5.2 malam ini di World Daedo denganmu

85 10 5
                                    

Sebelum kembali ke kelas, Ryan ingin menemui anak itu dulu. Setibanya di depan kelas 3-2, Ryan berpapasan dengan salah satu anak di kelas itu yang hendak keluar.

"Hei permisi, apa Taren Swift di kelas ini ? Dia ada di dalam ?"
"Dia baru saja keluar. Kalau gak salah ke kelas 3-1. Aku juga mau kesana. Ayo teman-teman."

Semua murid di kelas itu langsung pergi ke kelas 3-1. Ryan dan Dolly yang dibuat penasaran pun mengikuti mereka. Ternyata mereka kesana karena ingin melihat mainan yang di tunjukkan Kory. Semua baik-baik saja sampai...

"TAREN SWIFT! Jangan ganggu adikku!"

SKIP--->>>
Ryan, Kory, Dylan, dan Dolly berhenti mendadak ketika melihat kerumunan murid-murid berada di gerbang sekolah. Ada apa itu ?

"Itu kak Kory!"
"Mana ? Mana ? Kak Kory!"
"Itu kak Kory! Dia muncul!"
"Kak Kory! Kak Kory!"

Ya sebenarnya ada anak-anak kelas 1 (adik kelas mereka) yang telah menunggu kedatangan Kory di gerbang ketika pulang sekolah ini. Mereka juga sempat ke kelasnya ketika Kory menunjukkan mainan itu.

"Kak Kory minta tandatangannya."
"Aku juga kak!"
"Kak, kapan mainan itu dijual ?"
"Apa di toko mainan sudah ada ?"
"Di toko online sudah ada belum ?"
"Kalau sudah dijual kabari kita ya kak."
"Wow wow tenang semuanya, satu satu ya. Sini kertas dan pulpennya. Aku dan ayahku belum menentukan tanggalnya. Tapi akan diluncurkan di toko mainan pusat kota Daedo yang terkenal itu."

Kory memberikan tandatangannya sambil menjawab pertanyaan adik kelas yang mengerumuninya.

"Kenapa Ryan gak di kerumuni juga ?" Tanya Dolly
"Apa mereka belum tau kalau kau dan Kory sebenarnya putra pemilik Tobot Toys ? Astaga jika sampai satu sekolah tau kalau anaknya sekolah disini juga..." ucapan Dylan berhenti ketika Ryan memanggil adiknya.
"Kory!" Ryan menghampiri kerumunan itu untuk membawa Kory pergi dari sana.

"Kory apa kau sudah selesai ?"
"Aku belum kak."
"Ayo cepat. Ada yang mau aku bicarakan."
"Iya sebentar... nah sudah, ada yang belum kebagian tandatanganku ?"
"Sudah ya, kami harus pulang sekarang."

Ryan pun dengan cepat menarik Kory lalu pergi ke mobil mereka. Di depan rumah Dolly...

"Ryan aku baru ingat, waktu itu kita kan gak jadi jalan-jalan karena kau sakit. Bagaimana kalau nanti malam saja ?"
"Besok bukan hari libur."

"Tapi aku ingin kau menenangkan pikiranmu. Ayahmu kan melarangmu menyukaiku dan malah memberimu tugas seperti itu. Apa kau tak merasa terbebani ?"
"Ya sedikit. Dari tadi aku juga lagi mikirin cara buat refreshing otakku ini."

"Kalau begitu malam ini ya. Dan aku mau kau kesini sendiri, jangan diantar pakai mobilmu itu."
"Tanpa mobil ? Kau mau jalan-jalan disekitar sini saja ?"

"Tidak."
"Baiklah, jam berapa ?"

"Jam 7 ya."
"Oke."

Pukul 7 malam, Ryan dan Dolly pergi ke halte bis.

"Apa ini yang ku mau ? Kenapa gak pakai mobilku aja ?"
"Kau sudah selalu pakai mobil kemana-mana. Coba naik bis sesekali."

"Tapi kan, World Daedo sangat dekat."
"Terus, kau mau jalan kaki ?"

"Ya sudah jalan kaki saja. Pulangnya baru naik bis. Jadi kalau kau ngantuk, kau boleh nyender di bahuku."
"Hm bagus... Eh apa ?!"

Mereka pergi ke World Daedo dan bersenang-senang disana. Ryan juga terlihat lebih rilex dan sudah tidak terlalu memikirkan tugas dari kepala sekolahnya. Ryan dan Dolly naik kincir angin, komedi putar, kora-kora, main skill crane dan mendapatkan boneka beruang kutub yang lucu, lalu makan permen kapas.

"Bagaimana perasaanmu sekarang ?"
"Lebih tenang. Aku senang bisa main disini sama kamu. Oh iya katanya ayahmu mau bertemu dengan ku."

"Ah benar juga aku hampir lupa. Kalau begitu sekarang saja ya."
"Hm, kita main apa lagi nih ? Ini sudah jam berapa ?"

"8:45 ayo pulang sekarang."
"Ayo."

Di dalam bis saat perjalanan pulang, Ryan melihat Dolly yang sudah menutup matanya. Apakah dugaannya benar ? Ya dia sudah diserang oleh rasa kantuk.

Kemudian Ryan meletakkan kepala Dolly di bahu kanannya. Dia tertidur sambil memeluk boneka beruang kutub yang dia dapatkan di skill crane tadi. Belum lama mereka di dalam bis, Dolly langsung tidur. Setibanya di halte, Ryan membangunkannya.

"Dolly, Ayo bangun. Kita sudah sampai."
"Hah ? Apa aku tidur tadi ?"
"Iya. Ayo turun."
"Hm"

Udara malam hari yang dingin, membuat Ryan semakin tenang ditambah bisa bersenang-senang dengan Dolly seperti tadi, terasa seperti ayahnya mengizinkannya menyukai perempuan.

Sekarang dia sedang mengantar Dolly pulang ke rumahnya. Jangan sampai dia tersesat lagi. Dolly terus memeluk tangan kanan Ryan dan masih menyenderkan kepalanya di bahu Ryan dengan matanya yang masih tertutup.

"Dolly, kita sudah sampai."
"Makasih Ryan."
"Tidurlah yang nyenyak ya. Lain kali saja aku bertemu dengan ayahmu."
"Hmm hati-hati di jalan ya."
"Daah...selamat malam Dolly."

Sekolah---->>>
"Dolly, saat di World Daedo kemarin, aku menemukan panggilan yang mungkin cocok untukmu. Tapi aku mau tanya. Kenapa kau mencalonkan diri sebagai sekretaris kelas ini ? Kau bahkan masih baru dan belum mengenal anak-anak disini."
"Itu karena aku ingin mengenal kalian semua. Aku pikir nantinya aku akan memegang daftar murid di kelas."

"Benar juga ya. Jadi, panggilan baru untukmu yaitu, Ding-yo biseo. Bagaimana menurutmu ?"
"Ding-yo biseo ? Wah itu... bagus aku mau!"

Bekasi, 4 Februari 2021

Pimpinan Kelas, Ryan Char [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang