4.2 Jangan pacaran dulu ya

112 8 2
                                    

Pagi hari, Ryan dan Kory sudah rapih dengan seragam sekolah mereka. Ayah mereka Franklin Char sampai dirumah pukul 3 dini hari tadi. Dan sepertinya dia baru muncul di cerita ini. Ryan dan Kory menuruni tangga dan dikejutkan oleh ayah mereka.

"Ryan, Kory, anak kembarku yang pintar dan ganteng apa kabar ?"
"Eh, ayah kapan datang ?" Tanya Ryan

"Jam tiga pagi tadi. Selama ayah pergi kalian gak berantem kan ?"
"Nggak yah." Jawab Kory

"Iya, kita gak pernah ribut kok. Tapi ayah tau gak, aku terpilih jadi ketua kelas!"
"Hah ? Masa sih ?"

"Iya ayah. Dan akting Ryan di kelas sangat luar biasa! Persis seperti ayah sebagai pemimpin di perusahaan."
"Kalau begitu selamat ya. Dan wakil nya siapa ?"

"Wakilnya Dylan. Anaknya pak Limo Kwon." -Ryan

"Limo Kwon, wakil pimpinan ayah ?"
"Iya. Yang mendesain model mobil untuk mainan Tobot Toys." -Ryan

"Kok bisa sama begini ya ?. Nurun ke anaknya." -Kory
"Namanya juga gak sengaja. Bahkan ada anak baru dan dia satu-satunya orang yang mencalonkan diri dari sekretaris kelas." -Ryan

"Wah berani banget anak itu. Siapa dia ?"
"Dolly Park. Dia..."

"Dia anak yang Ryan suka, ayah."
"Apa ? benarkah ?"

"Iya benar. Dan dia mau jadi kekasih ku."
"Ryan, apa ayah belum memberitahumu ?"

"Soal apa ?"
"Kamu ini, kau dan Kory sebaiknya fokus sekolah dulu agar bisa masuk universitas terbaik. Setidaknya kalian harus pintar seperti ayah agar ayah bisa mempercayai kalian untuk memegang Tobot Toys. Jadi, lupakan soal pacaran sampai ayah mengizinkannya."

"Tapi ayah, aku baru saja menyukai nya. Bagaimana kalau sebentar saja ya ?"
"Ayah bilang tidak!"

"Ku mohon ayah. Aku akan pastikan bisa masuk ke universitas yang ayah ingin kan."
"Apa kau tidak mengerti juga Ryan ?! Kalian berdua jangan pernah diam-diam pacaran sampai ayah mengizinkannya! Sudah, ayah mau istirahat."

"Apa ? Kalau begitu.... aku pergi!"

Ryan langsung keluar dari rumah lalu pergi setelah perdebatan dengan ayahnya.

"Ryan!"

Kory yang melihat kejadian itu pun merasa peduli dengan Ryan. Kemudian dia mencoba bicara dengan ayahnya.

"Ayah! Kenapa ayah gak bolehin Ryan pacaran dengan Dolly ?, Kasihan Ryan, biarkan saja."
"Hei memangnya ayah serius ?"

"..."
"Ayah baru juga pulang, dan langsung senang ketika ayah tau kalau Ryan sudah mulai suka sama perempuan."

"Jadi, sebenarnya ayah udah ngebolehin kita ?"
"Tentu saja. Tapi rahasiakan hal ini dari Ryan ya. Tadi ayah cuma mau tau reaksinya aja kalau misalnya ayah larang. Jangan sampai kau memberitahunya. Oke ?"

"Oke yah."
"Oh iya Kory, mainan yang kau gambar sudah jadi. Ayah ambil dulu ya."

"Yang mana ?"
"Yang helikopter sama mobil sport biru."

"Wah benarkah ?"
"Ini dia."

"Keren sekali, warna nya mengkilap. Dimana acara peluncuran nya ?"
"Di tempat biasa. Toko mainan di pusat kota Daedo. Dan juga sekalian merilis yang di desain Limo dan Dylan."

"Ayah, apa aku boleh menunjukkannya pada teman-teman ku ?"
"Boleh silahkan saja. Itu kan kau yang merancang nya."

"Terima kasih ayah. Kami berangkat sekolah dulu. Ryan! Tunggu aku!"

Ketika sedang menunjuk kan mainan itu, anak dari kelas sebelah datang dan mengganggu Kory.

"Teman-teman minta perhatian nya, ada yang ingin aku tunjukkan."

"Apa Kory ?" -Kyle
"Mainan baru ya ?" -Ethan
"Iya, ini yang aku gambar. TA DA!" -Kory
"Wah hebat kau Kory. Apa namanya ?" -Noah
"Yang Helikopter Tobot Adventure Y. Dan yang mobil sport ini Tobot Evolusi Y." -Kory
"Apa di toko mainan sudah ada ?" -Nathan
"Ayahku masih memilih tanggal perilisannya." -Kory
"Jangan lupa kabari kami kalau mau meluncurkannya." -Ethan
"Pasti. Kata ayah ku di toko mainan pusat kota Daedo." -Kory

"Hei! Kau ini sudah SMA masih aja kayak bocah ya. Pake bawa mainan segala lagi."
"Kenapa ? masalah ? Bukan narkoba ini kok yang aku bawa."

"Bukan itu maksudku. Apa kau gak malu apa ?"
"Buat apa malu ? Mainan ini aku yang menggambar nya. Dan perusahaan ayahku baru saja membuat nya. Bagus kan ?"

"Dasar bocah. Balik aja ke TK sana!"
"Eh, kamu kok begitu sih ? Aku juga gak kenal kau. Kalau gak suka pergi sana! Jangan ganggu aku."

"Ahahaha... hei sepertinya kau polos banget nih. Apa kau gak tau aku siapa ?"
"Aku aja baru ketemu kamu. Teman-teman, apa kalian ada yang mengenal nya ?"

"Jadi, aku ini..."

"TAREN SWIFT! Jangan ganggu adikku!"
"Wah, kakak kembar nya sudah datang. Apa kabar, putra pimpinan Tobot Toys ?" Ucap Taren dengan seringai dan melipat tangan nya di depan dadanya. Ryan yang baru datang bersama Dolly dari kantin langsung mendekati Taren lalu mencekram kerahnya.

"Hei, ku peringatkan untuk jangan bermasalah lagi kalau kau gak mau pak Baron mengeluarkan mu. Apa kau gak tau kepsek kita kayak gimana orang nya ?"

"Emangnya pak Baron gimana ? Galak ? Dia sudah tau aku siapa. Dia aja gak pernah mau ngeluarin aku walau aku anak bermasalah di sekolah."

"Tapi kau jangan begini terus." Ryan melepaskan cengkeraman nya pada kerah Taren lalu bicara lagi. "Apa kau akan terus memanfaatkan jabatan ayah mu ?"
"...."

"Tadi aku baru saja dipanggil kepala sekolah. Pak Baron memberitahuku tentang anak yang paling bermasalah di sekolah ini. Aku gak percaya bisa langsung ketemu begini."
"Apa dia kasih alasan kenapa pak Baron memberitahukan tentang aku pada mu ?"

"Dia minta bantuan ku. Dia mau aku.... membuat mu kembali seperti dulu. Atau jangan sampai kau bermasalah lagi. Karena kita sudah kelas tiga dan akan lulus. Bagaimana kalau kau gak di izinkan wisuda ? Pikirkanlah sebelum terlambat. Aku dan teman-teman ku bisa jadi teman mu."
"Terserah lah. Lihat saja nanti."

"Oh iya, mainan yang digambar adikku akan dirilis di toko mainan pusat kota. Kalau ada waktu datang lah."
"Baiklah. Hei dia cantik sekali. Siapa dia ?" Tiba-tiba Taren baru melihat Dolly yang berdiri dibelakang Ryan.

"Aku Dolly Park. Anak baru dikelas ini."
"Dia juga sekretaris. Dan..."

"Pacar mu ? Hmm....lumayan. Aku pikirkan dulu kata-kata mu tadi ya Ryan."
"Atau begini saja, kalau kau setuju ingin berubah, datang lah ke toko mainan pusat kota Daedo. Jadinya kapan Kory ?"

"Ayah belum kasih tau kapan."
"Ya udah kabari saja. Aku pergi dulu."

Taren pun pergi dan kembali ke kelas nya.

"Aduh tegang banget tadi. Apa menurut mu dia mau pensiun dari jabatan nya sebagai murid bermasalah ?" -Ethan
"Lihat saja. Kalau dia datang, kalian mau jadi teman nya kan ? Sepertinya pak Baron mengandalkan ku." -Ryan

.
.
.
.

Bersambung

Pimpinan Kelas, Ryan Char [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang