17. Penghianat

80 6 78
                                    

Jungkook mengernyitkan kening nya sambil bersender di headboard saat merasakan pening dikepala yang tiba-tiba menjalar. Atensinya berkeliling melihat setiap sisi ruangan yang sangat asing bagi nya. Ia menoleh ke samping dan mendapati seorang wanita tengah terlelap dengan tubuh yang hampir ditutupi oleh selimut juga melihat ke arah tubuhnya yang hanya terbalut celana kantor kemarin.

Jungkook berusaha mengingat-ingat apa yang ia lakukan bersama Jinyeon semalam, sedikit merasakan denyutan di kepala yang cukup membuatnya meringis kesakitan alhasil wanita yang tadi tertidur pulas pun perlahan membuka mata nya. "Kau sudah bangun ternyata, Jungkook-ah"

Pria Jeon tersebut memandang tajam Jinyeon yang hanya menatapnya datar seolah tahu apa yang akan dikatakan nya. "Kau benar-benar licik, Jinyeon.."

Jinyeon beralih menatapnya remeh. "Aku memang, dan kau juga mengetahuinya.." ia bangkit dari tidur nya, menyamakan tubuh nya dengan Jungkook. "Ingin tahu apa yang semalam kita lakukan, Jungkook?"

"Sialan! Berani nya kau!" Jungkook membelakkan mata nya saat melihat ponsel milik Jinyeon yang mana terdapat beberapa foto semalam dirinya. Rupanya wanita itu mengambil potret yang pasti digunakan untuk mengancam Jungkook.

Ya, Jinyeon tak sebodoh itu jika tak mengambil kesempatan untuk membuat Jungkook tunduk padanya. Ia juga tak benar-benar 'melakukan' itu bersama Jungkook semalam, hanya melepas atasan pria itu dan membuatnya seolah-olah bercumbu dengan nya. Dirinya sudah menaruh obat tidur pada minuman Jungkook semalam, Jinyeon memaksa dengan alasan jika pria itu mau meminum nya maka ia bisa pergi dari apartemen ini.

Dan dengan bodohnya Jungkook menerima minuman tersebut tanpa tahu jika itu sudah terdapat obat penidur. Berakhir Jinyeon melaksanakan aksi liciknya pada Jungkook.

"Tidak semudah itu, Jungkook-shii.." Jinyeon mencoba menjauhkan ponselnya dari genggaman Jungkook.

"Apa mau mu, sialan!"

"Menikah denganku?" Ucapnya dengan alis yang menaik satu.

"Sudah kubilang, bukan? Aku tak sudi menikahi wanita gila seperti mu.."

"Jadi kau berani menolakku? Tak apa, itu mudah saja.." tangan nya beralih mengetik sesuatu di ponsel lalu memperlihatkan nya pada Jungkook. Lagi, pria itu memandangnya dengan tatapan terkejut saat mengetahui nomor ponsel Yuri yang tertera di layar benda pipih tersebut.

"Bagaimana? Masih berani menolakku atau kekasihmu itu akan tahu jika semalam pria yang dicintainya bersetubuh dengan wanita lain?"

Jungkook mengeraskan rahang nya, emosi nya seketika memuncak karna perkataan Jinyeon. Darimana wanita itu tahu nomor ponsel Yuri, apakah selama ini ada yang memata-matainya?

"Brengsek! Aku tak akan mau melakukan perintahmu sampai kapan pun!"

Jinyeon terkekeh remeh. "Aku tahu kau tak akan melakukan nya, bagaimana jika berikan saham besarmu padaku? Dengan begitu aku tak akan mengganggu mu lagi.."

Mendengar tawaran dari Jinyeon pun Jungkook sedikit bimbang. "Bukan nya aku sudah memberimu saham di Jeju? Dasar wanita tak tahu diri!"

"Yang kau berikan padaku hanyalah saham kecil, kau pikir aku bodoh tak mengetahuinya?"

"Baiklah jika itu mau mu, aku akan memberikan nya. Tetapi dengan syarat, hapus semua foto itu dan beri tahu aku siapa yang kau suruh untuk memata-matai ku.."

Jinyeon tertawa pelan, menatap Jungkook sekilas lalu mulai menghapus satu persatu foto tersebut dengan disaksikan oleh Jungkook tentu nya. "Tentang orang yang memata-mataimu kau cari saja sendiri, dia cukup dekat denganmu.."

Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang