-
Dikepala Sunoo ada banyak pertanyaan yang ingin terlontar. Kenapa Hyung disini? Hyung datang menjemput? Dalam rangka apa? Ini benar Jay hyung? Tapi kenapa? Kenapa... Kenapa... Terlalu banyak kenapa dikepalanya sekarang. Tapi pada akhirnya ia memilih bungkam, memutuskan buru-buru masuk ke dalam mobil pria itu.
"Pagi Hyung" sapanya, Jay mengangguk seadanya.
Tidak ada percakapan yang ditukar selama perjalanan. Kalau ada itu hanya Sunoo yang bicara random-- lalu tiba-tiba sudah sampai difakultasnya. Dan pria itu mengedikan dagunya menyuruhnya turun.
Iya! Hanya seperti itu, mobil itu kembali melaju setelah Sunoo turun. Meninggalkannya tanpa kata atau sapaan, meninggalkannya yang kini jadi pusat perhatian.
Mereka balikan?
Bukankah itu mobil Jay Sunbae?
Itu sunoo dan Jay Sunbae
Mereka benar-benar kembali bersama
Awalnya semua hanya berupa bisik-bisik yang terdengar nyaring yang Sunoo coba abaikan. Dia terus berjalan sampai langkahnya dihadang. Jeara! Tak lupa kini ia membawa dayang-dayangnya.
"Kau hanya kembali berpacaran dengannya, kau tidak tau apa dia mencintaimu atau sekedar mempermainkanmu untuk kedua kalinya" sarkasnya begitu mereka berhadapan
"Setidaknya kali ini aku yang akan menang. Aku akan membuat Jay hyung bertekuk lutut padaku" balas Sunoo
"Bermimpilah Sunoo-ssi, karena itu Takan terjadi. Kau-- hanya sedang menggali kuburmu sendiri"
Sunoo menggigit bibir bawahnya. Memandang Jeara penuh aura permusuhan.
"Kita lihat nanti" Sunoo berkelit, menyeludupkan tubuhnya menghindari kerumunan. Meninggalkan Jeara dengan amarahnya.
Sunoo pikir Jeara benar, dia tak boleh menggali liang kuburnya sendiri. Dia harus membuat Jay jatuh cinta padanya-- membuat Jeara bungkam dan merasa malu sudah meremehkannya. Mulai hari ini ia harus lebih gencar mendekati Jay.
Merogoh sakunya ia mengambil ponselnya. Lalu mulai mengetik...
'jay Hyung sudah sampai fakultas?'
'hyung jangan lupa makan siang?'
'hyung fighting'
Okay sekarang tugasnya adalah memberi perhatian kecil pada pria itu. Membuat Jay gusar kalau perlu buat dia terbiasa dengan keberadaannya.
Namun tanpa di duga Jay membalas pesannya.
Dari: Jay hyung
Kamu juga
Sunoo membaca berulang kali pesan itu, memastikan bahwa kontak itu memang milik Jay. Hingga ia benar-benar yakin, memang Jay-lah yang mengirim pesan.
"Wah Sunoo-ya, jadi sekarang kau tidak perlu menunggu berminggu-minggu untuk mendapatkan balasan. Wah" Sunoo bahkan tidak mempercayainya. Pesannya tidak diabaikan, bahkan mendapat balasan kurang dari 2 menit. Bukankah kemajuan yang sangat pesat?
.
.
.
"Maaf sudah sempat tidak mempercayaimu Sunoo-- tapi melihat kalian berangkat bersama sekarang aku jadi yakin" Heeseung menggenggam tangan Sunoo dramatis.
"Jadi sekarang apa? Tinggal diputusi saja?" Ni-ki angkat bicara, menatap Sunoo yang kini sudah menarik tangannya dari genggaman Heeseung
"Tidak...tidak. bukankah kau harus membuat Jay menyatakan cinta, Sunoo harus yakin Jay mencintainya. Baru setelah itu dia bisa putus dengan Jay" kata Heeseung
"Benar juga" Ni-ki mengangguk menyetujui. Sedang sekarang Sunoo terlihat jelalatan mencari seseorang. Lalu kembali menatap dua orang di depannya.
"Sunghoon Hyung mengabari kalian?"
Tanyanya, pasalnya pria itu tak mengabarinya setelah pulang dari apartemennya kemarin. Bahkan pesannya yang mengatakan tidak usah menjemput pagi tadi belum mendapatkan respon. Membuat Sunoo sedikitnya khawatir."Memangnya kenapa? Dia tidak mungkin tidak mengabarimu kan? Sudah tidak usah dipikirkan. Palingan dia sedang sibuk di fakultasnya" kata Heeseung.
Sebenarnya Sunghoon memang sudah sangat jarang mendatanginya ke fakultas. Sedikitnya itu membuat Sunoo merasa aneh-- dan tidak ada yang bisa ditanyainya karena dua orang di depannya juga tidak sefakultas dengan pria jangkung itu.
Mereka tengah fokus berbincang ketika Heeseung tiba-tiba menyikutnya. Menyuruhnya untuk berbalik melihat ke belakang, dan belum sempat Sunoo melakukannya. Sebuah tangan baru saja mengacak rambutnya di susul dengan suara yang sangat dia kenali.
"Aku baru saja ingin mengajak makan siang bersama, tapi sepertinya aku terlambat"
Sunoo mendongak lalu disuguhkan dengan senyum teduh Jay. Sumpah ini pertama kalinya melihat Jay seperti ini.
"Jay hyung?" Sunoo menggeser duduknya, mempersilakan pria itu duduk di sampingnya.
"Maaf Sunoo tidak tau kalau Hyung akan kesini. Lagi pula kenapa tidak mengirim pesan terlebih dahulu" Sunoo tampak merengut, dan Jay terkekeh kembali menggusak Surai itu main-main.
"Tidak masalah, setidaknya aku masih bisa melihatmu"
Tolong cubit Sunoo! Dia yakin ini mimpi, tapi rasanya seperti nyata. Sungguh Jay yang ia kenal tidak seperti ini. Sekarang Sunoo merasa mereka benar-benar pacaran.
"Ehem!"
Seakan tersadar mereka tidak hanya berdua, Sunoo mengusap tengkuknya canggung.
"Ah Hyung, perkenalkan mereka teman-temanku. Secara teknis teman-teman sunghoon Hyung sih" gumamnya di akhir
Ni-ki melotot mendengar itu, Heeseung bahkan ingin menjambak rambut pria tak tau diri itu. Namun diurungkannya kini mereka mengangguk menyapa Jay. Karena meski mereka tidak saling bicara secara langsung mereka tetap mengenal dengan baik.
"Yah aku mengenal mereka. Aku tidak tau anak-anak kedokteran mau jauh-jauh ke fakultasmu hanya untuk makan siang"
"Kami sudah melakukannya beberapa Minggu belakangan. Lagi pula dia tidak punya teman di fakultasnya" kata Ni-ki sambil lalu. Kini ia kembali fokus pada makanannya.
"Sunghoon!" Heeseung berteriak saat melihat pria jangkung itu-- Sunghoon sendiri berjalan menghampiri mereka.
"Aku menjemputmu pagi tadi, tapi kau sudah tidak ada" kata itulah yang terlontar sesaat dia sampai pada meja mereka. Atensinya tadinya hanya untuk Sunoo sampai pandangannya bertemu dengan orang yang seharusnya tidak ada diantara mereka. Jay park-- dan ia mengingat bahwa pria ini sekarang adalah kekasih Sunoo.
Kini sunghoon dan Jay saling mengirim tatapan tak bersahabat. Heeseung dan Ni-ki bahkan sudah saling sikut. Hanya Sunoo yang tak mengerti keadaan, wajahnya masih ceria.
"Maaf Hyung, pagi tadi Jay hyung menjemput. Tapi jangan salahkan Sunoo, Sunoo mengirim pesan dan Hyung belum membacanya hingga-- ada apa kalian? Ada apa adu tatap begitu?"
Heeseung menepuk jidatnya. Dasar tidak peka! Apa Sunoo benar-benar tidak tahu?