Hari pertama trip yang berjudul "honeymoon" hanya dihabiskan untuk berenang, menikmati sunset dan juga makan malam romantis ditengah pemandangan yang sangat indah.
Namun, mereka malah tertawa geli karena suasana yang terlalu romantis untuk mereka pasangan yang merasa di bercandai oleh kehidupan.
"Hey Am, lihat sekeliling mereka semua tampak berpasangan dengan romantis." Eric sedikit tertawa geli sambil menyantap makanannya lagi.
"Mereka juga pasti mengira kita pasangan romantis juga." Jawab amber yang masih mengunyah dalam mulutnya.
"Dan sepertinya ada seseorang diam diam memotret. Di arah jam 3." Mereka langsung melirik sedikit ke arah jam 3, dan memang benar ada seorang wanita yang mengarahkan kamera hp nya ke Amber dan Eric.
"Oh ternyata ada yang kenal kita. Haha" canda Amber.
"Itu sepertinya Eric nam dan Amber!" Seperti ada yang berbicara begitu di sekitar mereka.
"Am." Eric langsung mengusap ibu jarinya pada ujung bibir Amber.
Amber hanya terpaku menatap Eric, heran.
"Ada sisa makanan di ujung bibirmu."
"Oh. Thanks." Amber masih fokus dalam mengunyah makanannya.
"Tapi bohong." Eric terkekeh geli mengingat ekspresi Amber tadi.
Amber langsung menatap eric jahat seperti akan menerkam.
"Jangan makan aku."
"Lihat saja nanti Eric." Amber tetap menatapnya dengan lirikkan evil nya.
"Setidaknya kita harus terlihat manis kan." Kali ini tangan Eric mengelus pipi kiri Amber.
*ting
Amber mengetukkan garpunya ke piring. Seakan menandakan kau akan kutusuk dengan garpu sebentar lagi.
"Hahaha." Eric malah tertawa melihat Amber agak salah tingkah dengan kelakuannya.
"Habiskan makanan mu sebelum ku habiskan bersama dirimu." Amber mendekati wajahnya dan berbisik.
"Aw jagiya ku sangat galak."
"What? Jagiya? Aku tidak salah dengar?"
"Hahaha." Eric malah tertawa terus melihat kelakuan Amber.
Kesal di campur aduk dengan geli melihat ekspresi Eric yang terus mencairkan suasana menjadikan hangat diantara mereka.
Sebenarnya, ini sudah satu bulan sejak mereka menikah. Dikarenakan jadwal Eric yang cukup padat menjadi MC, promosi album dan sebagainya. Sedangkan Amber yang hanya aktif youtube dan juga membuat lagu.
Setelah selesai makan, mereka diam dulu sejenak sambil memandangi bintang-bintang yang bertaburan di langit dan mendengarkan suara ombak yang berdesir di pantai.
"Begitu menenangkan." Eric sambil melihat langit.
"Karena jadwalmu padat, setidaknya sekarang kau bisa melepas penatmu." Amber menatap Eric, dibalik tatapannya itu pikiran Amber mulai bertanya-tanya.
"Mengapa bisa ini terjadi.Dia sahabatku sejak lama, tapi sekarang seharusnya aku tidak menganggap begitu karena dia... Suamiku sekarang. Apa yang ia pikirkan tentangku sekarang"
"Mengapa kau menatapku seperti itu? Ada yang salah?" Eric langsung menurunkan pandangannya dari langit dan menatap Amber.
Amber hanya menggeleng.
"Ah sepertinya Amberku sudah menjadi wanita sekarang."
"Apa sebelumnya aku bukan wanita?! Aish."
"Lihat lihat, Amberku mengomel seperti wanita. Membuatku gemas."
"Kau juga membuatku gemas, sampai aku ingin.."
"Ingin apa?" Ejek eric.
"Tidak jadi. Ayo kembali ke kamar, aku ingin berbaring." Amber mengelap bibirnya dengan tisu, dan mulai merapikan diri.
"Bilang saja kau sudah rindu ingin berduaan denganku."
"Setiap hari sejak sebulan lalu aku terus berduaan denganmu. Apa yang membuat ku rindu?? Aish!"
"Oh jadi kau sudah nyaman denganku ya. I see." Eric mengangguk dengan yakin seperti sedang mengemukakan pendapat dalam penelitian science.
"KAPAN AKU BILANG NYAMAN??" Amber menepuk jidatnya, langsung berdiri dan mulai berjalan.
"Wait honey." Eric mengejar dan langsung menggandeng tangan Amber.
***
"Eric mau pijit." Ditengah diskusi mereka mengenai konsep sambil berbaring sebelahan menggunakan sheet mask, amber tiba-tiba meminta seperti itu. .
"Kau habis apa sih, kenapa badanmu selalu pegal." Walaupun sambil mengomel tetap saja Eric melakukannya untuk Amber.
"Sepertinya sendiku harus di ganti."
Eric menepuk kaki Amber dan berkata
"Ada ada saja. Bilang saja kau rindu sentuhan manja ku.""Kenapa kau selalu menyimpulkan hal yang tak pernah ku ucapkan." Keluh Amber.
"Itu namanya peka."
"Peka atau ke-geer an beda tipis."
"Dasar wanita! Mana yang mau ku pijit lagi?" Ucap eric sambil memijit kaki Amber.
Lucu memang, mereka berdua sering bercanda dan bertengkar seperti anak kecil. Tapi, dalam waktu bersamaan saling peduli.
"Punggung." Amber sekarang telungkup dan meminta Eric memijit punggungnya. "Ya sebelah situ." Tanpa mengomel Eric benar-benar menuruti perkataan Amber.
"Amberku benar wanita." Eric meraba di sekitar tengah punggung Amber karena memang terasa ada sebuah tali disitu.
"Byuntae!" Amber langsung berbalik dan menyerang Eric dengan mengacak-acak rambutnya.
Eric menghentikannya dengan meraih tangan Amber dan menatapnya.
Dia membuka sheet mask nya, dan juga membuka sheet mask milik Amber.
"Harusnya masih 1 menit lagi masih dilepas."
"Biarkan saja, kau sudah.. cantik." Eric masih menatap Amber dengan dalam.
"Eric, are.. u... okay?"
Entah kenapa kali ini Amber tidak berkutik sama sekali."I'm not... kenapa jantungku berdegup seperti ini?" Eric menaruh tangan amber di dadanya. "Am, sorry I can't hold this..."
Eric mendekatkan wajahnya pada Amber perlahan, tidak ada perlawanan apapun sampai...
*ceguk ceguk
Amber cegukkan, dan Eric pun langsung menjauh dan berlari ke kamar mandi. Dia merasa gagal, malu, dan camggung.
Amber hanya tersenyum sambil berbicara melihat Eric yang jadi salah tingkah dan bersembunyi di kamar mandi "I'm sorry. Hehe."
"Mau ditaruh dimana wajahku?" Eric melamun sambil berjongkok di atas closet duduk.
Wajahnya sekarang seperti sedang meratapi kehidupan yang penuh dengan fana.
"Apakah tidak ada kresek untuk menutup wajahku?"
***
Deg deg an aku nulisnya ampun.
Tapi jadi senyum senyum sendiri ngebayanginnya. Uwuuuu
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Pact | Amber fx and Eric Nam Fanfiction
FanfictionMenikah dengan sahabat sendiri karena sama-sama membuat marriage pact. Pada awalnya mereka berpikir mungkin akan menguntungkan satu sama lain untuk bisnis Tapi, apakah akan terus berjalan untuk bisnis? Ataukah mereka akan... jatuh cinta satu sama...