CHAPTER 10
“A-apa?”
Chae Hee merasa sekujur tubuhnya lemas. Bahunya merosot dari kursi taman dimana ia duduk bersandar sekarang. Tanpa sadar, ia menjauhkan ponsel dari telinganya. Rasa syok menerjangnya begitu hebat. Spontan, ia menutup mulut dengan telapak tangannya kemudian terisak. Kembali terisak untuk yang kesekian kalinya, hari ini.
“Ha-halo? Chae Hee? Kau mendengarku?” Suara lembut milik Jin Ri menguasai pendengaran gadis itu. Ia tersadar dan segera menempelkan ponselnya lagi pada telinga.
“Ya, Eonni,” jawabnya cepat.
Terdengar helaan napas lega. “Yoo Seung akan berangkat tiga jam lagi. Tapi dia sudah ada di bandara sekarang? Kau ada dimana?”
Chae Hee menghapus air matanya, suara seraknya membalas. “Maaf, Eonni.”
Jin Ri berdecak kesal. “Sepertinya dia sedang menunggu kedatanganmu. Sedari tadi, dia tidak mau bicara apa-apa. Sepertinya dia sedih belum sempat mengucapkan salam. Jadi, kau cepatlah kesini.”
Dalam hatinya, Chae Hee berpikir. Jin Ri Eonni memang seperti malaikat. Ia selalu baik pada setiap orang yang dikenalnya. Dia bahkan bisa mengerti tentang hubunganku dan Yoo Seung Oppa yang sedang keruh, walaupun dia tidak tahu titik masalah sebenarnya. Bahkan disaat Yoo Seung mengharapkan kehadiran perempuan lain, selain dirinya.
Chae Hee memejamkan matanya. ‘Kuharap mereka berdua hidup bahagia.’ “Arraseo, Eonni. Aku tutup dulu, ya. Aku akan segera kesana. Tolong beritahu Yoo Seung Oppa.”
“Ne!” jawab Jin Ri antusias.
Chae Hee menyurukkan ponselnya kedalam clutch bagnya dan berdiri. Ia hanya ditemani keheningan malam dan langit bersih tanpa bintang. Sejenak, ia tersadar sepenuhnya. Bahwa ia sendirian sekarang. Dan sahabatnya, orang yang selalu menemani hari-harinya, laki-laki yang ia suka, akan pergi jauh. Jauh sekali. Dan kenyataan itu membawanya dalam lamunan sementara langkahnya membawanya keluar dari taman.
***
Duk. Duk. Duk. Duk.
Kepala gadis itu terantuk setiap dirinya terlarut dalam tidurnya. Saking lelahnya, ia bahkan tidak terbangun karena guncangan itu. Chae hee memejamkan matanya tenang sambil memegang erat clutch bagnya.
Sementara taksi kuning yang ia tumpangi melesat di keheningan malam menuju bandara. Jalanan begitu ramai sementara gadis itu merasa kehilangan. Namun, didalam benaknya, ia menenangkan dirinya. Bahwa ia masih muda. Hal-hal seperti ini pasti terjadi sekurang-kurangnya satu kali dalam hidup setiap manusia. Ya, pertemuan diiringi perpisahan dan rasa kasih sayang diiringi tidak sesuainya takdir yang sudah diatur.
Tiba-tiba, suara supir taksi menggema dan membangunkannya perlahan-lahan. “Agassi, ponselmu berdering terus sedari tadi.”
Chae Hee menggerakkan kelopak matanya. Ia mengerang dan ketika membuka matanya, ia bisa melihat Ahjussi supir taksi sedang menatapnya lewat kaca kecil diatas dashboard mobil.
“Ne?” tanya Chae Hee yang baru terbangun dari tidurnya.
“Ponselmu berdering, Nona.”
Chae Hee menganggukkan kepalanya dan mengaduk-aduk isi tasnya dan menemukan ponselnya. Ia terlihat terburu-buru menempelkan ponselnya ke telinga, tanpa tahu siapa yang meneleponnya. “Yeobseyo?”
“Apa kau Jung Chae Hee ssi?”
Chae hee mengerutkan hidungnya mendengar pertanyaan itu. Apa-apaan, pikirnya. “Ya? Memangnya kenapa?”
“Aku Min Woo.”
Chae hee merasa pendengarannya mulai memburuk. “A-apa? Siapa kata-mu?”
“Aku Shin Min Woo.”
KAMU SEDANG MEMBACA
All of Sudden
RandomKyaa!!! Apa yang harus kulakukan?! Aku akan terlambat sampai di sekolah. Kereta, tunggu aku!! *** Aduh...Aku akan terlambat meeting! Aku pun berlari menuju stasiun bawah tanah lalu membeli tiket. *** Aku akan bertemu dengan gadis itu lagi! Dia sahab...