0.5 Familiar? ( REVISI )

240 113 108
                                    

0.5 Familiar?

-

"HIYAKKK!!" Denta menendang perut lawan yang ada didepannya saat ini hingga membuat cowok berambut keriting itu terlempar kebelakang dan berakhir jatuh ke aspal.

"Mampus lo! Mau lagi?!" Saat Denta hendak menginjak perut lawannya, bahu Denta dipukul menggunakan kayu besar.

Denta meringis, "Anjing! Tangan kosong lo kalo berani!" Denta berlari mengejar cowok yang memukulnya menggunakan kayu tadi.

Disisi lain Elang dan juga Anta sedang melawan lima cowok yang berada didepannya, Elang melayangkan bogemnya pada satu cowok beranting hitam dan Anta, cowok itu sedang melawan tiga orang sekaligus saat ini.

Elang menghajar cowok beranting itu hingga cowok itu tergeletak di atas aspal. Elang berlari menghampiri Anta dan membantu cowok itu melawan tiga orang depannya.

Anta dengan seragam yang dikeluarkan itu menghajar cowok berambut gondrong yang berada didepannya dengan sangat brutal, hingga cowok berambut gondrong itu memuntahkan darah dari mulutnya.

Hanya sisa dua orang lagi saat ini. Tidak sengaja iris Elang bertemu dengan iris cokelat seorang cewek. Elang berdecak kesal. "Gema! Lo bantu Anta." Suruh Elang yang langsung dituruti oleh Gema.

Elang melirik kearah sekitarnya, melihat-lihat takut ada musuh yang akan menyerangnya Naya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Elang, to the point.

"Harusnya gue yang tanya, lo ngapain ada disini?" Cewek balik bertanya.

"Gak penting. Lo ikut gue." Elang menarik pergelangan tangan cewek itu, tapi urung karena sang empu menahannya.

Cewek itu menggeleng.

"Abang gue pasti disana." Jawabnya lirih.

Elang melihat ada sorot takut dan juga khawatir dimata cewek cantik didepannya ini.

Elang itu mengangguk, "Ada gue, lo gak perlu takut. Gue pastiin Anta gak kenapa-kenapa." Elang itu memegang kedua bahunya, berusaha untuk menenangkan si cewek. "Sekarang, lo pulang sama gue, ya?"

Dia menggeleng.

Elang itu mengacak rambutnya frustasi, "Oke, sekarang lo pergi ke halte depan, nanti gue nyusul." Elang itu menjeda ucapannya. "Sama Abang lo." Lanjutnya.

Dia mengangguk, "Makasih, Elang."

Elang tidak bisa menahan bibirnya untuk tidak tersenyum. "Iya, Ay. Lo ke halte sekarang." Suruh Elang.

Naya mengangguk dan langsung berlari menuju halte depan sekolah. Jantung Elang benar-benar dibuat berdebar, bagaimana tidak? Ia baru saja mendapatkan kata terimakasih dari Naya yang sangat acuh padanya.

Mata Elang tidak pernah lepas dari pundak mungil yang kini kian menjauh. Ia memastikan Naya benar-benar sampai ke halte tanpa ada gangguan.

Setelah pundak Naya hilang dari pengelihatannya, cowok itu langsung berlari menyusul teman-temannya yang sepertinya sudah berhasil menggugurkan musuh.

Elang menepuk pundak Anta pelan. "Adek lo kesini." Ujarnya.

Mata Anta melebar, "Serius lo?" Tanya Anta. Mata cowok itu melirik ke sekitar mencari Adiknya. "Dimana Adek gue?"

"Gue suruh ke halte depan."

"Dia gak kenapa-kenapa kan?"

Elang menggeleng.

Anta menghela nafasnya lega, "Makasih, bro. Gue duluan." Anta menepuk bahu Elang dua kali dan ketika henda berlari..

BUGH!

NAYARA [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang