Pertama-tama, Aku mau sampein rasa kecewa aku sama readers sekalian. Aku tahu sih kalo kita ga saling kenal. Tapi setidaknya, kalian bisa tinggalkan pendapat ataupun vote cerita aku. Ya tapi gak apa2 sih. Soalnya aku emang ga bisa berhenti nulis, I already stuck in that world. Haha. Okay, love ya readers! Keep reading and please cheers me up!
Oh iya, nanti aku berencana buatin kamusnya. Biar kalian lebih enjoy. Tunggu ya! Makanya votenya ďitunggu ya.. :* :))
***
CHAPTER 4
Sepanjang perjalanan, keduanya hanya berdiam diri dan tidak saling bicara. Mereka seperti sibuk dalam pikiran masing-masing. Chae Hee menggerakkan tubuhnya ke samping dengan gelisah. Apa aku harus bilang yang sebenarnya? Aku takut dia salah paham.
Astaga...apa yang sudah kulakukan padanya? Aku yakin ia pasti marah besar denganku sampai-sampai ia tidak mau membuka mulutnya sama sekali. Joon Ha bergerak-gerak dengan gelisah di tempatnya.
“Eum, Chogi...”
Mereka berdua memelototi satu sama lain dengan kaget. Joon Ha menggaruk tengkuknya panik. “Kau duluan saja.”
Chae Hee mengerjapkan matanya. “Anni, gwenchana. Kau duluan saja.”
Joon Ha hanya berdiam dan menatap Chae Hee. Chae Hee menghela napas dan akhirnya, ia pun memutuskan untuk angkat bicara. “Ahjussi, apa kau menyukaiku?”
Joon Ha bergidik. Seketika, aliran listrik seakan mengalirinya dengan kuat dan membuatnya ingin menangis. Entah karena apa. “Eo,” Joon Ha menjawab dengan pasti dan menatap wajah Chae Hee yang memerah karena jawabannya.
“Tapi, Ahjussi....”
“Tidak apa. Mungkin ini hanya perasaan yang sekedar lewat saja. Aku yakin aku pasti bisa melupakannya.” Joon Ha menjawab dengan tegas dan membuang muka.
Chae Hee menghela napasnya. “Maka, itu membuatku lebih baik.”
Joon Ha merasa dirinya dihantam batu besar dan kesakitan. Bahkan, ia merasa angin sore yang dirasakannya terlalu menusuk tulang-tulangnya.
“Ya, kau tidak usah khawatir.”
Chae Hee menahan airmata yang memenuhi pelupuk matanya. “Maafkan aku. Aku...menyukai orang lain.”
Dan, kalimat itu bagai mengubur Joon Ha dalam lubang yang sangat dalam. Sendiri. Jauh dari kehangatan. Baru saja, ia hendak angkat bicara, Chae Hee menyelanya. “Aku menyukai Yoo seung Oppa."
Matanya membelalak kaget. Cukup. Kumohon, cukup... pinta Joon Ha dalam hati. Ia menghela napas berat dan berusaha tersenyum sambil menatap kedalam mata Chae Won. Chae Won balas menatapnya penuh rasa bersalah.
“Aku tahu.”
***
“Aku tahu,” jawabnya dengan suara yang benar-benar sarat dengan kesedihan.
Aku merasa sangat bersalah. Aku menolak seseorang yang jelas sangat baik kepadaku. Joon Ha Ahjussi memang baik, maafkan aku. Kumohon maafkan aku, Ahjussi.
“Maafkan aku,” balasku dengan gemetar.
Joon Ha Ahjussi tersenyum dan tangannya berusaha mengusap puncak kepalaku. Dengan tangan yang sama gemetarnya, ia berkata padaku, “Tidak apa-apa. Tapi, kita tetap berteman, kan?"
Aku mendongakkan wajahku tidak percaya. Joon Ha Ahjussi hanya tersenyum lalu menjauhkan tangannya dari kepalaku. “Bagaimana, ya? Itu hukuman dariku karena kau sudah mennolakku...” ujarnya dengan wajah bercanda yang sangat lucu.
KAMU SEDANG MEMBACA
All of Sudden
SonstigesKyaa!!! Apa yang harus kulakukan?! Aku akan terlambat sampai di sekolah. Kereta, tunggu aku!! *** Aduh...Aku akan terlambat meeting! Aku pun berlari menuju stasiun bawah tanah lalu membeli tiket. *** Aku akan bertemu dengan gadis itu lagi! Dia sahab...