CHAPTER 9
Aloha! Ini adalah satu chapter terakhir sebelum cerita ini sampai pada ending. Hiks, aku jadi sedih. Cepet banget ya rasanya. Ya, sengaja sebenarnya sih dicepetin, soalnya aku mau fokus belajar buat lomba-lomba mendatang. *hiah*.
Nah, Aku Cuma mau harusin kalian setel satu lagu yang must play banget sewaktu baca ini chapter. Yap, judul lagu itu adalah “Please Don’t” oleh K.Will. Eits, tapi sebelum itu, kalian harus pastiin udah nonton music videonya, ya. Cowonya dibintangi oleh Seo In Guk dan model Ahn Jae Hyun. Kalau ceweknya itu salah satu member SISTAR.
Jadi di lagu ini tuh nyeritain tentang dua sahabat laki-laki yang bener-bener akrab. Sampai suatu ketika seorang perempuan datang di kehidupan mereka. Lambat laun, mereka berdua jatuh cinta dengan si gadis. Namun si gadis hanya menyukai salah satu laki-laki itu (Ahn Jae Hyun).
Padahal, yang selalu ada buat gadis itu adalah si Seo In Guk (cowo yang satunya lagi). Sampai akhirnya, Seo In Guk harus menekan perasaannya pada gadis itu karena...yap...mereka berdua akan menikah. Dan, itu benar-benar menyakitkan saat memori-memori flashback terulang di benak In Guk.
Pokoknya kalian harus nonton deh ini MV. Recommended banget ini MV. Nah, setelah kalian udah liat MV-nya, saatnya kalian pahami arti dari lagu ini. Alias melihat english translatenya huehehe!! Kalau yang udah ngerti banyak bahasa korea, sih kurasa ga begitu perlu, ya.
Oke, so... Please turn on that song while you are reading this chapter. Enjoy! Atau boleh juga, nih lagu Girls Day – I Miss You. Itu lagu juga cocok buat chapter ini. Thank You! Love ya, readers! Muah :*
***
Tanganku gemetar. Memori-memori flashback itu memenuhi kepalaku. Aku melipat kertas yang ada ditanganku dengan gemetar. Aku menangis keras. Sakit. Sakit sekali. Kenapa aku baru tahu itu sekarang?
Aku mengelus kotak biru tua itu dengan penuh penyesalan. Badanku bergetar hebat. Aku menutup mulutku. Tangisku begitu kencang sampai aku pun merasa sedih mendengar suara tangisku. Aku meremas kertas itu kuat-kuat.
Mian. Mianhae. Mianhae. Jeongmal mianhaeyo, Oppa. Aku benar-benar bodoh.
Aku meremas kertas di tanganku dan memukul-mukul dadaku. Sakit. Kenapa rasanya menyakitkan sekali? Dengan napas terengah-engah, aku kembali membuka kotak biru tua itu dan mendapati sebuah liontin berbentuk hati. Dibawah liontin itu, ada sebuah kertas kecil yang berisikan tulisan tangan Yoo Seung Oppa yang begitu rapi.
Sesuai arti namamu, kau adalah orang yang memberiku suka cita. Semua yang ada dirimu itu adalah penuh kasih. Seperti namamu, Jung. Chae. Hee.
Air mata mengalir menuruni pipiku. Jantungku terasa benar-benar bekerja dengan tidak normal. Napasku tersendat. Aku menangis kencang dan memeluk liontin itu di tanganku. Oppa, mianhae. Mianhae.
“Akh..apa...” tangisku. “Aaa...itu menyakitkan...”
“Mian. Mianhae, Oppa. Jeongmal mianhae.”
***
Untuk Jung Chae Hee, sahabatku tercinta.Bagaimana keadaanmu sekarang? Kau pasti baik, kan? Ya, setidaknya kita berdua harus baik-baik saja. Aku tidak menyangka kalau aku akan menulis sebuah surat untukmu! Ajaib bukan? Dulu, kita akan bicara apapun yang ingin kita bicarakan. Tapi sepertinya, kita tidak bisa melakukan itu sekarang.
Waktu kita hanya sedikit, Chae Hee-ya. Hanya sedikit. Makanya, aku menuliskan surat ini untukmu. Agar kau tahu semuanya.
Aku menyakitimu. Apa itu benar? Akhirnya, kau mengerti juga apa rasa suka yang kumaksud itu. Kau membenci sebuah kata ‘maaf’ karena kata itu adalah kata perpisahan untuk seseorang. Dulu, apa kau ingat ketika kau diculik oleh seorang penjahat cabul? Ya, itu sesuatu yang masih kuingat sampai sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
All of Sudden
RandomKyaa!!! Apa yang harus kulakukan?! Aku akan terlambat sampai di sekolah. Kereta, tunggu aku!! *** Aduh...Aku akan terlambat meeting! Aku pun berlari menuju stasiun bawah tanah lalu membeli tiket. *** Aku akan bertemu dengan gadis itu lagi! Dia sahab...