22

1.4K 183 6
                                    




-

"Aku duluan ya, Hyung!!"

"Mau kemana?"

"Ada perlu"

"Perlu apa?"

"Nyusulin Jay hyung"

Sunghoon diam, menatap Sunoo sesaat- sepersekian detik. Dan selama detik itu ada keruh samar diwajah Sunghoon yang tidak bisa Sunoo lewatkan.

"Hyung..kenapa--"

"Kamu masih mengingat janjimu?"

Sunoo diam. Dia ingat-- tapi dia ingin melupakan janji itu. Tapi ia tidak bisa mengingkari karena Sunghoon terus mengingatkannya.

Pada akhirnya Sunoo hanya bisa mengangguk, setengah hati mengiyakan.

"Beri Sunoo waktu ya Hyung? Sunoo tidak akan mengingkari apa yang sudah Sunoo janjikan. Sunoo akan memutuskan Jay hyung, Sunoo janji"

Entahlah- meski Sunoo tau ini akan menyakiti dirinya sendiri, bahkan mungkin akan menyakiti Jay jika pria itu benar-benar mencintainya. Bukankah ia bisa menarik perjanjiannya tentang misi balas dendam. Memperbaiki hubungannya dengan Jay- tetapi ia tidak bisa, semua ini hanya demi Sunghoon. Ya untuknya Sunghoon lebih dari segalanya. Pria itu yang selalu ada untuknya- lalu apa dia bisa membuat pria itu kecewa padanya? Jawabannya adalah tidak bisa.

"Hyung harus percaya pada Sunoo, seperti Sunoo yang selalu percaya pada Hyung"

Helaan nafas terdengar dari yang lebih tinggi, namun akhirnya ia mengangguk.
Sunoo tersenyum- menepuk pundak Sunghoon. "Ya sudah, Sunoo duluan ya hyung! Nanti Sunoo kirim pesan!!"

Lalu Sunoo berlari ke-luar kelas, tidak lagi menoleh.
.

.

.

"Jay hyung kok disini?"

Jay mengangkat sebelah alisnya. "Salah?"

"E-enggak,tapi kan... Sunoo baru saja ingin nyamperin Hyung ke fakultas"

"Kenapa harus kamu yang datang?" Jeda sedetik Jay melanjutkan perkataannya. "Lagipula sudah tugasku sebagai pacarmu untuk menjemput"

Sunoo bersemu mendengarnya- mengulum senyum supaya tidak tersenyum terlalu lebar.

"Ngapain berpikir datang ke fakultas hyung?"

Sunoo menyatukan kedua telunjuknya dengan malu-malu.

"Mau... Makan siang bareng?"

Jay terkekeh, menggusak Surai sunoo gemas.

"Ayo.. tapi bayar sendiri-sendiri yah"

"Cih, pelit!" Lalu Jay tergelak melihat wajah malu-malu Sunoo berubah jadi mengerucut.

"Becanda, sayang"

Sunoo yang mendengarnya semakin memerah.

"Hyung! Maluu!" Rengeknya

Di dekat undakan turun dari pelataran Gedung Sunoo menghentikan langkah, menunggu Jay lalu mengulurkan tangan.

Dan ia hampir kehilangan pegangannya saat merasakan jemari Jay melingkupi miliknya hangat.

Tetapi tentu saja mulut Jay tidak sehangat telapak tangan-nya.

"Ngapain pake gandeng-gandeng begini? Kayak mau nyebrang aja"

Sabar noo, Dasar enggak romantis.

Mereka berjalan melewati gerbang, menuju ke arah mobil Jay terparkir. Sunoo sudah melupakan panas di pundaknya- berulang kali netranya memandang pada tautan mereka.

"Noo"

"Iya?" Sunoo menatap Jay masih sambil berjalan. Namun Jay tidak bereaksi apa pun- dia menatap Sunoo datar. Dan tatapan itu membuat Sunoo menghentikan langkah. Langkah Jay otomatis ikut terhenti.

"Kenapa?" Tanya-nya lagi

"Besok libur. Minggu."

"Iya, tahu. Terus?"

Matahari sedang terik-teriknya, tergelincir sedikit di arah tepat belakang kepala Jay. Perlu usaha besar untuk menatap pria itu tanpa menutup mata. Silau.

Sunoo menghitung detik, menunggu. Jay masih mendiamkannya,lalu sebelum Sunoo mengambil langkah karena tidak tahan terik Jay buka suara. Nadanya ringan.

"Besok aku jemput"

"Huh?"

"Kencan kedua kita, kali ini benar-benar kencan"

Sunoo mematung.

Kenapa waktunya pas sekali?

SAY GOODBYE - JAYNOO√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang