15. Pertarungan Merebut Hati Jihan
"Maukah kau memaafkan cowok brengsek yang kemarin menyatakan perasaan padamu, namun memilih untuk mengantarkan gadis lain di hadapanmu?" - Jay Sergio Elbertson
..........
Senyum manis terukir di bibir gadis cantik itu. Dengan sentuhan bandana berwarna peach, gadis itu terlihat sangat manis. Cardigan rajut berwarna hitam terlihat sangat cocok di tubuhnya.
"Jihan! Ayo sarapan!" Suara teriakan Mama Anggun membuat Jihan tersadar, lalu bergegas mengambil tasnya.
"Iyaa bentar!" balas gadis itu.
Sambil memakai tasnya, gadis itu bergegas turun untuk sarapan bersama keluarganya. Kalau kemarin-kemarin dia hanya bisa sarapan bersama sang kakak, kini dia bisa sarapan bersama Papa dan Mamanya.
Jihan menuruni tangga dengan semangat. Kalau saja dia tidak berhati-hati, mungkin dia akan jatuh. Papa Javiero yang melihat tingkah anak bungsunya itu pun menggeleng-geleng kepala.
"Hati-hati dek, nanti jatuh!" ucap Papa Javiero.
Jihan hanya menyengir, lalu berjalan ke meja makan. Di sana sudah ada Papa Javiero, Mama Anggun, dan Jeki. Gadis itu memperlihatkan senyum manisnya. "Selamat pagi semuanya!"
"Iyaa pagi juga adek kakak yang paling cantik," balas Jeki sambil mengedipkan sebelah matanya pada Jihan, hal itu membuat Jihan terkekeh pelan.
"Pagi juga sayang," ucap Papa Javiero, lalu mengusap lembut surai Jihan.
"Iyaa pagi juga sayang." Mama Anggun meletakan roti lapis di atas piring makan Jihan. Roti lapis kesukaan Jihan dengan toping selai strawberry di dalamnya.
"Makasih Mah," ucap Jihan sambil tersenyum manis, lalu mendapat anggukan dan juga senyuman dari Mama Anggun.
"Lo berangkat sama siapa? Soalnya gue gak bisa antar lo. Gue harus jemput pacar gue dulu," ujar Jeki membuka pembicaraan.
Jihan meliriknya sinis, lalu memutar bola mata. "Dasar bucin," ledek gadis itu.
"Bucin itu artinya bukti cinta. Jelas dong gue bucin, itu artinya gue cinta sama pacar gue," seru Jeki menyombongkan diri.
"Putus, mampus lu," lirih Jihan lalu melanjutkan acara makannya yang sempat tertunda tadi.
Jeki menoleh, melihat sang adik yang asik makan di sampingnya. "Apa lo bilang?" serunya sinis.
Mama Anggun menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya. "Udah udah, masih pagi juga udah berantem aja. Jihan berangkat sama siapa, Nak?"
"Sama Devan, Mah. Soalnya Mattheo gak bisa, dia harus nganterin kakaknya dulu. Jadi aku di suruh bareng Devan aja," ucap Jihan yang mendapatkan anggukan dari Mama Anggun dan juga Papa Javiero.
KAMU SEDANG MEMBACA
FLUTTER #ZERVAGOS SERIES#
Novela Juvenil[CERITA INI AKAN DI REVISI SETELAH TAMAT] "Cinta datang karena terbiasa bersama, dan berakhir nyaman. Jadi salahkah perasaanku ini karena terjebak zona nyaman?" ***** Jay Sergio Elbertson. Laki-laki tampan yang pendiam, namun berprestasi. Laki-laki...