Mingyu melangkahkan kaki nya perlahan ke arah meja Jungkook. Tangan sibuk mencari-cari salah satu berkas untuk presentasi hari ini, Jungkook lupa membawa nya tadi jadi Mingyu lah yang disuruh untuk mengambilnya, hari ini mereka ada rapat dengan perusahaan sebelah tapi pria Jeon itu malah lupa mengambilnya. Benar-benar ceroboh.Mingyu masih mencari-cari berkas tersebut sampai akhirnya ia menemukan nya. Ia hendak mengambil berkas tersebut namun pandangan nya malah mengarah pada satu kertas yang ada dibawah berkas tersebut. Mingyu mengambilnya namun belum sempat membaca isinya ia langsung mendapat telepon dari Jungkook.
"Kenapa lama sekali?! Mereka menunggu mu, Mingyu!"
"Baiklah, aku segera kesana"
Tut.
Mingyu langsung mematikan sambungan nya lalu menaruh kembali kertas yang tadi ia ambil. Karna sudah ditunggu, akhirnya Mingyu pergi dari ruangan Jungkook. Ia juga sempat membaca judul kertas tersebut, disana bertuliskan surat perjanjian.
Entah perjanjian apa, Mingyu juga tidak tahu karna ia belum membaca habis isi kertas tersebut. Jika dilihat pun sepertinya Jungkook sengaja menyembunyikan kertas tersebut, terlihat ia ditumpuk apik agar tak ada orang yang bisa melihatnya. Sebenarnya Mingyu sangat penasaran namun ia harus pergi ke ruang rapat untuk menyerahkan berkas yang disuruh Jungkook.
***
"Apakah selama ini Jungkook tinggal dirumah ibu?"
Haneul menoleh kala mendengar ucapan Jina. Ia berhenti dari aktivitas memasaknya lalu menatap perempuan yang lebih muda dari nya itu.
"Ibu bahkan mengira jika Jungkook tinggal bersama mu.."
Jina mengalihkan pandangan nya sambil tersenyum kecut mendengar ucapan sang ibu mertua. Ia kira selama ini Jungkook tinggal bersama orang tua nya, tapi ternyata tidak.
Jadi, Jungkook tinggal dimana?
Haneul menghela nafas pelan lalu mulai kembali pada alat-alat masak nya. "Sudahlah, tak usah pikirkan. Nanti ibu akan tanya soal itu pada nya.." ucap Haneul tanpa melihat ke arah Jina.
Setelah percakapan singkat itu tak ada lagi yang berbicara. Mereka sibuk pada masakan masing-masing. Hari ini, Haneul berada di rumah Jina. Sudah beberapa menit lalu ia disini dan menyiapkan makanan untuk Jina. Ia bilang jika sejak tadi belum sarapan, alhasil Haneul lah yang membantu nya membuat makanan. Sebenarnya Haneul kemari juga sembari menemani Jina, ia tau wanita itu pasti kesepian. Lagi pula, Jina sudah ia anggap sama seperti anak nya sendiri.
Butuh waktu beberapa menit hingga akhirnya makanan mereka selesai. Jina menyiapkan semua nya dengan baik. Ia duduk bersebrangan dengan Haneul, perut nya sudah sangat lapar karna sejak tadi tak diisi.
"Ini sangat enak, kau sangat pintar masak Jina. Jungkook pasti akan sangat menyukai nya"
Jina hampir saja tersedak makanan nya. Ia terkejut mendengar ucapan Haneul, dan hanya membalas nya dengan senyum tipis.
"Ada apa? Seharusnya kau senang jika Jungkook menyukai nya.."
Jina menatap Haneul lesu. "Dia tak akan mau makan masakan ku.."
"Darimana kau tau? Memang nya Jungkook pernah mencicipi masakan mu?" Tanya Haneul sedangkan Jina menggelengkan kepala nya.
"Belum, tapi aku yakin dia tak akan mau.."
***
"Tadi itu bagus, Jungkook!"
Mendengarnya Jungkook tersenyum. Ia menepuk pundak Mingyu yang ada disamping nya. "Itu semua juga berkat, Mingyu" ucap nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Maze
FanfictionCinta pertama nya benar-benar membuat Jungkook buta akan semua hal walau dirinya sudah berkeluarga sekalipun. [Revisi setelah tamat]