16

1.6K 243 12
                                    



-

"Naik"

Sunoo mengerjap-- menatap Jay yang kini ada dihadapannya. Jay sungguhan, bukannya Sunghoon atau dua badut gila Heeseung dan Ni-ki yang sering menempelinya. Pria itu ada di balik kemudi, menurunkan kaca mobilnya dan menatapnya. Sungguh.

"Tapi-- kenapa?"

"Karena kita pacaran kan"

Sunoo menganga-- sedang pria Jay itu mengedik menyuruhnya untuk buru-buru naik. Seakan dia tidak membolehkan Sunoo untuk berpikir lebih lama.

Jadi dengan canggung Sunoo membuka pintu depan-- dan naik ke dalam mobil pria itu.

Sepanjang jalan selama 10 menit mobil itu melaju-- pria Jay itu tidak mengatakan apa-apa. Mereka seperti pacar yang tengah perang dingin.

Pacar yah? Kini otak Sunoo baru memproses apa yang baru saja terjadi,ia berjengkit hebat dan sepertinya itu membuat perhatian pria Jay kini tertuju padanya.

"Apa?" Jay menghentikan laju mobilnya,kini tatapannya tertuju pada Sunoo

"Jay hyung--- kita pacaran?!"

"Iya"

Sunoo membulatkan matanya-- dia yakin sudah membersihkan telinganya pagi tadi, jadi dia tidak mungkin salah dengarkan?

"Benar-benar pacaran?!"

"Memangnya ada berapa jenis pacaran, lagipula kalau aku tidak salah ingat kamu sendiri yang mengajakku balikan"

Sunoo terkesiap lalu membulatkan mulutnya setelah itu, kini ia mengangguk semangat dan sebelum Jay bisa memprediksi apa yang dilakukan pria imut itu, tangannya sudah ada di genggaman pria Sunoo.

Matanya membentuk sabit, tersenyum dengan begitu manis. Sunoo memperlihatkannya secara cuma-cuma padanya.

"Jadi Hyung mau balikan dengan Sunoo?! Jadi kita pacaran lagi?! Terimakasih Hyung, Sunoo janji akan jadi pacar yang baik!"

Sunoo memeluk lengan Jay tanpa menghilangkan senyum lebarnya. Dan Jay secara tiba-tiba menarik tangannya-- mendorong Sunoo kembali ke tempat duduknya.

"Berisik! Berlebihan sekali" ucapnya judes. Itulah sekiranya anggapan Sunoo ketika mendengar nada bicara Jay, tidak menangkap bahwa sebenarnya itu adalah karena pria Jay tidak bisa mengendalikan rasa gugupnya.

Sunoo kembali melirik Jay disampingnya, tersenyum sekilas sebelum mengalihkan netranya pada luar jendela. Sedang Jay kembali melajukan mobilnya-- fokus untuk sampai apartemen pria disebelahnya.
.

.

.

Sunoo kini tengah berguling-guling di kasurnya. Miring kanan,miring kiri, terlentang lalu menendang-nendang udara. Pipinya menghangat-- merona untuk suatu alasan.

"Gila, Jay hyung nganterin sampai depan apartemen" monolognya-- lagi-lagi ia berguling tak tentu arah, membiarkan bagaimana rupa kasurnya sekarang.

Hey jangan bilang dirinya lebay-- pasalnya Jay yang ia kenali dahulu tidak akan melakukan itu. Jangankan mengantarnya hingga depan pintu, membiarkan Sunoo menaiki mobil itu pun tidak pernah. Ini pertama kalinya.

Dulu sekali saat mereka masih pacaran-- yang sekarang ia tau untuk alasan taruhan. Untuk sekedar berkencan saja-- pria itu yang akan menentukan tempatnya. Tidak ada yang namanya jemput menjemput, mereka datang secara terpisah-- meski begitu dulu sekali hal itu sudah membuat Sunoo berbunga-bunga, meskipun bunganya tidak mekar secara penuh karena setiap dia datang Jay tidak menunggunya sendiri-- ada Jeara disampingnya. Dia sudah bilang kan kencannya dulu lebih terdengar seperti menemani pacarnya selingkuh. Jay, Jeara dan dia sebagai obat nyamuk.

Jadi saat Jay mengantarnya sampai depan pintu. Itu adalah sebuah keajaiban dunia.

Sunoo kembali ke realita saat pintu kamarnya digedor berulang kali, lalu secara reflek netranya terarah pada ponselnya-- dan makin merutuk melihat 11 panggilan tak terjawab dari Sunghoon.

Ia melompat dari kasurnya membuka pintu kamar secara kilat-- dan disuguhkan wajah tak bersahabat milik Sunghoon.

Sunoo pasti terlalu menikmati euforia-nya tentang Jay yang mengantarnya pulang. Sampai tak sadar seseorang memasuki apartemennya, sampai melupakan Sunghoon yang tidak pernah absen mengantar jemput nya.

"Jadi kau dan Jay benar-benar balikan?" Kalimat itulah yang pertama kali terlontar setelah hening beberapa detik yang lalu.

-

Masakan yang menggugah selera dihadapan-nya tidak serta merta membuatnya senang. Melupakan bagaimana pria Park itu telah menyiapkannya untuknya. Wajahnya lebih menunjukan kekecewaan.

"Kamu merokok?" Sunoo melontar tanya-- bukan apa-apa dia baru saja melihat bungkus rokok ditas yang terbuka milik pria jangkung itu.

"Itu milik temanku"

"Kau sudah pastikan menghilangkan bau rokok yang melekat pada mulut dan pakaianmu"

Sunghoon menghela nafas-- lalu berjalan memutari meja untuk mencapai Sunoo, kini ia berlutut dan menggenggam tangan itu.

"Maaf,pikiranku sedang kacau. Aku janji tidak akan mengulanginya"

Sunoo tersenyum, tangan kirinya yang bebas membelai Surai Sunghoon lembut.

"Aku harus mempercayai mu kan?"

"Hm" sunghoon melepas genggaman tangan mereka, berdiri dan kembali ke arah tempat duduknya.

"Sekarang makanlah lebih dahulu" Sunoo mengangguk seadanya, menatap Sunghoon yang kini tengah memisahkan sayur yang tidak disukainya.

"Hyung" Sunghoon tidak menyahut, tapi gerakan tangannya berhenti-- tatapan mereka bertemu.

"Rokok tidak baik untuk kesehatan"

Dan Sunghoon sadar, Sunoo tidak mempercayai nya. Tidak pada janji yang kerap kali ia langgar-- Sunghoon tau Sunoo hanya menghawatirkan nya. Tapi pria itu tak tau apa yang dialaminya-- dia tak tau bagaimana kacaunya Sunghoon mendengar pria Kim itu kembali kepelukan Jay, dia tak tau bagaimana frustasinya Sunghoon melihat foto-foto Sunoo bersama Jay, foto Sunoo memasuki mobil Jay yang sedang ramai di bicarakan di website fakultas. Mereka kembali bersama, untuk alasan itu Sunghoon merokok, karena ia tidak mungkin mabuk-- tidak sebelum dia memastikan keadaan pria Sunoo ini.

Ini aku mau tanya Kalian ngrasa jenuh ga sih sama penulisan aku? Kaya ga maju kemana-mana.

Alurnya lambat banget kan?
Ngebosenin ga sihh?

Setting tempatnya aja disitu-situ aja. Kaya muter-muter, aku pas baca balik  ngrasa aneh banget! Huft

Tapi ya sudahlah, makasih yang sudah berkenan membaca karya abal-abalku iniʘ‿ʘ

SAY GOODBYE - JAYNOO√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang