6: I'm sorry, Hyung

165 23 3
                                    

Haruto membuka pintu café yang terlihat sepi. Ia melihat seorang gadis cantik yang menunjukkan tempat duduk di ujung, dimana terdapat seorang pemuda yang sudah menunggu sambil menikmati kopi dan memandang handphone. Haruto menghembuskan nafas beberapa kali untuk meredam rasa nervous yang melingkupi dirinya. Ia juga melipat kedua tangannya yang sedikit gemetar ketika berjalan menuju pemuda tersebut.

"Sudah menunggu lama, hyung?" ucap Haruto ketika sudah duduk di hadapan pemuda tersebut. Terdengar sedikit nada ketakutan di balik sapaannya tersebut.

Pemuda tersebut tidak mengatakan apa-apa, melainkan meminta petugas café untuk membawakan minuman kepada Haruto. Haruto terkejut ketika melihat sebuah susu coklat hangat sudah berada di hadapannya.

"Bukan berarti setelah kita berpisah, aku melupakan semua kesukaan dan kebiasaanmu," ucap Park Hyeonwoo, seseorang yang ditemui Haruto saat ini.

Haruto tersenyum kecil sambil memandang cangkir tersebut sebelum meminumnya.

"Anak itu─ aku dapat menangkap keresahan dari suaranya ketika ia menghubungiku. Apa kamu berulah lagi?" ucap Hyeonwoo dingin.

"Aku─"

"Kamu benar-benar mengecewakanku, Hanbin. Bahkan hanya menutup mulutmu, kamu tidak bisa melakukannya dengan baik."

Haruto serta-merta menatap Hyeonwoo dengan sendu. "Maafkan aku, hyung, tidak bisa menjaga rahasia ini," ucap Haruto kepada seseorang yang pernah mengisi harinya sebagai kakak tersebut.

Hyeonwoo menyeruput kopinya.

"Kala itu─ aku tidak pernah menyangka Jeongwoo akan ke kamarku dan menemukan foto itu─"

"Foto?" ucap Hyeonwoo bingung.

"Jeongwoo tidak menceritakan semuanya, hyung?" ucap Haruto ketika melihat wajah kebingungan Hyeonwoo.

"Jeongwoo hanya mengatakan ia menemukanmu dan ia mengetahui kondisi appa. Maksudmu─ Jeongwoo mengetahui semua itu karena kecerobohanmu menyimpan kenangan kita?" ucap Hyeonwoo dimana Haruto pun mengangukkan kepalanya.

Mendengar penuturan Haruto, serta merta amarah Hyeonwoo meningkat sehingga ia menaik kerah Haruto. Untunglah café tersebut sepi, sehingga tidak ada orang yang terusik oleh kedua pemuda tersebut.

"Bukankah sudah kukatakan ketika pertemuan kita di final Treasure Box? Jangan sampai Jeongwoo menemukan segala hal yang membuatnya berfikir kamu adalah Hanbin? Kamu tidak mendengar ucapanku?"

"Maafkan aku, hyung."

Hyeonwoo melepas genggaman eratnya di kerah Haruto dan menghembuskan nafas berat. Haruto menggenggam kakinya kuat-kuat, agar ia bisa menghentikan keinginannya untuk menitikkan air mata.

"Sejujurnya, aku─ aku tidak pernah ingin dilahirkan seperti ini, hyung. Dari dulu sampai sekarang, hal yang paling membahagiakan untukku adalah ketika kamu memanggilku sebagai adik, ketika Jeongwoo menganggapku sebagai saudara, dan ketika eomma eomma mengatakan bahwa aku salah satu malaikat kecilnya."

Hyeonwoo melihat tubuh Haruto yang bergetar. Jauh di dalam hati kecilnya, ada keinginan terbesar untuk memeluk salah satu adiknya itu, menenangkannya seperti dahulu. Akan tetapi, kepahitan yang ia alami dengan kenyataan Haruto menepis segala keinginan tersebut.

"Nasi sudah menjadi bubur. Kamu tidak akan mungkin bisa merubah status dirimu. Jeongwoo sudah tahu hal yang selama ini aku dan eomma tutupi rapat-rapat. Kita tinggalkan itu semua. Sekarang jawab pertanyaanku, apa ada hal lain selain fakta mengenai dirimu maupun appa yang memberatkan Jeongwoo saat ini?"

Give ForgivenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang