Kenzo pun mulai menghitung, dengan mengulurkan tangan nya kebawah sebagai kode menghitung dengan jari nya. Mereka semua melihat pergerakan jari kenzo yang mulai bergerak.
Satu
Dua
Tiga
Mereka serentak membalikkan badan dihitungan terakhir.
Betapa terkejutnya mereka, asal suara berdehem tersebut ternyata dari guru penjaga perpustakaan yang sudah berada di belakang mereka sejak dari tadi.
"Eh, ibuk cantik. Apa kabar buk?" Tanya Kenzo. Dengan nada suara sok ramah menampilkan senyuman khasnya yang sangat manis semanis gula.
"Sudah lama kita tak berjumpa yaa buk." Sahut Delvin
"Ibuk kok semakin lama semakin cantik aja yaa." Azka menggoda guru di depannya agar mereka terbebaskan.
"Ibuk sejak kapan berada disini? Jangan-jangan ibuk mengintai kami dari belakang ya?" ucap asal Arka.
Guru penjaga perpustakaan menatap muridnya dengan penuh amarah yang ingin meledak. "Kalian berempat jangan berusaha untuk kabur, saya tau isi pikiran kalian masing-masing. Jadi jangan harap kalian bisa membohongi saya. Dan kalimat manis kalian itu gak bakal membuat saya terhanyut. Satu lagi, saya dari tadi mencari keberadaan kalian untuk membersihkan perpustakaan sesuai dengan perjanjian yang sudah disepakati."
"Ayok! Ikuti saya ke perpustakaan. kalian harus merapikan buku yang berserakan, lantai perpustakaan yang harus di sapu. Pokoknya banyak tugas untuk kalian berempat." Ujar nada ketus guru penjaga perpustakaan. Yang sudah melangkah duluan meninggalkan mereka berempat yang masih melongo.
Kenzo melihat keberadaan guru penjaga perpustakaan yang sudah menghilang diujung koridor. Ia nggak boleh menyianyiakan situasi yang sangat bagus ini. "Ayok kita kabur dari sini, sebelum ibuk tu mengetahui keberadaan kita." Ucap Kenzo yang penuh semangat.
"Tapi Kenzo kita akan kenak masalah lebih besar kalau kita kabur." Sambung Arka.
"Menurut gue ide kenzo itu brilian, ini kesempatan kita untuk kabur." Ucap Azka yang penuh semangat.
Delvin memikirkan secara matang ide dari Kenzo. Ia sebenarnya setuju, hari ini ia merasa cukup lelah. "Ayok kita kabur sebelum ibuk tu melihat keberadaan kita."
"Tapi guys... " ucap Arka terpotong. Ketika salah satu temannya menarik tangan nya untuk berlari menjauh dari koridor sekolah.
Belum beberapa langkah mereka berlari menjauh dari koridor, suara teriakan dari ujung koridor terdengar sangat nyaring membuat siapa saja yang mendengarkan akan merasakan mendengung sakit dibagian telinga.
"Berhentiiiiiii......!!!!!" Teriakan guru penjaga perpustakaan diujung koridor yang menggunakan TOA.
Guru penjaga perpustakaan pun berjalan dari ujung koridor dengan membawa TOA yang berada ditangan kanannya dengan menatap muridnya dengan tajam seperti burung elang yang ingin memaksa makanannya.
Sontak mereka berempat mengurungkan niatnya yang melanjutkan berlari, dan berusaha membalikkan badan melihat kehadiran sang guru dari ujung koridor yang mulai mendekati mereka dengan membawa sebuah TOA ditangan kanannya.
Keringat dingin mulai bercucuran membasahi baju mereka berempat, dan kaki mereka terasa lemas berdiri menahan berat badan mereka masing-masing.
"Ini semua gara ide Kenzo!" Ucap Arka yang sudah diselimuti rasa ketakutan.
"Gak ada yang saling menyalahkan satu sama lain, masalah ini kita selesaikan secara bersama." Timpal Delvin secara bijak walaupun keringat dingin sudah membasahi baju nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vain
Teen FictionKenzo lelaki dengan sejuta kelebihan fisik yang dimilikinya, terlahir hampir mendekati kata sempurna. Namun sayang, seumur hidup ia tak pernah merasakan hangatnya cinta. Pernah jatuh, namun belum cinta. Itulah yang ia rasakan. Mengejar namun tak per...