5

2.8K 424 15
                                    

_

Park sunghoon tak biasanya berkeliaran di fakultas kedokteran, pria dengan dandanan serampangan itu terlihat tak begitu peduli dengan tatapan remeh para calon dokter itu. Wajahnya mengeras setelah melihat objek yang ditunggunya dengan perasaan emosi yang dipendam nya sedari tadi.

"Bisa kita bicara tuan Jay park"

Jay pria itu menghentikan langkahnya-- lalu menyipit mengingat-ingat siapa lelaki jangkung tersebut, dan ingatannya kembali ke kantin fakultas hukum. Tentu saja pria ini adalah pria jangkung yang sama yang menempeli mantan kekasihnya.

"Sepenting itukah sampai kau datang ke fakultas kedokteran?"

"Ya sepenting itu-- karena tidak ada hal yang tidak penting jika ini menyangkut sunoo"

Jay sungguh tak buta jika park sunghoon tengah memberikan tatapan tajam itu padanya-- tentunya mereka tak akan bicara baik-baik jika Jay menyanggupinya. Tapi entah datang darimana keberaniannya itu, dia malah memilih mengangguk padahal sudah tau itu tidak akan baik-baik saja.

Bugh!!

Tentu saja Jay harusnya sudah memprediksinya, dia hanya terhuyung dan merasakan ngilu pada pipinya.

Tentunya itu bukan bogem yang main-main.

"Itu untuk sahabatku yang kau buat menangis"

Bugh!!

"Itu untuk sahabatku, yang terlalu berharga hanya untuk kau jadikan taruhan tiket konser"

Bugh!!

"Dan itu untukku yang benar-benar ingin membunuhmu!"

Jay hanya tergeletak setelah mendapat tiga pukulan yang bukan main rasanya, terbatuk kala pria jangkung itu menginjak perutnya.

"Kau tau Jay, aku merasa bersalah karena membiarkanmu mendekatinya dulu, aku bahkan tidak pernah membuatnya menangis apa lagi kecewa seperti itu. Tapi kau-- kau hanya orang asing, orang asing yang tak tau bagaimana sunoo tapi sudah berhasil menghancurkan apa yang telah kujaga sedari dulu"

Jay hanya memejam, tapi tentunya masih mendengar dengan baik apa yang dikatakan pria itu.

"Setelah ini jangan muncul dihadapan ku-- karena aku tidak yakin untuk tidak membunuhmu saat itu jika sampai kita bertemu lagi"

Dan Jay bahkan hanya diam sesaat langkah kaki itu menjauh darinya.

Jay tidak menyukainya-- Jay tidak menyukai bagaimana pria jangkung itu terlihat begitu melindungi mantan kekasihnya.

Jay tidak merasa nyaman dengan itu.

"Benarkah hanya karena dia sahabatmu? Atau ternyata kamu mencintai sahabatmu sendiri" Jay bergumam lirih, merasa frustasi atas hal yang dirinya pun tak tahu apa itu.
.

.

.

Sudah terhitung tiga hari pria yang sering ia sebut babi itu diam tanpa menyentuh makanannya. Ini dimulai dari hari dimana pria kekurangan kalsium itu menangis sesenggukan memeluknya ditengah malam. Dengan keadaan kacau, pria itu menceritakan gosip yang didengar nya itu.

Dan sunghoon kembali menghela nafas ketika sepulang ia memberi pelajaran pada pria Jay itu. Prianya tengah tertidur meringkuk di kasurnya, dengan jejak air mata.

"Sebegitunya kamu mencintainya? Kenapa kamu meyukai pria brengsek itu" gumam sunghoon, pria itu mengelus lembut Surai itu. Pandangannya ia arahkan pada gambar tak beraturan yang ia tempelkan didinding kamarnya.

Lukisan sunoo saat pria itu duduk di bangku TK, disana ia menggambar dua orang laki-laki yang tengah bergandengan tangan dengan background berwarna biru. Meski tampak buruk dan terkesan biasa, namun kalimat dari sunoo lah yang masih berkesan dan diingatnya hingga sekarang.

"Ini sunghoon hyung dan sunoo, berjanjilah untuk tetap disamping sunoo-- berjanjilah tetap berpegangan tangan seperti ini. Janji janji janji?"

"Hmm janji"

Janji seorang anak kecil-- yang masih terus terngiang hingga sekarang, mungkin dulu hanya sebatas kata bagi si bersangkutan-- tapi Sunghoon sangat serius akan janjinya itu.

"Aku menepati janjiku-- aku akan selalu menjagamu" gumam pria jangkung itu

SAY GOODBYE - JAYNOO√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang