1. “Komunisme Militer[1]”, “Kebijakan Ekonomi Baru” (NEP[2]) dan Jalan Menuju Kulak[3]
Jalur perkembangan perekonomian Soviet sama sekali bukan dalam jalur yang tidak terganggu dan dengan kurva kenaikan yang stabil. Dalam 18 tahun pertama rejim baru ini, Anda dapat dengan jelas membedakan beberapa tahapan yang ditandai oleh krisis-krisis yang tajam. Kita perlu mengambil satu gambaran singkat dari sejarah ekonomi Uni Soviet dalam hubungannya dengan kebijakan pemerintahan, baik untuk diagnosis maupun prognosis.
Tiga tahun pertama setelah revolusi adalah sebuah periode perang sipil yang kejam. Kehidupan perekonomian sepenuhnya menjadi hamba kebutuhan di garis depan. Kehidupan budaya tersudut dan dicirikan oleh serangkaian pemikiran kreatif yang berani, di atas segalanya adalah pemikiran pribadi Lenin, sementara media untuk menyampaikannya teramat langka. Inilah masa yang disebut “komunisme militer” (1918-21), yang merupakan satu pararel heroik dengan “sosialisme militer”[4] di negeri-negeri kapitalis. Masalah ekonomi pemerintahan Soviet di tahun-tahun itu pada dasarnya adalah bagaimana mendukung industri perang, dan menggunakan sumberdaya yang kecil dari warisan masa lalu untuk kepentingan militer dan menjaga keselamatan hidup rakyat kota. Komunisme militer, pada hakikatnya, adalah rejimentasi sistematik atas konsumsi di dalam sebuah benteng yang tengah terkepung.
Tetapi, kita perlu mengakui bahwa dalam konsepsi awalnya Komunisme Militer ditujukan pada sasaran yang lebih luas. Pemerintah Soviet berharap dan berusaha keras untuk mengembangkan metode rejimentasi ini secara langsung menjadi sebuah sistem perekonomian terencana dalam hal distribusi maupun produksi. Dengan kata lain, dari “komunisme militer” pemerintah berharap secara bertahap, tanpa harus merusak sistemnya, untuk sampai pada komunisme sejati. Program partai Bolshevik yang disahkan di bulan Maret 1919 menyatakan: “Dalam bidang distribusi tugas yang kini dihadapi oleh Pemerintah Soviet adalah dengan teguh terus melangkah dengan skala yang terencana, terorganisir dan mencakup seluruh negeri untuk menggantikan perdagangan dengan distribusi barang.”
Akan tetapi, realitas semakin berbenturan dengan program “komunisme militer”. Produksi terus menurun dan bukan hanya diakibatkan oleh dikekangnya stimulus kepentingan pribadi di antara kaum produsen. Kota menuntut gandum dan bahan baku dari wilayah pedesaan, tanpa memberi apa-apa sebagai gantinya selain potongan-potongan kertas aneka warna yang dinamai, menurut ingatan yang lama, uang. Dan kaum muzhik[5] mengubur persediaan mereka di dalam tanah. Pemerintah mengirim detasemen kaum buruh bersenjata untuk mengambil gandum itu. Kaum muzhikmemangkas produksinya. Produksi industri baja jatuh dari 4,2 juta ton menjadi 183.000 ton — itu 1/23 dari keadaan sebelumnya. Total panen gandum turun dari 36,3 juta ton menjadi 22,8 juta ton di tahun 1922. Ini adalah tahun paceklik yang parah. Pada saat bersamaan, perdagangan luar negeri jatuh dari 2,9 milyar rubel menjadi 30 juta. Keruntuhan kekuatan produktif mencapai tingkat yang belum pernah terlihat dalam sejarah sebelumnya. Negeri ini, dan pemerintahannya, berada persis di bibir jurang.
Harapan utopis dari epos komunisme militer akhirnya mendapati dirinya dihujani kritik yang kejam. Kesalahan teoritik dari partai penguasa tetap tidak akan terjelaskan apabila Anda mengabaikan fakta bahwa semua perhitungan di masa itu didasarkan pada harapan akan adanya kemenangan dini dari kaum proletariat di Barat. Pada waktu itu semua orang beranggapan bahwa kemenangan proletariat di Jerman akan memasok Soviet Rusia bukan hanya dengan mesin dan komponen manufaktur melainkan juga dengan puluhan ribu buruh, insinyur, dan organisator yang trampil. Dan tidak diragukan lagi bahwa jika revolusi proletariat menang di Jerman — satu hal yang terhambat oleh satu sebab tunggal: kaum Sosial Demokrat — perkembangan ekonomi Uni Soviet dan juga Jerman akan maju dengan lompatan besar sehingga nasib Eropa dan dunia hari ini niscaya akan jauh lebih sejahtera. Walau demikian, kita dapat meyakini dengan pasti bahwa sekalipun kejadian membahagiakan itu terjadi, kita akan tetap perlu menanggalkan sistem distribusi produk langsung oleh negara dan menggantikannya dengan metode perdagangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLUSI YANG DIKHIANATI
RandomRevolusi yang Dikhianati: Sebab-sebab Kebangkrutan Uni Sovyet atau The Revolution Betrayed: What Is the Soviet Union and Where Is It Going? adalah sebuah buku terbitan tahun 1937 karya pemimpin Bolshevik Soviet yang diasingkan Leon Trotsky. Karya t...