BAB II

212 168 278
                                    

Aku tidak suka berkelahi, jika ada yang mengusikku, aku tak tinggal diam. Sejak ibu ku sembuh dari penyakitnya, aku mulai belajar ilmu bela diri di You tube, aku ingin melindungi orang orang yang ku sayang terutama Ibu ku.

"Dasar kau bocah sialan!" Si peminum mengayunkan pukulan nya.

"Eitss gak kena," ejek diriku,

"Sekarang giliran aku ya om." Kata ku untuk membalas pukulan nya.

BRUUUAKK!

"Aduhhh." Si peminum menjerit karena menerima pukulan ku.

"Gimana om? Sakit ga?" tanya ku,

"Terima ini bocah sialan!" Mengayunkan pukulan nya.

Suara telpon*

"Tahan dulu om," pinta ku,

"Nih Ibu ku nelpon," kata ku,

"Yaa udah cepat angkat telfon nya," jawab si peminum,

"Aku kesana dulu ya om," pinta ku,

"Gak boleh, harus di sini," jawab si peminum,

"Masa om denger sih pembicaraan ku," kata ku,

"Gak sopan om," kata ku,

"Iya iya, cepat! Awas kalau lari," kata peminum,

"Iya iya, bawel amat," ucap ku.


"Hei kamu!" Sergah peminum,

"I--ya om?" sahut Elangga,

"Nama kamu siapa?" tanya peminum,

"Nama saya Elangga om," jawab Elangga,

"Kalau teman mu?" tanya peminum,

"Bino namanya," jawab Elangga.

"Teman mu suka berantem ya?" Tanya peminum,

"Jarang sih, tapi kalau sekali nya berantem dia serius," ucap Elangga,

"Sampai membunuh?" Tanya peminum,

"Yaa gitu deh om," jawab Elangga.

"Lebih baik aku tidak cari masalah dengan anak itu," gumam peminum.

"Halo bu, ada apa?" ucapku,

"Kamu dimana?" Kata ibuku di telfon,

"Di jalan," ucapku,

"Cepat pulang, bantu ibu beres beres jualan," kata ibu ku.

"Iya bu, udah dulu," kata ku,

"Iya, cepat pulang," kata ibu ku.

Selesai menelfon, aku bergegas kembali ke Elangga.

BINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang