Hari ke-3 mereka lagi-lagi melihat sunrise pada pagi hari, lalu pada siang hari mereka pergi ke museum lalu pergi ke pasar untuk berbelanja. Mereka akan kena marah jika tak membawa oleh-oleh untuk teman-teman mereka terutama orang-orang di dive studio. Mereka berdua saling berdiskusi kira-kira hadiah apa yang cocok untuk diberikan kepada mereka. Walaupun sempat dengan perdebatan sengit mereka akhirnya memutuskan untuk membelikan semua boneka goyang ala hawaii. Boneka berbentuk wanita dengan rok dan kalung bunga.
Setelah membeli oleh-oleh itu mereka langsung melanjutkan makan siang dan segera kembali ke hotel. Mengingat mereka harus pulang pagi sekali esok hari, mereka perlu untuk packing segala rupa. Untungnya, hari ini cerah jadi mereka tidak terlalu repot dengan berjalan-jalan di pasar. Saat berjalan sebenarnya mereka disapa oleh beberapa orang, tapi sepertinya orang-orang itu tau mereka sedang honeymoon, jadi tidak terlalu mengganggu hanya sekedar menyapa saja.
Sesampainya di hotel mereka membereskan barang mereka, sehingga nanti sebelum pergi hanya sedikit barang yang masih perlu di bereskan. Sambil membereskan, seperti biasa terjadi pertengkaran kecil.
"Eric, bisakah barang ini di simpan di dirimu?" Amber memberikan oleh-oleh itu untuk di simpan di kopernya.
"Tidak mau! Weeee."
"Lihat kopermu masih kosong!!!" Amber menunjuk nunjuk ke arah koper Eric yang benar masih banyak ruang.
"Ini penuh ini penuh."
"Ya!" Amber duduk bergeser dan mendekati Eric dan siap untuk menerkam.
"Iya iya, baiklah. Sebaiknya bajuku di taruh di kopermu. Semua barang itu taruh di koperku. Setidaknya kita bisa tau koper mana yang berisi pecah belah." Eric mulai mengeluarkan pakaiannya.
"Tumben kau pintar."
"Tentu saja, kau tidak sadar aku pintar?" Eric masih fokus dengan pakaian nya.
"Iya iya ahjumma." Amber sekarang masih menata kopernya agar pakaian Eric muat kedalamnya.
"Ini ini, baju ku hanya sedikit kan." Dia mulai membantu Amber meletakan di dalam koper. "Dan ini harus hati-hati karena ini adalah harta karun." Eric memberikan sebuah kantung transparan dan isinya sudah tentu terlihat.
"Iyuuuuuh." Amber menjinjinnya dengan cubitan jarinya dan memasukannya ke dalam kantung resleting dalam koper. Semua milik Amber pun di dalam situ.
"Itu wangi ya! Enak saja aku tidak bauuuu. Coba saja cium."
"Kau mau aku mati? Kau mau jadi duda muda?"
"Oh sekarang kau sudah mengakui aku suami mu?" Tanya Eric nakal yang sedang membereskan barang yang dimasukkan ke kopernya.
"Salah lagi." Amber mendengus pelan.
Sedikit lagi packing mereka selesai, dan mulai mendiskusikan apa yang akan dilakukan selanjutnya.
"Setelah ini ngapain ya." Amber bertanya iseng pada Eric, walau sudah tau pasti jawabannya tidak akan benar.
"Berenang di kolam?"
"Aku malas mengeluarkan baju lagi,sudah di lipat semua."
"Tidak usah pakai, lagian kan itu kolam renang private. Hanya kau dan aku."
"Byuntae!!" Amber menepuk lengan Eric.
"Hahaha. Aku kan suami muuu. Kau sudah mengaku tadi. Hoho." Eric sudah selesai dan menaruh kedua koper itu di dekat lemari dan mulai merebahkan diri di samping Amber.
"Tidak tau ah."
"Bercanda." Eric mencubit hidung Amber. "Oh ya, tadi kan beli uno stacko! Ayo main." Eric mulai beranjak dan mengambil Uno stacko yang tadi ia beli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Pact | Amber fx and Eric Nam Fanfiction
Fiksi PenggemarMenikah dengan sahabat sendiri karena sama-sama membuat marriage pact. Pada awalnya mereka berpikir mungkin akan menguntungkan satu sama lain untuk bisnis Tapi, apakah akan terus berjalan untuk bisnis? Ataukah mereka akan... jatuh cinta satu sama...