1. Rejim transisional
Apakah benar, sebagaimana yang dinyatakan oleh pihak otoritas, bahwa sosialisme telah diwujudkan di Uni Soviet? Dan, jika tidak, apakah kesuksesan yang tercapai setidaknya telah memastikan terwujudnya sosialisme dalam batas-batas nasional, tanpa mempedulikan jalannya peristiwa di seluruh dunia? Penilaian kritis yang sebelumnya atas indeks utama perekonomian soviet dapat memberi kita satu titik pijak untuk memberi jawaban yang tepat atas pertanyaan itu, tetapi kita akan membutuhkan juga beberapa titik rujuk teoritik sebagai pemandu.
Marxisme berangkat dari perkembangan teknik sebagai tenaga pendorong kemajuan yang utama, dan menyusun program komunis berdasarkan dinamika kekuatan produktif. Jika Anda membayangkan suatu bencana kosmik akan menghancurkan planet kita dalam waktu dekat ini maka Anda akan, tentu saja, menolak perspektif komunis dan banyak hal-hal lainnya. Walaupun begitu, kecuali masalah bahaya yang problematik ini, tidak ada landasan ilmiah apapun untuk menempatkan batasan bagi kemajuan yang dapat dicapai dalam produktivitas teknik dan kemungkinan perkembangan budaya. Marxisme disesaki dengan optimisme akan kemajuan, dan itu saja telah membuatnya berposisi tidak terdamaikan dengan agama.
Premis material dari komunisme adalah begitu tingginya perkembangan kekuatan ekonomi manusia sehingga tenaga kerja produktif, setelah tidak lagi menjadi beban, tidak akan lagi membutuhkan pecut di punggungnya, dan distribusi barang kebutuhan hidup, yang senantiasa berada dalam keadaan berkelimpahan, tidak perlu dikendalikan – sebagaimana yang terjadi saat ini di tengah keluarga berada dan asrama-asrama “beradab” – kecuali kendali dari pendidikan, kebiasaan dan pendapat publik. Terus terang saja, saya pikir sungguh bebal jika memandang perspektif yang terlalu moderat ini sebagai satu hal yang “utopis”.
Kapitalisme menyiapkan kondisi dan kekuatan untuk sebuah revolusi sosial: teknik, ilmu pengetahuan, dan proletariat itu sendiri. Walau demikian, struktur komunis tidak dapat begitu saja menggantikan masyarakat borjuis. Warisan material dan budaya dari masa lalu tidaklah cukup untuk keperluan itu. Dalam langkah-langkah pertamanya, negara kelas pekerja belumlah dapat mengijinkan semua orang untuk dapat bekerja “menurut kemampuannya sendiri” – yakni, sebanyak yang dapat dan ingin dilakukannya – negara pekerja juga belum dapat menganugerahi setiap orang “sesuai dengan kebutuhannya masing-masing” tidak peduli berapa banyak kerja yang dilakukannya. Demi meningkatkan kekuatan produktif, perlulah mengandalkan norma kerja upahan – yakni distribusi barang kebutuhan hidup sesuai dengan kuantitas dan kualitas kerja masing-masing individu.
Marx menamai tahap pertama dari masyarakat baru ini sebagai “tahapan terendah dari komunisme”, untuk membedakannya dari yang tertinggi, di mana ketidakadilan dalam hal materi akan menguap bersamaan dengan hantu-hantu kemelaratan. Dalam hal ini, sosialisme dan komunisme seringkali dikontraskan sebagai tahapan yang lebih rendah dan yang lebih tinggi dari masyarakat yang baru itu. “Tentu saja kita belum mencapai komunisme yang sempurna,” demikian tulis doktrin resmi Soviet saat ini, “tetapi kita telah mencapai sosialisme – yakni, tahapan terendahdari komunisme.” Sebagai buktinya, mereka mengajukan bukti adanya dominasi perusahaan negara dalam sektor industri, pertanian kolektif dalam sektor pertanian, perusahaan negara dan koperasi dalam sektor komersial. Sekilas, ini berkorespondensi dengan skema Marx yang a priori – dan, dengan demikian, hipotetis. Tetapi kaum Marxis justru dituntut untuk tidak berhenti pada persoalan bentuk-bentuk kepemilikan tanpa mempedulikan produktivitas yang dicapai oleh tenaga kerja. Dengan istilah komunisme tahap rendah Marx merujuk pada sebuah masyarakat yang sejak awal memiliki perkembangan ekonomi yang jelas-jelas lebih tinggi dari kapitalisme yang termaju sekalipun. Secara teoritik, konsepsi ini tidak mengandung kesalahan apapun, karena jika dilaksanakan dalam sebuah komunisme skala dunia, sekalipun tahapannya masih sangat rendah, tingkat perkembangannya akan lebih tinggi daripada yang pernah dicapai masyarakat borjuis. Di samping itu, Marx mengharapkan bahwa rakyat Perancislah yang akan mengawali revolusi sosial itu, rakyat Jerman meneruskannya, dan rakyat Inggris menyelesaikannya; dan, mengenai Rusia, Marx menganggapnya ada jauh di belakang. Tetapi urutan konseptual ini dikacaukan oleh kenyataan. Siapapun yang kini mencoba menerapkan konsepsi historis universal Marx secara mekanik pada kasus Uni Soviet yang unik pada tahapan perkembangannya yang sekarang, akan langsung terjerembab ke dalam kontradiksi yang sama sekali buntu.

KAMU SEDANG MEMBACA
REVOLUSI YANG DIKHIANATI
RandomRevolusi yang Dikhianati: Sebab-sebab Kebangkrutan Uni Sovyet atau The Revolution Betrayed: What Is the Soviet Union and Where Is It Going? adalah sebuah buku terbitan tahun 1937 karya pemimpin Bolshevik Soviet yang diasingkan Leon Trotsky. Karya t...