"Baksonya satu, Kang! Kalau Akang Sukijo ikhlas mie nya banyakin ya."
"Batagor Kang! Jangan lupa!"
"Ya Allah Kang! Gue udah berlumut nungguin ni!
"Kang! Kembalian 1000 gue mana!?"
"Air panas!"
"Air panas!"
Suara riuh mulai terdengar dari dalam kantin. Saat ini, kantin menjadi objek utama di kunjungi siswa jam istirahat untuk mengisi perutnya dari pada mengunjungi perpustakaan yang menurut mereka sangat membosankan.
Termasuk Via beserta kedua temannya memasuki kantin yang sudah di padati siswa lain. Mereka melihat sekeliling mencari meja yang kosong.
"Ada meja kosong tuh disudut jendela." Qila menunjuk ke arah meja yang dituju.
Mereka berdua mengikuti arah pandangan Qila. "Jeli juga mata lo." Ucap Via takjub. Mereka langsung menuju meja yang kosong.
"Siapa yang mau pesan makanannya?" tanya Arasya.
"Gue aja Sya. Kalian mau pesan apa?" tanya Kaila
"Gue bakso sama es teh." Sambung Arasya.
"Lo pesan apaan Via?" tanya Qila.
Sejak dari tadi Via hanya diam seribu bahasa. Moodnya sekarang hancur. Via sama sekali tidak ingin memasuki kantin, ia hanya perlu ketenangan dalam dirinya. Dari paksaan kedua sahabatnya, ia berhasil memasuki kantin dengan langkah yang berat.
"Gue samain kayak lo aja." Tanpa menoleh ke arah sahabatnya. Ia masih fokus melihat benda pipih yang tertera room chat whatsapp digenggamannya.
"Muka gue disini, bukan di layar handphone lo!" Ucap Qila dengan nada sedikit tinggi.
"Maaf." Lirih Via.
"Udah deh Kai, jangan emosian. Via samain kayak gue aja." Arasya mencegah perdebatan antara kedua sahabatnya.
Kaila langsung meninggalkan mereka menuju Kang Sukijo.
"Lo kenapa sih? Dari tadi gue perhatiin lo selalu lihat handphone." Tanya Arasya.
"Gapapa kok." balas Via seraya menatap Arasya didepannya. Sambil menyimpan handphonenya kembali ke dalam saku rok.
Tak ada senyuman bahagia, melainkan raut wajah yang terlihat sendu.
Arasya menatap lekat tepat manik mata Via. Ia dapat membaca arti dari tatapan itu, ada sesuatu hal yang disembunyikan dari sahabat di depannya.
"Jangan bohong lo! Gue tau lo lagi menyembunyikan sesuatu." Tuding Arasya.
"Kok kalian Serius kali sih." Kaila meletakkan nampan berisi makanan yang dipesan. "Kalian bahas apaan? Kok gue gak diajak?" ucap Qila memanyunkan bibirnya ke depan.
"Tuh si Via gak mau cerita kalau ada masalah." Ucap Arasya sambil menuangkan saos ke dalam mangkok baksonya. Ia sangat suka dengan sensasi pedas dari saos.
"Coba lo ceritain deh. Gue penasaran." Lanjut Arasya, memasukkan bakso ke dalam mulutnya.
Via mendengus pasrah, lalu ia mengambil alih saos yang sudah berada ditangan Qila.
"Untung gue punya kesabaran."
"Dua hari yang lalu, sifat Galen berubah ke gue. Sifatnya mulai terlihat cuek, trus setiap ngechat dia selalu lama balasnya. Seingat gue, kami gak ada masalah sebelumnya kok." Jelas Via. Meletakkan saosnya kembali.
"Cuek? Balasnya lama? Kok gue punya firasat aneh ya."
"Galen balas chat lo sampai berapa menit?"
"Gak pake detik ataupun menit. Malahan sampe berjam-jam." Tutur Via.
"Gilak! Seriusan lo?!" ucap mereka serentak.
"Seriusan. Gue gak bohong."
"Sini, handphone lo! Gue mau lihat." Kaila langsung merampas handphone milik Via.
Mereka berdua bersamaan melihat room chatnya.
Ming,06
Anda
P
Pagi
Jangan lupa sholat ya
05.00Kamu udah serapan?
07:30Jangan lupa sarapan ya ♡
08:00Galen
Mbb, tadi aku ada urusan
10:00Anda
Oh ya. Gapapa kok :)
Read.Sen,07
Anda
Pagi Zeyeng ♡
Jangan lupa sholat ya
05.00Galen
Okey
05:30Anda
Kamu bisa jemput aku?
06:00Galen
Bisa kok
06:15Anda
Kamu udah otw?
06.30Kok kamu belum jemput aku?
Macet ya di jalan?
Gapapa kok, kalau kamu gak bisa.
06:35
Read."Gimana menurut kalian? Gue harus apa?" tanya Via.
"Guys! Dia online." Suara kencang Arasya.
Mereka serentak melihat ke layar handphone yang masih menyala tanda notifikasi masuk dari WhatsApp.
"Kok Galen belum balas chat lo Vi? Padahal online loh." Ucap Arasya mulai curiga.
"Coba tunggu sebentar. Mungkin dia lagi balas chat yang lain." Qila mencoba menenangkan situasi.
5 menit berlalu.
Pikiran Via berkelana entah kemana. Ia belum bisa berfikir positif sedikit pun. Masalah hati selalu membuatnya lelah.
"Gilak! Udah lima menit, kok Galen belum balas chat lo Vi? Kenapa?"
"Dia online untuk siapa sih?!"
"So pasti bukan untuk lo Vi. Gue yakin 100 persen."
"Atau...." Kaila menjeda kalimat selanjutnya. "Galen punya cewek lain selain lo." celetuk Qila.
"Asal ngomong aja lo! Sini gua tabok mulut lo!" Ucap Arasya kesal.
Suara notifikasi whatsapp berbunyi lagi. Via langsung membukanya. Ternyata... Galen membalas chatnya. Senyuman terukir lolos disudut bibirnya.
Galen
Maaf ya, aku gak bisa nganter kamu pulang. Aku ada rapat osis pulang sekolah. Gapapa ya kamu pulang sendiri aja hari ini :)
10:15Senyuman yang awalnya bahagia, seketika berubah dalam hitungan detik saja. Hatinya terasa sangat sakit, bagaikan batu yang jatuh secara bertubi-tubi menghempas dirinya.
"Boleh gue mundur sekarang?" bathin nya.
***
Salam Hangat ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Vain
Teen FictionKenzo lelaki dengan sejuta kelebihan fisik yang dimilikinya, terlahir hampir mendekati kata sempurna. Namun sayang, seumur hidup ia tak pernah merasakan hangatnya cinta. Pernah jatuh, namun belum cinta. Itulah yang ia rasakan. Mengejar namun tak per...