Chapter 4

5.6K 514 5
                                    

Cerita ini hanyalah fiksi dan tidak terkait sejarah manapun.

Cerita ini hanyalah fiksi dan tidak terkait sejarah manapun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

“Ka-Kaisar! Pekik Liwei kaget dan sedikit gugup.

Eh, Tunggu! Kenapa dia gugup begini, dan ada apa dengan jantungnya yang berdetak kencang? Seperti lari marathon saja, pikirnya.

Liwei menyentuh dadanya dan beberapa kali menarik nafas, menenangkan diri. Sesekali melirik pria didepannya 'Sangat Tampan' batinnya.

“Apa yang anda lakukan disini?” tanyanya pada Kaisar setelah tenang.

“Ini adalah Istanaku. Apakah harus ada alasan aku berada disini?” Tanya balik Kaisar.

“Terserah anda!” Ketus Liwei malas dan mengalihkan pandangan.
‘Aish, Kaisar menyebalkan.’ Batin Liwei menggerutu.

Melihat itu Kaisar hanya memicing, menatap tajam Permaisuri.

“Ck, APA!” Seru Liwei tak tahan ditatap terus-menerus oleh Kaisar.

“Kamu tak memberi salam padaku, Permaisuri?” Sindir Kaisar pada Liwei.

“Aish, salam bagi Matahari Kekaisaran, semoga keberkahan selalu menyertai anda.” Ujar Liwei sambil sedikit menunduk dengan malas.

Kaisar mengangguk puas dan tersenyum penuh kemenangan.

“Dasar gila hormat!” gumam Liwei lirih.

“Kamu mengatakan sesuatu Permaisuri?” Tanya Kaisar menatap memicing pada Permaisuri karena mendengar gumaman wanita itu.

“Tidak.” Jawab Liwei malas.

Kaisar masih menatap Liwei menghiraukan semua orang yang ada disana, tak tahan ditatap terus seperti itu, Liwei membalas tatapan Kaisar dengan bengis.  

“Ehem.” Sebuah dehaman keras menyadarkan Liwei, reflek dirinya langsung menoleh kesumber suara.
Memutus pandangannya pada Kaisar.

“Astaga! Yang Mulia Ibu Suri!” Seru Liwei sedikit berteriak karena kaget.

“Maafkan kelancangan saya, Salam bagi Yang Mulia Ibu Suri.” Lanjut Liwei tersadar bahwa dirinya sudah berlaku tidak sopan, dirinya sedikit menunduk memberi salam pada mertuanya.

Melihat tingkah menantunya, Ibu Suri terkekeh pelan.

“Apakah kamu terlalu asyik menghabiskan waktumu Permaisuri? Kamu bahkan tak sadar akan kehadiran kami. Ibunda tak tahu ternyata Permaisuri memiliki ketertarikan terhadap hal semacam ini. hahaha” Imbuh Ibu Suri dengan sedikit mengedipkan mata kearah menantunya.

Become a Lazy EmpressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang