Chapter 30• Mom's blessing.

2.3K 207 16
                                    

Petra memandang pintu kamar yang tertutup itu. Jennie masih belum keluar dari kamar itu. Petra mulai frustasi, ia merasa sangat bersalah. Ia bahkan tidak tahu bagaimana cara membuat Jennie agar memaafkannya. Karna ia tahu, ia sudah benar benar keterlaluan.

"Jennie?" Panggil Petra seraya mengetuk pelan pintu kamar itu.

"Makan di luar, yuk?" Ujarnya lagi.

Masih tidak ada jawaban. Petra menghela nafasnya dengan kasar, ia merindukan Jennie. Ia ingin sekali memeluk dan mengacak acak pipi istrinya itu.

"Jennie, aku minta maaf, ya? Aku bakal lakuin apa aja yang kamu mau. Tapi tolong, keluar. Bicarain baik baik. Kamu mau bentak aku? Oke, silahkan, mau maki maki aku? Silahkan, mau jambak aku? Silahkan, tapi jangan kayak gini." Lirih Petra yang mulai menempelkan dahinya di pintu itu.

"Aku gak akan bisa tidur dengan kondisi kamu kayak gini, Jennie. Please."

Petra refleks menjauhkan tubuhnya saat mendengar bunyi kunci dari balik pintu itu. Dan benar saja, wajah judes Jennie terpampang jelas di hadapannya. Jennie memakai piama tali spagetinya yang berwarna soft pink dengan panjang di atas lutut itu kini berdiri dengan kedua tangan yang melipat di dadanya.

"Kamu bakal lakuin apa aja yang aku mau?" Tanya Jennie dengan sinis. Petra langsung mengangguk semangat.

"Apa pun, aku turutin. Asal mau maafin aku." Ujar Petra, tangannya bergerak hendak meraih kedua tangan Jennie namun istrinya istrinya itu bergerak seolah menolak.

"Oke, aku maafin kamu, asal kamu berani tegas dan-"

"Ngomong sama mama?" Potong Petra.

Jennie mengerutkan dahinya,"...Kok tau?"

Petra tersenyum bangga,"Tanpa kamu suruh, udah aku lakuin, sayang."

"K-kapan?"

"Tadi siang. Aku ketemu mama, aku bilang semuanya. Dan mama diem, kayak mikirin gitu. Aku minta demi kamu dan anak kita, bukan demi aku." Ujar Petra. Jennie terdiam.

"Udah, kan? Syaratnya dipenuhi, kan?" Tanya Petra.

"Kalo gitu, maafin aku, dong? Tidur sama aku, dong? Aku kangen banget. Mau peluk." Petra memasang wajah sedihnya seraya merentangkan kedua tangannya, menunggu Jennie yang masih gengsi itu untuk berhambur ke pelukannya.

"Kok diem aja? Suaminya kangen, loh? Katanya mau jadi istri berbakti?" Ujar Petra seraya memajukan bibir bawahnya.

Lalu langkah Jennie terlihat ragu namun ia tetap maju, hingga kini kedua tangannya menempel di dada Petra. Petra tersenyum senang dan merengkuh tubuh mungil itu dengan begitu erat, ia menghirup aroma dari rambut Jennie dalam dalam, lalu menghelanya dengan lega.

"I miss you so much." Bisik Petra seraya mengecup puncak kepala Jennie sekilas.

"Ngeselin, ngeselin, ngeselin!" Ujar Jennie seraya memukul mukul punggung Petra yang justru membuat lelaki itu terkekeh dengan suara beratnya dan mengeratkan pelukannya.

"Iya kan aku minta maaf sayaaaaang." Ujar Petra, terkekeh.

"Terus ini mau makan dimana?" Tanya Jennie yang mulai melonggarkan pelukan mereka namun tidak melepaskannya, kepalanya mendongak menatap Petra yang juga menatapnya dengan senyuman manisnya.

"Kamu pilih aja, aku ikut." Jawab Petra seraya menyelipkan rambut Jennie ke belakang telinganya.

"Hmm.... aku mau salmon! Sushi!"

Petra mendecak frustasi,"Aku kan gak suka salmon sayang...." Rengeknya.

"Ya katanya aku yang pilih? Bebas, dong? Ini si bayi loh yang mau! Tega?" Ujar Jennie seolah menantang.

Unconditional Love (TH x JN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang