Bab VII. Keluarga, Kaum Muda, Dan Kebudayaan

0 0 0
                                    

1. Kaum Thermidor di dalam Keluarga

Revolusi Oktober dengan jujur memenuhi kewajibannya kepada kaum perempuan. Pemerintahan yang muda ini bukan hanya memberinya semua hak hukum dan politik setara dengan laki-laki namun, yang lebih penting, pemerintah ini melakukan segala yang bisa dilakukan dan, jauh lebih banyak dari apa yang pernah dilakukan pemerintah lainnya, dengan sungguh-sungguh menjamin akses perempuan ke segala bentuk kerja ekonomi dan budaya. Walau demikian, revolusi yang paling berani sekalipun, seperti parlemen Inggris yang “maha digdaya” itu, tidak akan dapat mengubah perempuan menjadi laki-laki – atau, lebih tepatnya, tidak dapat membagi dengan sama rata di antara mereka beban kehamilan, persalinan, penyusuan, dan perawatan anak. Revolusi membuat satu langkah heroik untuk menghancurkan apa yang disebut “rumahtangga” – institusi yang usang, jenuh dan stagnan, di mana perempuan kelas pekerja melakukan kerja rodi dari kanak-kanak hingga wafatnya. Keluarga sebagai sebuah unit ekonomi kecil yang terisolasi akan digantikan, menurut rencana, oleh sebuah sistem perawatan dan akomodasi sosial: rumah bersalin, pusat pengasuhan anak, taman kanak-kanak, sekolah, ruang makan sosial, tempat cuci pakaian sosial, stasiun P3K, rumah sakit, sanatorium, klub olahraga, bioskop, dll. Penyerapan total atas fungsi-fungsi rumahtangga di dalam keluarga oleh lembaga-lembaga masyarakat sosialis, yang menyatukan semua generasi dalam solidaritas dan gotong-royong, akan membawa pembebasan sejati dari belenggu yang telah berusia ribuan tahun untuk kaum perempuan, dan dari situ akan membebaskan juga pasangan yang saling mencintai. Sampai sekarang akar masalah ini belum lagi terpecahkan. Mayoritas besar dari empat puluh juta keluarga Soviet masih tinggal di dalam sarang-sarang tradisi kuno, perbudakan domestik dan histeria terhadap wanita, pelecehan terhadap anak-anak, dan tahyul-tahyul. Kita tidak boleh berilusi tentang hal ini. Oleh karena itulah, serangkaian perubahan dalam pendekatan atas masalah keluarga di Uni Soviet sangat mencirikan karakter sejati dari masyarakat Soviet dan evolusi dari lapisan penguasanya.

Telah terbukti mustahil untuk menghancurkan keluarga dengan segera – bukannya karena tekad kurang kuat, dan bukan karena keluarga telah begitu berakar dalam hati manusia. Sebaliknya, setelah satu masa singkat ketidakpercayaan akan pemerintah dan pusat-pusat perawatan anak, taman kanak-kanak dan lembaga lainnya, kaum pekerja perempuan, dan di belakang mereka menyusul pula para petani yang lebih maju, menghargai keunggulan luar biasa dari perawatan anak secara kolektif dan juga sosialisasi perekonomian keluarga secara keseluruhan. Sayangnya, masyarakat terbukti terlalu miskin dan kurang berbudaya. Sumberdaya negara tidaklah sesuai dengan rencana dan niat Partai Komunis. Anda tidak dapat “menghapuskan” keluarga; Anda harus menggantikannya. Pembebasan sejati kaum perempuan tidak dapat diwujudkan berdasarkan “kemiskinan umum”. Pengalaman dengan segera membuktikan kebenaran yang sederhana ini, yang telah dirumuskan Marx delapan puluh tahun sebelumnya.

Selama tahun-tahun kelaparan, kaum buruh dan juga sebagian keluarganya makan di pabrik dan di ruang makan sosial lainnya, dan kenyataan ini secara resmi dianggap sebagai sebuah transisi menuju bentuk kehidupan sosialis. Kita tidak perlu berhenti untuk menelaah kembali kekhasan dari berbagai periode ini: komunisme militer, NEP dan rencana lima tahun pertama. Sejak penghapusan sistem kartu jatah makan di tahun 1935, semua buruh yang bergaji lebih baik mulai kembali ke ruang makan di rumahnya sendiri. Akan tidak tepat kiranya jika kita menganggap kemunduran ini sebagai sebuah penentangan terhadap sistem sosialis, yang secara umum belum pernah diterapkan. Tetapi yang menjadi lebih buruk adalah penilaian kaum buruh dan istri-istri mereka atas “pemberian makan sosial” yang diorganisir oleh birokrasi. Kesimpulan yang sama juga ditujukan pada pencucian pakaian sosial, di mana mereka lebih banyak merobek dan mencuri linen daripada mencucinya. Kembali ke rumahtangga keluarga! Tetapi masakan rumah dan pencucian pakaian di rumah, yang kini dipuji oleh para orator dan jurnalis dengan setengah malu, berarti kembalinya para istri buruh ke panci dan wajan mereka, artinya ke perbudakan lama. Kita harus meragukan apakah resolusi Komunis Internasional tentang “kemenangan sosialisme yang mutlak dan tak tergoyahkan di Uni Soviet” masih kedengaran meyakinkan bagi para perempuan di distrik-distrik industri!

REVOLUSI YANG DIKHIANATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang