Cowok itu sejenak berfikir, sehingga fikirannya tertuju kepada kandang kucing. Didalamnya si Among, kini Kevin benar-benar licik mengetahui kekurangan orang yang di luar.
"Assalamu'alaikum," salam yang di ucapkan dari luar pintu dengan mengetuk.
Kevin langsung mengambil si Among perlahan membukakan pintu sembari,
Benar sekali kucing itu di lempar kepada orangnya, dengan geli orang itu meloncat-loncat teriakan seperti cewek hampir saja di buat gempar oleh penghuni sebelah. Dengan geramnya penghuni berwujud emak-emak itu melemparkan ember dari atas balkon rumahnya.
Tepat sasaran pada orang tersebut. Kemudian ia terjatuh duduk masih teriak-teriak tidak mau diam tubuhnya secara tidak jelas, padahal si Among sudah kembali di pegang oleh Kevin.
"BERISIK BANGET LO KAYAK SPEAKER RUSAK! SANA KALAU MAU TERIAK DI KEBON, GANGU AJA!." omel emak tetangga sebelah, kembali masuk ke dalam dengan tampang menyeramkan.
Kevin tertawa puas melihat tingkah ngakak orang itu. Setelah ingin membuka ember dari kepalanya, setiba Julia keluar dari rumah.
"Ada apa si rame banget! Memangnya rumah gue kebun binatang apa!" hujam Julia.
Ia menghampiri, lalu membukakan sedikit ember untuk melihat siapa orangnya. "Ouh, si Kulin toh... kok pakai ember? Gak punya helm nih? Gentong air histeris melihat ini..."
Ternyata dia adalah Roy, sikulin ganteng-sekoteng belum matang. Widih..... kita saksikan dibalik kegagahan dan kekerenan. Sungguh tiada sangka.
"Biar beda server sama Kulin Terlalu Tampan, nah kulin yang ini pake ember." oceh Kevin.
"Gak ada gunanya dancok, ember ini mulus kayak Julia. Iya gak?" goda Roy.
"Halah.... mulus, mulus, Kepala Pak Wisnu tuh bening!" ngegas Julia menepak ember yang menutupi kepala Roy."Ngapain lo kesini?!"
"Anjir santai atuh..."
"Gaplok lagi jul," kompor Kevin mengelus-ngelus kepala si Among.
"Berdosa banget lu pin, memangnya gue tamborin!" bacot Roy.
"Meong, meong."
"Jauhin kucing itu! Jijik gue bangsat." toxic Roy sedikit menjauh.
"Kucing mahal di bilang jijik, gue tampol lu. Mau sampai kapan ngumpat di balik ember?" usik Julia kembali menepak ember.
"Iya sayang, ini bang Roy buka biar ganteng."
"Mules gue dengernya." lontar Kevin.
"Yeh.... delit banget lo jadi orang."
Roy pun membuka ember itu melempar sembarang arah. Lalu, merapihkan rambut yang berantakan. Muka tampannya sangat terlihat..!
"Sembelit." tambah Julia bibirnya ternyinyir seperti emak-emak sudah jengkel.
"Ditanya, lo kenapa ada di sini?" ucap Kevin.
"Lo sendiri? Kenapa ada di rumah ayang mbeb gue?" timpal Roy berdiri dan menghadap Kevin.
"Ayang mbeb ayang mbeb," picik Kevin menyodorkan si Among tak bersalah ke Roy.
"Hi.... sial banget lo." jijik Roy nada berat.
"Nyali bos, sama kucing takut." picik Kevin.
"Diem lu nyet, gue mau kencan dulu." p d Roy ingin merangkul di pundak Julia.
Julia menghindar dari rangkulan,
"Mana ah, si Among gua!" kesal Julia mengambil alih si Among kemudian berjalan menuju dalam rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAR BAR OR JUTEK? [ON GOING]
Novela Juvenil*Tahap Revisi blm Hiatus, maaf jika alur cerita berubah lagi :) [WAJIB FOLLOW AUTO BACK] →TUNTUNLAH TYPO KE JALAN YANG BENAR.....← Jangan lihat dari cover dan Vote! Budidayakan melihat dari isinya! Welcome to My Story !🎉 ●Ini adalah kisah bertemuny...