Tangkepin typo. Mau aku kandangin.
*****
Roy mulai merinding, sedikit menyesal sudah cinta dengan tunangan orang lain. Tetapi, "Seriusan?"
"Lo lihat muka gue," ucap Kevin menunjuk-nunjuk diri sendiri. "Serius kan?"
Roy gidik, tetapi ia masih sempat tertawa tak percaya serta bergeleng remeh. "Mana buktinya, jangan-jangan lo setting-an."
Kevin agak bingung, harus apa. Sampai tertuju ide yang diluar nalar. Meraih tangan kanan Julia, memperlihatkan persamaan mereka. "Apa yang lo lihat?"
Kuku kelingking mereka sama-sama panjang. Lagi-lagi trio ngenes bergidik, "Serem juga, cabut aja. Roy."
"Sebentar,"
"Gak masuk akal lo?!" Roy masih menunggu.
Kevin mulai panik, Julia pun sigap merogoh saku seragam baju. Terdapat 2 cincin emas.
"Lihat kak? Cincinnya aja udah ada, bentar lagi akan kita pakai," todong Julia.Beneran bego!, batin Roy.
"O-oke, bro gu-gue cabut dulu ada rapat," gugup Roy berlari cupu. Di ikuti Willy dan Sandy.
Lagi-lagi Kevin dibuat geli Julia juga mulai tidak takut lagi.
"Untung ada cincin," lega Julia menatap cincin itu.
"Cincin dari mana lo?" Kevin masih tertawa ngakak.
"Gue beli ditukang jepitan."
Kevin berhela lega, "Pas banget ada dua."
"Nah betul, sebenarnya cincin palsu. Untuk ponakan gue."
"Punya ponakan?"
Julia mengangguk, "Iya, emang kenapa?"
Kevin bergeleng, "Gak ngapa-ngapa."
Julia mengerucut bibir, "Tapi, kalau anak-anak NPB mengira gue benaran calon tunangan lo gimana?"
"Resiko."
Julia mencubit perut Kevin, "Lo atuh segala bilang gitu."
"Ini juga perbuatan lo. Minta perlindungan dari gue." Kevin melenggang pergi, cewek itu hanya menatap sendu punggungnya.
Demi gue vin. Lo bertindak sampai sejauh ini, batinnya tersenyum. Kembali menampar diri dengan kebencian. Julia menjauhi pikiran positif terhadap cowok itu, memasuki kelas dengan santai.
.........
Sutyo menyerahkan browsur, "Gimana Herlina? Kamu mau?" Sutyo yang duduk di kursi. Menatap serius Lina.
Lina membiar kan browsur itu tergeletak, "Eumm, gimana ya Kak-Pak, saya kurang yakin."
"Masa masih pesimis gitu,"
"Saya takut gak ada luang waktu juga Kak-Pak. Soalnya banyak paket yang harus di antar ke pusat pengiriman."
"Paket? Kamu bisnis olshop?"
Lina mengangguk, "Iya Kak-Pak, mau pesan juga?"
"Boleh deh, microfon ya."
"Untuk pelunas utang Kak-Pak?"
Sutyo tertawa ngakak dengan kemelasan Lina. "Bu-bukan astaga, buat sumber suara di acara nanti."
"Jan tawa Kak-Pak nanti ngompol."
"Enak aja!"
Lina tertawa lepas melihat kemasaman mahasiswa satu ini.
Di balik tembok luar, seorang cowok tersenyum miring. "Semudah itu kah lo tertawa, sehabis move-on dari gue?" lirihnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR BAR OR JUTEK? [ON GOING]
Roman pour Adolescents*Tahap Revisi blm Hiatus, maaf jika alur cerita berubah lagi :) [WAJIB FOLLOW AUTO BACK] →TUNTUNLAH TYPO KE JALAN YANG BENAR.....← Jangan lihat dari cover dan Vote! Budidayakan melihat dari isinya! Welcome to My Story !🎉 ●Ini adalah kisah bertemuny...