Plak!
Tiba-tiba seseorang datang, lantas menempuk bahu Delvin dengan keras dan sedikit dorongan dari arah belakang.
Rambutan didalam mulutnya meloncat keluar hingga mendarat mulus di meja. Hampir saja ia menelan bulat-bulat rambutan beserta bijinya.
"Bangsat! Sialan!" umpat Delvin.
Kedua temannya lantas mendongakkan kepalanya.
Delvin membesarkan pupil matanya mengetahui siapa yang mendorong bahunya. Lelaki itu hanya mencengir sambil memainkan kedua alis.
"Bangke! Ternyata lo!"
"Hehehe, maaf." cengir lelaki itu.
"Gampang banget lo bilang maaf, saat teman lo hampir naas menelan rambutan."
"Gue gak tau kalau lo lagi makan rambutan." Ucap Arka yang sudah menduduki bokongnya dikursi kosong sebelah Delvin.
"Ngeles aja lo!"
"Udah selesai membacotnya?" kali ini Kenzo jengah mendengar keributan dua tuyul didepannya.
"Diam lo!" ucap mereka serentak.
Alhasil mereka saling memandang lalu membuang muka kearah lain.
Kenzo dan Azka tersenyum geli melihat kelakuan kedua sahabatnya.
Azka kembali menatap Arka yang sibuk melihat layar ponsel, "lo dari mana aja? Kok baru muncul kepermukaan."
"Tadi ada urusan mendadak."
"Urusan apa?" selidik Delvin
"Kepo lo!"
Delvin mendengus kesal, sahabat laknat satu ini tidak terlalu terbuka. Bertolak belakang dengan Kenzo, saking terbukanya ia menceritakan setiap penghuni KK nya. Dan Azka yang tingkahnya absurd. Walaupun sahabatnya tidak ada akhlak sama sekali, Delvin bahagia. Eits tapi boong! Ia hampir menjual ginjalnya serta penghuni organ lainnya demi memeriksa kejiwaan para sahabatnya. Cukup gila bukan? Hanya bercanda, Delvin masih waras.
"Gue mau ngasih tau sesuatu, tapi sebelum itu, no hujat-hujat club, oke?" ucap Arka, yang tiba-tiba saja bicara.
"Apaan njir? Lo abis maling bakwan lagi?" tebak Kenzo, asal.
Arka menendang sebelah kaki Kenzo cukup kuat. "Gak usah ngomongin diri sendiri!"
"Trus apa dong? Mendadak kepo gue." sahut Azka.
Arka mengotak-atik ponselnya, lantas menyodorkan benda pipih itu pada teman-temannya. "Dia cewek gue. Baru jalan sebulan."
"Anjir bening cuy!"
"Selera lo boleh juga."
"Boleh lah kirim, buat bahan." sahut Delvin. Arka lantas memiting kepala lelaki itu.
"Mirip tokek gosong kok bangga," celetuk Kenzo. "Cakepan juga doi gue lah."
Arka melempar kulit rambutan tepat diwajah Kenzo, "Encer kali tu mulut ngatain cewek gue."
"Sekolah mana cewek lo?" tanya Azka.
"Satu sekolah kok dengan kita."
"Seriusan? Kok gue belum pernah lihat ya." Ujar Delvin. Berusaha mengabsen setiap wajah cewek yang pernah dijumpainya.
Kenzo menzoom wajah perempuan yang ada di dalam foto. Kenzo meneliti setiap inci wajah perempuan itu.
"Woi! Siniin handphone gue. Jangan-jangan lo suka sama dia! Pokoknya gak boleh, dia punya gue!" Arka merampas handphone nya kembali dari tangan Kenzo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vain
Teen FictionKenzo lelaki dengan sejuta kelebihan fisik yang dimilikinya, terlahir hampir mendekati kata sempurna. Namun sayang, seumur hidup ia tak pernah merasakan hangatnya cinta. Pernah jatuh, namun belum cinta. Itulah yang ia rasakan. Mengejar namun tak per...