Part 19

24 10 9
                                    

"Mami," panggil Adiva sambil menarik celemek hello kitty sang mami.

"Apa sayang?" Adriana yang tengah sibuk mencuci piring sembari membalikkan ikan menoleh ke arah sang anak.

"Diva pengen es klim," rengek Diva sambil bergelayut manja di kaki jenjang Adriana.

"Ada kok di kulkas sayang. Lihat gih." Titah Adriana mengelus rambut hitam Diva.

Diva menggeleng cepat, "Gak mau. Diva mau es klim yang lain."

"Loh? Kenapa sayang? Baru semalam mami beli es krim nya untuk Diva." Adriana mengecilkan api kompornya terlebih dahulu lalu mensejajarkan tubuhnya dengan sang anak.

"Pokoknya Diva gak mau. Titik!" Adiva langsung cemberut dan memanyunkan bibirnya.

"Princes nya mami merajuk nih," Adriana yang melihat putrinya memanyunkan bibir.

Diva tak bergeming.

Adriana yang semakin gemes melihat tingkah lucu Diva lalu menoel pipi gembulnya. 

Adriana tersenyum, "Yaudah deh mami bolehin."

"Hole," teriak Diva kegirangan.

"Panggil gih abang Kenzo nya di kamar."

"Siap buk bos."

Diva melengos pergi dengan berlari kecil meninggalkan dapur.

Adriana menggelengkan kepalanya dan melanjutkan masakannya yang sempat tertunda.

Setelah selesai memasak ikan gurame pedas manis, Adriana mematikan kompornya. Dan melanjutkan memotong sayur.

Beberapa menit kemudian Diva kembali dengan berlari ke dapur dengan muka ditekuk. Adriana yang heran dan sekaligus kaget.

"Kenapa sayang mukanya ditekuk gitu?" tanya Adriana.

"Bang Kenzo pula-pula gak dengal Diva panggil Mi," rengek Diva.

"Diva udah ketok pintu kamarnya?" tanya Adriana.

"Udah Mi."

Awas tu anak, Geram Adriana.

"Jangan sedih sayang, mami yang bakal turun tangan." ucap Adriana sambil mengelus pipi Diva.

"Kenzo!" teriak Adriana menggelegar.

Hening.

"Kenzo!" teriaknya sekali lagi.

Adriana menarik nafas, kesabarannya sudah habis. "Kenzo!"

Satu kali, dua kali, sampai ketiga kalinya Adriana memanggil tidak ada sahutan.

Adriana meninggalkan dapur sambil membawa baskom yang kosong. Dari belakang, Diva mengikuti Adriana yang sudah menaiki tangga.

Tiba didepan pintu kamar Kenzo, Adriana dengan santainya membuka pintu tanpa persetujuan si pemilik kamar.

Plak!

Tanpa aba-aba Adriana langsung mendaratkan baskom yang berukuran sedang ke pantat Kenzo.

"Aduh, aduh, aduh! Sakit!" Kenzo yang masih setengah sadar langsung loncat-loncat diatas kasur sambil memegang pantatnya yang nyeri.

"Yaa Allah Mi. Sama anak sendiri gak ada rasa kasihan." Lanjut Kenzo.

"Salah kamu sendiri. Diva dari tadi manggil kamu dan ngetok pintu kamar kamu, tetap juga gak nyahut. Mama juga udah tiga kali manggil. Kamu tu ya heran mami lihat, tidur kayak orang mati. Atau kamu pura-pura tidur?" selidik Adriana memainkan alisnya didepan Kenzo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 03, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang