ujar Jevin santai. Petra hanya diam dan menghela nafasnya.

"Tra, lo punya segalanya. Harta lo itu banyak banget, Kris? Kalah jauh! Apa sih yang dia punya? Cinta luar biasa doang ke Jennie? Gak cukup! Yang ada nyokap bokap gue ngamuk ngamuk adek gue gak bisa makan. Jennie udah cinta sama lo, terus apa yang lo takutin? Lo lawan Kris, hadepin-"

"Gue cuman gak mau Jennie tau soal ini, Jev. Gue gak mau Jennie kepikiran." Keluh Petra.

"Iya, gue ngerti. Kita usahain jangan sampe Jennie tau." Ucapan Jevin itu hanya dibalas dengan anggukan Petra.

Beberapa saat kemudian,

Petra mematikan batang rokoknya itu dengan cara menginjaknya di aspal. Sudah 30 menit ia menunggu kehadiran seseorang yang ia nantikan sejak tadi. Ia sudah memantapkan dirinya, ia akan menghabisi Kris. Ia akan membuat Kris bertekuk lutut dengannya dan menggagalkan semua rencananya.

"Nunggu gue?"

Petra menoleh ke sumber suara yang mengejek itu, Kris sudah berjalan ke arahnya dengan santai dan senyum licik miliknya. Tangan Petra mengepal kuat saat Kris sudah berdiri di hadapannya. Seolah menantangnya, Petra menegakkan tubuhnya, menatap Kris dengan tak kalah tajam.

"Gue gak tau maksud lo apa dengan ngelakuin semua itu. Tapi pastinya lo harus tau, Jennie udah milik gue. Dia udah cinta sama gue, gue pun cinta sama dia. Jadi, semua yang lo lakuin itu sia sia." Ujar Petra dengan suaranya yang semakin berat.

Kris tertawa mengejek,"Yakin? Cinta doang gak cukup, bro. Lo tau nyokapnya Jennie itu berkuasa banget. Dan dia dukung gue. Jadi, gak ada yang bisa lo lakuin selain nyerah."

"Gue peringati lo sekali lagi, jangan pernah sentuh Jennie. Kalo lo mau hidup lo aman." Desis Petra.

"Mending lo ajarin Jennie, gimana caranya have sex yang bener-"

BUK!

Belum sempat Kris melanjutkan ucapannya, Petra langsung melempar tinjuan ke rahang Kris hingga lelaki itu tersungkur di lantai. Petra terlihat benar benar emosi, ia bahkan tidak peduli beberapa orang mulai menghampiri mereka seolah ingin melerai keduanya. Kris bangun dari posisinya, menatap Petra dengan senyuman miringnya.

"Kenapa? Tersinggung? Sedih? Karna jauh sebelum lo, gue udah nyicip duluan." Ujar Kris dengan santai.

"Brengsek lo! Sekali lagi lo ngelecehin istri gue, abis lo!" Bentak Petra yang hendak menghajar Kris lagi namun orang orang di situ sudah memisahkan keduanya dan mengatakan 'stop'.

Unconditional Love (TH x JN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang