Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hendery dan Doyoung memutuskan untuk beli nasi pecel mbok Jum yang berada didekat kampus, ngga deket-deket banget sih sebenernya kudu pake motor dulu. Ya abis gimana dong pengen banget.
Setelah memesan nasi pecel yang enak banget ini, Hendery dan Doyoung duduk sambil membawa makanannya itu.
"Hen." Panggil Doyoung sambil nyuap makanannya disusul dengan Hendery yang menoleh kearah Doyoung "hmm?" Katanya.
"Gimana rasanya megang acara?" Tanya Doyoung. Nah, inilah cirikhas Doyoung kalau mau 'membimbing' rekan kerjanya, awalnya basa-basi dulu seterusnya yaa gimana nanti tergantung situasi, hehe. Tapi dikondisikan juga sih, Hendery kan rekan kerja sekaligus temen dia juga, jadi harus santai pembawaannya biar ngga keliatan kaya sok superior.
Doyoung melengos mendengar jawaban Hendery, ya namanya juga Hendery ngga enakan, inilah keselnya Doyoung kalo sama Hendery sifat dan wataknya sangat berbeda jauh sama Doyoung yang sangat frontal dan jauh dari kata ngga enakan.
"Ngga usah diplomatis jawaban lo, ngomong aja." Ujar Doyoung ngga sabaran emang anaknya. Maksud Doyoung tuh dia sengaja ngajakin Hendery makan nge chill gitu biar Dery bisa nyampein keluh kesahnya ke dia, kalo jawabannya kaya gitumah mendingan ngomong aja di sekre.
"Yah gimana ya Doy..." Hendery mulai menurunkan piringnya keatas pahanya. Ngga ada meja btw, Dia ngambil tehnya yang ditaro dikaki terus diminum sebelum meneruskan omongannya, dan Doyoung masih menyimak gelagat Hendery daritadi.
"Gue seneng sih megang acara, tapi gue masih ngerasa ngga pantes aja." Jiahhh, udah kebaca. Kata Doyoung.
"Ngga pantesnya kenapa? Lo seangkatan sama gue, Lo pinter suka nyampein pendapat kalo lagi raker, darimana ngga pantesnya coba gue pengen tau?" Hendery udah apal banget watak Doyoung yang seperti ini, walaupun ceplas ceplos tapi Dery ngga masalah sih dia tau maksud Doyoung itu baik.
"Ngga tau sih Doy, gue masih kagok aja kali ya." Jawab Hendery dengan intonasinya yang agak lemah.
"Gini Hen.." Doyoung menepuk pundak Hendery lalu mengarahkan arah duduknya menghadap temannya itu.
"Kalo lo masih kagok terus kapan kelarnya? Lo tegas aja sama anak buah lo, lo pede aja mau ngapain juga, resiko ya belakangan. Gue percayain lo jadi ketua, bukan semata-mata asal nunjuk cap cip cup kembang kuncup, tapi karena gue percaya lo bisa megang acara ini. Gagasan lo semuanya selalu bagus tiap acara, bedanya lo cuma sekedar humas aja kemaren, tapi kenapa ini pas lo jadi ketua malah ciut? Malah diem? Malah iya-iya aja?" Hiyahiyahiya akhirnya Doyoung mengeluarkan segala rupa kalimat yang membuat Hendery cuma ngangguk-ngangguk gatau deh itu karena dia ngerti, atau karena dia sebel aja diomelin Doyoung, tapi enggaklah, Hendery ngga kayak gitu.
