1 : Don't Leave Me

218 24 0
                                    

Tidak terasa hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu bagi Treasure. Hari dimana mereka menunjukkan kepada khalayak luas music video lagu debut mereka. Dan disinilah mereka sekarang, bersiap untuk live menyambut waktu perilisan music video tersebut.

Haruto memperhatikan Jeongwoo yang sudah duduk manis di samping Jihoon, salah satu MC dari acara live ini. Haruto juga menyadari bahwa kursi di samping Jeongwoo kosong.

"Oi Justin, bagaimana perasaanmu sekarang?" ucap Doyoung sambil langsung duduk di samping Justin, english name Jeongwoo, dan merangkul pundak dongsaeng-nya tersebut. Jeongwoo menggerak-gerakkan tangannya dan mengigit bibirnya, menunjukkan ekspresi gugup. Doyoung tertawa melihat ekpresi berlebihan dari pemuda Iksan tersebut.

Tempat yang sangat kuinginkan, tapi tidak akan pernah kudapatkan, monolog Haruto pada dirinya sambil berjalan ke arah kursi di sebelah Jaehyuk, partner MC Jihoon.

Jaehyuk yang sudah duduk sendari tadi memandang Haruto dengan dalam. Bohong sekali jika ia tidak bisa membaca ekspresi kecewa Haruto. Tapi Jaehyuk sadar ia tidak akan pernah bisa memaksa Jeongwoo untuk mendekati Haruto, mengingat takdir pahit yang menimpa mereka berdua.

"Tolong segera duduk di tempat kalian masing-masing, karena live akan segera kita mulai," ucap salah satu staff dan semua anggota dengan gerakan gesit duduk di bangku mereka masing-masing.

Live tersebut berjalan dengan lancar. Mereka semua merasa terharu karena sekarang momen yang mereka dapatkan untuk menunjukkan hasil jerik payah selama ini. Hyunsuk tidak bisa berhenti meneteskan air mata setelah perhitungan mundur penanyangan MV BOY. Anggota lain bersorak bahagia. Mengetahui Jaehyuk di dekatnya, Asahi serta-merta memeluk pemuda tersebut dari belakang dengan erat.

"Jae, apa ada yang mengganggu pikiranmu?" bisik Asahi di telinga Jaehyuk. Asahi menyadari Jaehyuk dan Jihoon beberapa kali tidak lancar berbicara saat memandu mereka dalam live. Asahi sadar jika Jihoon agak gugup, tapi itu tidak berlaku untuk Jaehyuk. Asahi sangat mengenal Jaehyuk, ia akan gugup berbicara ketika ada pikiran lain yang menghampirinya.

Jaehyuk menghindari pelukan Asahi. Ia sebenarnya ingin membagi rahasia itu dengan Asahi, tetapi Jaehyuk tahu bukan dirinyalah yang harus mengungkapkan itu semua. Ia ingin Haruto maupun Jeongwoo sendiri yang akan menceritakannya pada semua anggota Treasure.

Di sisi lain, Haruto tidak melepaskan perhatiannya dari gerak-gerik Jeongwoo. Setidaknya aku masih diberi kesempatan untuk memandang senyumanmu. Akibat Haruto yang terlalu fokus pada Jeongwoo, ia tidak sadar ketika Junghwan tanpa sengaja memukulnya bahkan sampai Junghwan meminta maaf padanya.

"Baiklah hari ini kita beristirahat karena lusa adalah debut stage. Untuk besok, kita semua harus latihan sebentar sebagai persiapan lusa," ucap Hyunsuk setelah acara live berakhir.

"Mashiho tidak menyangka lusa kita benar-benar menyanyikan lagu kita sendiri," ucap Mashiho sambil mencubiti kedua pipinya dengan tangannya. Junkyu yang gemas, mengusak lembut pucuk kepala Mashiho.

"Sampai sekarang Yoshi merasa bersyukur pada Tuhan karena dipanggil lagi ke YG, dan bisa debut dengan kalian semua."

Asahi menatap haru mendengar ucapan sahabat sekaligus teman seperjuangannya dari awal menjadi trainee di Jepang tersebut.

"Sudah, lebih baik kita segera balik ke dorm dan istirahat. Jika lama-lama disini, aku takut kita membuat banjir ruangan dengan air mata kita," ucap Jihoon. Dan akhirnya mereka semua kembali ke dorm untuk beristirahat.

.

.

"Haruto," ucap Asahi ketika mereka sudah di kamar. Haruto saat ini menjadi roommate Asahi.

"Ada apa, hyung?"

Asahi mendekatkan tubuhnya ke Haruto, membuat pemuda yang lebih muda tersebut kaget dengan aksi tiba-tiba hyung-nya.

"Astaga, kurasa ini yang dikhawatirkan Jaehyuk tadi," ucap Asahi ketika menempelkan tangannya di kening Haruto, "Kenapa badan sepanas ini tidak memberitahu ke kami?"

"Akuꟷ aku tidak ingin membuat kalian khawatir."

"Lalu kamu ingin menyembunyikan sampai lusa dan pingsan di tengah-tengah performance?" omel Asahi.

"Sekarang tidur," lanjut Asahi sambil mendorong Haruto ke kasur dan menyelimutinya dengan selimut. Asahi juga segera keluar untuk mengambil kompres bagi Haruto.

"Maafkan aku yang merepotkanmu, hyung," ucap Haruto sambil memperhatikan Asahi yang mengompres kepalanya.

"Orang sakit tidak usah banyak bicara," ucap Asahi dan beranjak ke kasurnya. "Jika merasa kurang enak badan, jangan sungkan membangunkanku ya."

Haruto hanya menganggukkan kepalanya lemah, entah bisa dilihat Asahi atau tidak.

.

.

Jaehyuk dan Jeongwoo, para manusia kelebihan energi, asik menonton Flower of Evil dibandingkan beristirahat. Tidak sekali dua kali Jaehyuk menutup mata Jeongwoo untuk adegan-adegan romantis yang tidak seharusnya dikonsumsi anak dibawah umur.

"Hyung, aku sudah dewasa," ucap Jeongwoo kesal dengan tingkah Jaehyuk.

"Sekarang Jae tanya. Apa Jeongwoo masih suka menangis?" ucap Jaehyuk.

"Iya."

"Berarti tandanya kamu masih anak-anak."

"Memangnya kalau dewasa ngga boleh menangis? Hyunsuk hyung kerjaannya nangis mulu, berarti masih anak-anak dong."

Jaehyuk langsung membungkam mulut Jeongwoo. Ia tidak ingin berdebat lebih lama dengan moodmaker Treasure tersebut dan melewatkan momen-momen penting dari drama yang mereka tonton.

Ketika kedua insan tersebut asik marathon drama yang dibintangi Lee Joon Gi dan Moon Chae Won, pintu kamar mereka diketuk dengan lembut dari luar.

"Asahi, ada apa?" ucap Jaehyuk ketika menyadari bahwa sosok yang mengetuk tersebut adalah Asahi.

"Jeongwoo belum tidur?"

"Ada apa, hyung?" ucap Jeongwoo sambil mendekati kedua hyung-nya tersebut.

"Aku pinjam bocah ini," ucap Asahi sambil menyeret Jeongwoo, yang menyisakan tanda tanya dari Jaehyuk.

"Hyung, ada apa?" ucap Jeongwoo bingung karena Asahi menggandeng erat dirinya, menuntun ke kamar pemuda robot tersebut. Asahi tetap bungkam di sepanjang langkah mereka. Ketika sampai di kamar, Jeongwoo melihat Haruto yang terbaring lemah di kasurnya.

"Sejak kapan?" ucap Jeongwoo melihat Haruto yang mengigil. Anak tersebut terlihat benar-benar lemah.

"Badannya sudah panas sedari tadi," ungkap Asahi.

"Kamu sudah benar mengompresnya, hyung. Kurasa dengan istirahat dia akan membaik," ucap Jeongwoo dingin dan berniat meninggalkan ruangan tersebut, tetapi ditahan oleh Asahi.

"Harutoꟷ" ucap Asahi yang terpotong oleh lengkungan lemah dari Haruto.

Wo, jangan menjauhiku.

Jeongwoo menatap Haruto dan menghela nafas berat. Bisakah kau menjaga sikapmu, Hanbin, batin Jeongwoo.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter:

"Berdiamlah di sisiku, Wo, untuk malam ini," ungkap Haruto lemah.

Give ForgivenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang