Hari senin kembali lagi, Ryan dan Kory tengah bersiap untuk berangkat ke sekolah. Kory merasa kalau pagi hari ini ada kemiripan saat hari pertama Ryan menjadi ketua kelas.
Mereka berdua berdiri di depan cermin besar yang ada di kamar Ryan, sambil mengenakan seragam sekolah.
"Kita terlihat bersinar." Tanya Kory
"Bersinar apanya ? Matahari ? Pintar sekali kau mengikutiku." Jawab Ryan setelah memakai dasi."Pastinya. Aku kan belajar berpenampilan rapih sepertimu. Apa kau gak keberatan ?"
"Nggak juga. Aku mau kamu terlihat keren juga sepertiku.""Hahaha.... aku rasa Dylan tak akan bisa membedakan kita lagi hari ini."
"Semoga saja. Tapi kita lihat saja nanti, siapa yang akan salah menyebut nama kita. Sekarang saatnya....""WAAAHH..." ucap Ryan dan Kory sambil mengangkat kedua tangannya, mendengakkan kepalanya, dan menutup matanya.
Ada adegan seperti itu di episode 1 ketika Young Joon selesai berpakaian, sambil mengatakan "Aura, yang kupancarkan."
Mereka sampai di sekolah 30 menit sebelum bel masuk berbunyi. Hari ini mereka berdua mirip lagi.Tapi Dylan dan teman-teman yang lain belum datang. Yang pertama mereka temui adalah Taren. Dia sudah berada di depan kelas mereka dari tadi.
"Hai Taren, kau sedang apa ?"
Taren yang merasa disebut namanya menoleh ke sumber suara dan betapa terkejutnya dia ketika melihat orang yang memanggil namanya.
"WAA!! Si...siapa kalian?""Ini kami. Ryan dan Kory." Ucap Kory
"Oh kalian. Huh... napas ku hampir berhenti. Kaget aku. Hebatnya kalian bisa mirip begitu.""Hahahaha... kau sedang apa di sini ?" Tanya Ryan
"Menunggu kalian. Eh nggak sih, Aku menunggu Ryan. Katanya aku harus menemui pak Baron." jawab Taren"Iya, nanti menjelang bel pertama berbunyi saja." Ucap Ryan
"Sudah berapa lama kau di sini ? Apa kau sudah sarapan ?"ucap Kory"Aku baru sebentar, lalu kalian datang. Dan aku sudah membawa makanan tadi. Aku ke kelas dulu ya."
"Baiklah, nanti aku ke sana."Taren kembali ke kelasnya untuk memakan sarapannya, sementara Ryan dan Kory...
"Ryan, lebih baik aku menata rambutku, seperti biasa saja ya."
"Ya sudah silakan. Sebelum ada orang lain yang melihat kita."Satu jam sebelum matahari terbenam, seorang remaja laki-laki sedang duduk di kursi taman dengan tenang dan merasakan hembusan angin sore bersama kekasihnya.
Ada kabar bagus yang akan dia beritahu kepada perempuan yang ada di sampingnya. Setelah angin berhenti, dia membuka mata lalu menatap perempuan itu yang ada di sebelah kanannya.
"Dingyo biseo..."
"Ya Pimpinan Ryan ?""Aku, ada yang ingin ku beritahukan padamu. Apa kamu masih mau menjadi kekasihku walau ayahku tak mengizinkannya ?" Ryan menatap Dolly lekat sambil mengatakan itu. Sedangkan Dolly, "apa ayahmu masih, belum mengizinkanmu ?"
"Kalau memang benar, aku tak masalah asalkan pertemanan kita tidak putus."
"Tapi, tapi di restoran kemarin Taren mau berhenti jadi anak nakal dan gak mau seperti dulu lagi.""Aku tau. Tapi ayahku..."
"Ayahmu itu kenapa sih ?!" Ucap Dolly kemudian dia berdiri. Ryan pun ikut berdiri lalu memegang kedua bahu Dolly. "Dengarkan aku Dolly!""Kata pak Baron, ayahku akan mengizinkanku berpacaran denganmu kalau aku bisa membuat Taren jadi anak yang baik dan gak akan nakal lagi seperti dulu. Dan sekarang, Taren kan sudah mau berubah, pak Baron juga sudah memberitahu itu pada ayahku. Jadi... ayahku tidak ingkar janji."
"Apa itu benar ?""Ya, itu kenyataannya." Setelah Ryan mengatakan itu Dolly langsung memeluknya lalu Ryan mengusap puncak kepala Dolly dengan lembut.
"Apa sekarang aku bisa bertemu dengan ayahmu ?"
"Ya. Waktu itu kan kamu mau bertemu ayahku. Mungkin nanti malam setelah dia pulang kerja. Sekarang, ayo kita lihat matahari terbenam."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pimpinan Kelas, Ryan Char [END]
FanficSetelah Para Pilot Tobot Bersatu sukses dengan respon terbaik, aku membawakan cerita lagi yang bersih tak ada hubungannya dengan dua cerita Tobot ku yang sebelumnya. Bukan sequel, bukan kelanjutannya, dan bukan sambungannya. Ini murni aku buat baru...