Part 8

152 69 81
                                    

Seseorang memukul pundaknya dari arah belakang. Sontak Kenzo terkejut.

"Lo ngapain sendiri disini?" tanya seorang dari belakang punggung Kenzo.

Kenzo membalikkan badannya, melihat siapa pelaku memukul pundaknya. Ia ingin menjadikan pergedel orang yang dibelakangnya saat ini juga.

"Lo bisa gak manggil orang tu secara baik-baik? Hampir copot jantung gue!"

"Eh, sory bro." Ucapnya dengan setulus mungkin.

"Lo lihat apaan sih? Sampe serius gitu, heran gue." Tanya cowok didepannya sambil mengikuti arah pandangan Kenzo.

Yap, dia adalah Galen Radhika si ketua osis sekaligus pacar Viana.

Gue lihat cewek lo dugong!

Kenzo tersenyum iblis, kali ini ia akan mengerjai Galen atas perbuatannya menyakiti Via. "Di ujung koridor, tadi gue gak sengaja melihat gadis dengan rambut terurai panjang trus kakinya yang nggak menyentuh lantai. Gue penasaran lah, gue perhatiin terus tu gadis berambut panjang. Tiba-tiba dia lihat ke gue." Alibi Kenzo. Sambil menunjukkan arah cewek yang ia jumpai.

"Pagi gini mana ada setan. Mata lo bermasalah tuh, coba lo periksakan."

"Yaudah kalau lo gak percaya. Gak bakal gue lanjutin ceritanya ni."

"Canda gue nyet. Terus terus?" tanya Galen.

"Lo penasaran ya?" Kenzo menggoda Galen yang keponya sudah melebihi level target.

"Alah kamvret, gue mati penasaran ni! Cepat aja lo sambung ceritanya!"

"Cerewet lo!"

"Ternyata muka tu cewek cantik juga ya." Kenzo mulai menceritakan sambungan dari ceritanya.

"Lah elah bambang! Dalam sejarah muka setan gak ada cantiknya." Cetus Galen.

"Lo juga setan! Muka lo gak ada gantengnya sedikit pun." Jawab Kenzo.

"Ehh, setan lo."

"Setan teriak setan." Ucap Kenzo yang mulai berlari menghindar tumbukkan maut dari Galen.

"Awas aja lo yaa Kenzo!" Suara Galen menggelegar di koridor.

Kenzo berlari dengan kecepatan penuh, sekali-kali ia melihat keberadaan Galen yang Sangat jauh dibelakang. Sampai ia gak menyadari didepannya ada seorang gadis membawa sebuah buku dipegangannya. Kenzo menyenggol bahu gadis didepannya.

"Aww." Ringis kesakitan dari gadis di depannya sambil memegang bahunya yang terasa sangat sakit.

Buku yang ada dipegangannya terjatuh ke lantai setelah manusia yang didepannya menyenggol dirinya.

"Eh, sory. Gue gak sengaja." Kenzo mengucapkan setulus mungkin dengan mengambil buku gadis didepannya jatuh ke lantai.

"Kalo jalan tuh pake mata, bukan pake hati." Sinis gadis di depannya.

"Tunggu, muka lo kayak pernah gue lihat." Kenzo memperhatikan wajah gadis yang cerewet didepannya dengan teliti.

"Seenak jidat lo ngatain muka gue pasaran."

"Nama lo Quenby kan?" tebak Kenzo.

Arasya terdiam sejenak dengan panggilan namanya yang baru. "Gue terharu, cuman manusia kayak lo manggil gue Quenby," Penjelasan Arasya.

"Lebay lo Arasya."

"Lo suka membalikkan hati seseorang ya, tadi lo bikin gue senang. Sekarang lo buat gue sedih dengan hitungan detik aja."

"Yayaya, gue panggil lo mulai sekarang Quenby."

"Gini kek dari tadi, hati gua senang kembali."

"Hmm, gue boleh minta tolong sama lo?"

"Apaan?"

"Lo kan sahabat dekat Via, jadi gue minta tolong sama lo kasih tau gue kegiatan Via selama di sekolah, atau kesukaannya. Terserah lo aja, pokoknya berkaitan dengan Via. Hati gue udah jatuh sejatuh-jatuhnya ke hati sahabat lo, jadi mulai sekarang gue mencari tau tentangnya dulu."

Arasya sangat terkejut dengan kejujuran dari seorang Kenzo secara langsung. Setaunya Kenzo tidak pernah dikabarkan mempunyai kekasih maupun berjuang mendapatkan hati seorang gadis.

"Gue mau ngomong secara jujur ni. Lo yakin bisa memperjuangkan nya setelah mereka putus? Setau gue sih Via tuh baru pertama kali pacaran loh dan hubungannya langgeng. Kalau mereka putus, so pasti Via agak susah melupakan kenangan. Menurut gue ya. Dari cerita gue barusan, lo bisa terima resiko ke depannya nanti?"

"Gue pasti bisa memperjuangkannya dengan seluruh kekuatan gue, sampe gue menemukan dimana titik gue merasa lelah dan apapun resikonya gue pasti bisa menjalaninya." Ucap Kenzo dengan tekad kuat.

"Kalau tekad lo kuat, gue percaya sama lo. Gue akan kasih tau semua tentang Via."

"Kapan lo kasih tau gue?

"Hari weekand kita jumpa, terserah lo dimana tempatnya. Gue tinggal terima bersih aja."

"Minta nomor whatsapp lo? supaya gue bisa menghubungi lo."

"0822×××××××× itu nomor gue."

"Kalau gak ada keperluan lagi, gue ke kelas ya." Sambung Arasya.

"Eh, tunggu dulu." Kenzo membuka resleting tas sekolahnya mengambil coklat dove berbentuk love.

"Nih, untuk lo. Karna lo udah tolongin gue mendapatkan informasi." Kenzo menyerahkan cokelat yang ia beli.

"Thanks ya." Arasya mengambil cokelat yang diberikan Kenzo.

"Okey, pokoknya jangan lupa dengan janji lo."

"Sip, Gue ke kelas dulu." Arasya melenggang pergi menuju kelasnya.

Kenzo yang masih memperhatikan punggung Arasya sampai menjauh menaiki tangga lantai 1.

Tanpa Kenzo sadari, dibalik tembok besar. Seseorang mendengar percakapan mereka berdua sejak dari tadi dengan tersenyum menyeringai terukir di ujung bibir nya.

***

To be continue

Kepo dengan kelanjutannya?

Ditunggu part selanjutnya yaa:)

Jangan lupa vote dan comment

Terimakasih♡

Salam Hangat 💙

VainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang