Halooo!!! Balik lagi sama cerita yang agak absurd ini. Oke, gak usah banyak basa basi, langsung aja check it out!
***
CHAPTER 6
Badanku menggigil. Entah karena angin malam yang menusuk tulangku atau karena kejadian beberapa menit yang lalu itu. Aku memeluk tubuhku sendiri dan menghela napas.
Apa itu tandanya Yoo Seung Oppa juga menyukaiku? Ah, tapi itu tidak mungkin!
Aish! Tapi kalau dia tidak menyukaiku, kenapa juga dia dengan seenaknya melakukan hal itu?! Apa dia sudah tidak waras? Dia bahkan mencurinya! Dia mencuri first kiss-ku.
"Pakai ini. Ini akan menghangatkan tubuhmu." Yoo Seung Oppa menyampirkan jaket tebalnya di bahuku. Aku langsung menggenggam jaket itu dengan erat.
"Terima kasih," jawabku, sama sekali tidak menatap wajahnya.
"Kurasa, kita perlu bicara. Apa kau punya waktu?"
Aku menghentikan langkahku mendengar pertanyaannya. "Ya. Kurasa juga begitu, Oppa. Tapi Aku kedinginan dan harus duduk."
Yoo Seung mengangguk dan mengajakku duduk di taman dekat rumahku. Aku duduk diatas ayunan sambil melamun. Pikiranku berjalan kesana kemari. Aku benar-benar tidak tahu kemana jiwa dan badanku sebenarnya berada sekarang.
Yoo Seung Oppa duduk di ayunan disebelahku. Ia menghela napas dan mengembuskannya. "Maafkan aku. Aku benar-benar minta maaf karena melakukan hal itu padamu."
Aku tertawa serak dan menahan tangisku. Kenapa dia malah meminta maaf? "Kenapa kau meminta maaf padaku, Oppa?"
Yoo Seung Oppa membelalakkan matanya kaget dan menatapku bingung. Ia langsung terbata dan lidahnya jadi kelu, bahkan untuk membalas perkataanku.
"Apa kau tidak―"
"Tidak, Chae Hee-ya. Tidak. Kita tidak boleh seperti itu. Tidak boleh," balasnya cepat.
Aku menatapnya kaget. Jantungku serasa sesak, napasku menjadi sulit. "A-apa?!"
"Tidak boleh. Tidak boleh ada perasaan itu diantara kita."
Aku menghentikan ayunanku dan mematung. Rasanya, aku merasa ragaku kosong. "Lalu, kenapa kau melakukan itu padaku?!" bentakku.
Yoo Seung Oppa mendesah frustasi dan mengusap wajahnya. "Itu sebabnya aku minta maaf."
"Maaf, katamu?!" seruku. Aku tidak bisa membayangkan akan seperti ini jadinya. "Aku menyukaimu, oppa. Apa kau tidak merasakan hal yang-"
Yoo Seung Oppa terdiam lalu dengan perlahan, menggelengkan kepalanya. "Maafkan Aku."
Aku menangis. Gila! "Baiklah. Sekarang, Aku mengerti. Jadi, selama ini kau menganggapku apa?"
Yoo Seung Oppa menundukkan wajahnya dan terdiam. Wajahku sudah penuh dengan airmata. Buliran air terus menuruni pipiku dan meninggalkan jejak disana.
"Astaga. Menyedihkan sekali. Aku benar-benar menyedihkan." Aku tidak percaya ini. Aku mengusap wajahku dengan tanganku. Mulai sekarang, mungkin tidak akan ada lagi yang menghiburku dan melindungiku.
"Aku pergi. Jangan temui aku sekarang ini. Aku tidak ingin melihatmu, Oppa." Aku hendak berjalan pergi. Aku menangis sampai punggungku bergetar, menahan kesedihan yang begitu dalam juga kemarahan yang tidak terbendung.
"Kajima."
Aku menghentikan langkahku mendengar suara itu. Yoo Seung Oppa menarik tanganku. Ia berbisik, "Kajima. Jebal kajima."
Memangnya siapa yang bisa pergi? Siapa? Dasar menyebalkan! Aku bahkan tidak bisa mengabaikanmu sebentar saja! Kenapa kau menahanku?!
Tililit.
KAMU SEDANG MEMBACA
All of Sudden
RandomKyaa!!! Apa yang harus kulakukan?! Aku akan terlambat sampai di sekolah. Kereta, tunggu aku!! *** Aduh...Aku akan terlambat meeting! Aku pun berlari menuju stasiun bawah tanah lalu membeli tiket. *** Aku akan bertemu dengan gadis itu lagi! Dia sahab...