Bab IV. Perjuangan Meningkatkan Produktivitas Tenaga Kerja

0 0 0
                                    

1. Uang dan Rencana Lima Tahun

Kita telah mencoba memeriksa rejim Soviet dalam sebuah uji silang tentang mata uang. Dua masalah ini, Negara dan uang, memiliki sejumlah kesamaan karakter karena, pada analisa terakhir, keduanya tereduksi pada akar segala masalah: produktivitas tenaga kerja. Pemaksaan oleh Negara, seperti halnya pemaksaan oleh uang, adalah warisan dari masyarakat berkelas, yang tidak sanggup mendefinisikan relasi manusia dengan manusia lain kecuali dalam bentuk pemberhalaan (fetisisme), baik yang agamawi maupun sekular; setelah menunjuk pembela mereka dari antara sekian banyak fetisisme, justru yang paling berbahaya adalah Negara yang dipersenjatai sampai ke gigi-giginya. Dalam masyarakat komunis, Negara dan uang akan lenyap. Pupusnya kedua hal ini secara bertahap seharusnya dimulai di bawah sosialisme. Kita baru bisa berbicara tentang kemenangan sosialisme yang sesungguhnya pada titik sejarah ketika Negara berubah menjadi semi-Negara dan uang mulai kehilangan daya magisnya. Ini akan berarti bahwa sosialisme, setelah membebaskan dirinya dari fetisisme kapitalis, akan mulai menciptakan satu hubungan antar manusia yang lebih rasional, bebas, dan bernilai. Tuntutan berkarakter anarkis seperti “penghapusan” uang, “penghapusan” kerja upahan, atau “likuidasi” negara dan keluarga, hanya menarik bagi kita sebagai contoh-contoh cara berpikir mekanis. Uang tidak bisa begitu saja “dihapuskan”, seperti halnya Negara dan keluarga tidak dapat begitu saja “dilikuidasi”. Lembaga-lembaga ini harus menghabiskan tujuan historisnya, menguap, dan gugur. Pukulan mematikan bagi fetisisme uang hanya akan dapat dihantarkan pada tahap dimana pertumbuhan stabil dari kekayaan sosial telah membuat kita, makhluk-makhluk berkaki dua ini, melupakan sikap kikir kita dalam bekerja dan ketakutan kita akan besarnya jatah makan kita. Setelah kehilangan kemampuannya untuk mendatangkan kebahagiaan atau menjerumuskan manusia ke lumpur kehinaan, uang akan berubah menjadi sekedar nota-nota pembukuan untuk kemudahan para ahli statistik dan untuk tujuan-tujuan perencanaan. Di masa depan yang lebih jauh lagi, mungkin nota-nota ini tidak lagi kita butuhkan. Tetapi kita dapat membiarkan anak-cucu kita menjawabnya, karena mereka akan tumbuh lebih cerdas daripada kita semua saat ini.

Nasionalisasi atas alat-alat produksi dan kredit, koperasi atau pengelolaan negara atas perdagangan dalam negeri, monopoli atas perdagangan internasional, kolektivisasi pertanian, hukum-hukum pewarisan – memasang batasan yang ketat terhadap akumulasi uang oleh individu dan mencegah perubahannya menjadi kapital pribadi (baik yang rente, komersial maupun industrial). Akan tetapi, fungsi-fungsi uang ini, yang terikat dengan proses penghisapan, tidaklah dapat dihapus pada awal revolusi proletariat, tetapi dalam bentuk yang termodifikasi uang akan dialihkan kepada Negara, yakni sang pedagang, kreditor, dan industrialis universal. Pada saat bersamaan, fungsi uang yang lebih mendasar, sebagai pengukur nilai, alat tukar dan perantara pembayaran, tidak hanya dipelihara melainkan mendapat ruang tindak yang lebih besar daripada yang diijinkan di bawah kapitalisme.

Perencanaan administratif telah cukup menunjukkan kedigdayaannya – namun,  dengan demikian, juga keterbatasan kemampuannya. Sebuah perencanaan ekonomi yang a priori – terutama yang dijalankan di sebuah negeri terbelakang dengan populasi 170 juta, dan yang juga mengandung kontradiksi mendasar antara desa dan kota – bukanlah sebuah kitab suci yang tak dapat diubah, tetapi sebuah hipotesa kerja yang kasar yang harus terus diuji dan diperbaiki dalam proses pemenuhannya. Kita bahkan boleh meletakkan satu aturan: semakin “akurat” tugas administratif dijalankan, semakin buruklah kepemimpinan ekonominya. Untuk mengatur dan melaksanakan rencana, ada dua tuas yang diperlukan: tuas politik, dalam bentuk partisipasi nyata dalam kepemimpinan oleh massa rakyat itu sendiri, satu hal yang akan mustahil tanpa demokrasi Soviet; dan tuas finansial, dalam bentuk pengujian nyata terhadap perhitungan-perhitungan a priori dengan bantuan sebuah penyetara yang universal, satu hal yang akan mustahil tanpa sistem keuangan yang stabil.

Peran uang dalam ekonomi Soviet bukan saja belum dituntaskan tetapi, sebagaimana kami nyatakan sebelumnya, masih membutuhkan perkembangan yang jauh. Epos peralihan antara kapitalisme dan sosialisme, dipandang secara keseluruhan, tidaklah berarti pemangkasan perdagangan namun, sebaliknya, perluasannya sampai cakupan yang luar biasa. Semua cabang industri mentransformasi dirinya dan berkembang. Cabang-cabang baru akan bermunculan terus-menerus, dan semuanya akan dipaksa mendefinisikan hubungan mereka satu sama lainnya secara kuantitatif maupun kualitatif. Likuidasi atas perekonomian pedesaan yang konsumeristis, dan pada saat bersamaan kehidupan keluarga yang tertutup, berarti sebuah perpindahan ke lingkup pertukaran sosial, dan ipso facto sirkulasi keuangan, atas semua daya kerja yang sebelumnya dihabiskan dalam batas-batas tanah kaum tani atau di balik dinding-dinding rumah kediamannya. Semua barang dan jasa, untuk pertama kalinya dalam sejarah, akan dipertukarkan satu sama lainnya.

REVOLUSI YANG DIKHIANATITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang