3 : I cannot angry with you

167 23 4
                                    

Jeongwoo yang tidak bisa tidur, mengecek kondisi Haruto yang berada di sampingnya untuk menghilangkan rasa bosan. Untunglah, panas tubuh rapper Treasure tersebut berangsur-angsur turun. Mengetahui kondisi Haruto yang mulai membaik, Jeongwoo pun melepaskan pelukan pemuda tersebut dan berhati-hati beranjak keluar dari kamar. Semakin lama disini, maka aku akan semakin teringat akan masa lalu kami yang kelam, batin Jeongwoo sembari meninggalkan kamar tersebut.

Jeongwoo yang sudah mencapai kamarnya, menyadari jika Asahi tertidur lelap di kasurnya. Karena ia tidak tega membangunkan salah satu hyung-nya tersebut, Jeongwoo pun memutuskan untuk mengistirahatkan dirinya di atas sofa. Sambil berbaring, ia membuka ponsel kesayangannya dan mengecek music video lagu debut grupnya.


"Aku tidak pernah menyangka Jaehyuk hyung setampan ini. Mata ibu-ibu Ikhsan tidak pernah salah."

"Hyunsuk hyung benar-benar berkharisma. Kalau aku Teume wanita, pasti sudah teriak histeris ketika melihat ini."

"Junkyu hyung mau bagaimanapun juga selalu tampan. Kesal sih, tapi itu adalah fakta."

"Uri maknae, kenapa dia jauh lebih manly dibanding diriku disini? Aku berasa kaya bocah jika dicompare dengan dirinya."

"Ternyata perjuangan para staff bergadang berhari-hari untuk membuat MV ini benar-benar terbayar. Aku tidak tahu kata apa yang pantas untuk menggambarkan rasa kagum ini ketika melihat MV-nya."

"Astaga, kenapa perutku sedikit terlihat disini? Jika ibu dan Hyeonwoo hyung tahu, pasti aku akan diomeli oleh mereka seharian."


Berbagai celotehan meluncur dengan manis dari mulut Jeongwoo. Untunglah penghuni ruang tengah saat ini hanyalah dirinya. Jika member lain melihatnya saat ini, pasti Jeongwoo sudah dilarikan ke rumah sakit jiwa karena histeris seorang diri. 

Di saat Jeongwoo asik menonton MV tersebut, ia menatap dalam pada self scene Haruto di atas papan loncat kolam renang.

Dia tumbuh menjadi anak yang luar biasa.

Jeongwoo pun menggelengkan kepalanya, mengusir pemikiran tersebut. Ia meletakkan ponselnya di atas meja dengan asal dan menutup kedua mata dengan lengannya. Lebih baik aku segera tidur malam ini supaya tidak terlambat bangun besok, gumam Jeongwoo.

.

.

Hyunsuk yang terbangun lebih awal dari yang lainnya cukup terkejut melihat sesosok pemuda bongsor meringkuk di atas sofa. Ketika Hyunsuk mendekat, ia mendapati bahwa sosok tersebut adalah Jeongwoo. Hyunsuk serta merta menggedor pintu kamar Jaehyuk dan ia tertegun melihat seseorang yang membukakan pintu tersebut.

"HAMADA ASAHI, YOON JAEHYUK!!!" teriak Hyunsuk yang berhasil membuat Doyoung dan Junkyu keluar kamar dan tidak berhasil membuat Jeongwoo terbangun dari tidurnya.

"Hyunsuk hyung ada apa?" ucap Jaehyuk panik dan segera menghampiri pintu kamar. Asahi, yang membuka pintu tersebut, mengoreksi telinganya akibat lengkingan tinggi Hyunsuk.

"Bagaimana bisa kalian biarkan dongsaeng kalian tidur di sofa dan kalian berduaan di kamar?" ungkap Hyunsuk sambil menunjuk posisi Jeongwoo yang masih pulas di atas sofa.

Asahi dan Jaehyuk segera keluar dan mengikuti arah telunjuk Hyunsuk. Betapa terkejutnya kedua pemuda tersebut ketika menyadari bahwa ucapan Hyunsuk adalah benar.

"Jaesahi sudah official ya, hyung?" bisik Doyoung pada Junkyu dan dibalas death glare dari Junkyu.

"Otakmu ini sepertinya harus dicuci bersih, Doyoung. Berhentilah membaca hal yang aneh-aneh."

"Hyung, come on. Kalau tidak official, bagaimana mereka bisa tiꟷ" Junkyu langsung memeluk dan membekap mulut Doyoung agar pemuda yang masih masuk dalam jajaran maknae line tersebut tidak berbicara macam-macam.

"Kami akan jelaskan, hyung." ucap Jaehyuk dan Asahi kompak pada Hyunsuk.

"Baik. Coba jelaskan," ucap Hyunsuk sambil menatap tajam ke dua anggota Treasure tersebut.

"Selamat pagi," ucap Jeongwoo dengan suara serak disertai posisi mengucek-ucek mata, membuat perhatian seluruh anggota yang berada dalam kondisi tegang tersebut tertuju padanya.

"Jeongwoo-a," ucap Jaehyuk sambil memeluk Jeongwoo dan memukul punggung roomate-nya tersebut. "Bagaimana bisa kau tidur di sofa dan tidak membangunkanku?"

"Aku tidak ingin mengganggu Jaehyuk dan Asahi hyung."

Doyoung, Junkyu dan Hyunsuk terdiam mendengar pernyataan Jeongwoo. Entah kenapa pernyataan ini bisa menimbulkan banyak arti.

"Maksudnya Jeongwoo apa, Asahi?" ucap Hyunsuk sambil menatap tajam Asahi.

"Percayalah, hyung, apa yang kau pikirkan saat ini sama sekali tidak benar."

"Memangnya menurutmu apa yang aku pikirkan?"

"Hyunsuk hyung dan Asahi hyung kenapa berdebat? Jeongwoo kemarin menemani Haruto karena sakit makanya tukeran kamar dengan Asahi hyung. Haruto sudah membaik, jadinya Jeongwoo balik duluan ke kamar. Kemudian, melihat Asahi dan Jaehyuk hyung masih tertidur pulas, Jeongwoo  tidak tega mengganggu mereka dan memilih tidur di sofa," ungkap Jeongwoo panjang lebar. Doyoung dan Junkyu menepuk tangan mereka secara berbarengan, mendapati bahwa pikiran negatif mereka terhadap Asahi dan Jaehyuk hanya halusinasi saja.

"Baiklah Jeongwoo, kali lain jangan tidur di sofa lagi ya. Sofa tidak nyaman untuk ditiduri. Dan kamu, Asahi, cepat balik ke kamarmu. Yang lainnya, jangan lupa kita ada jadwal latihan hari ini, jadi atur waktu untuk bersiap diri. Jangan sampai terlambat untuk pergi latihan," ucap Hyunsuk dan disambut kata siap dari yang lainnya.

.

.

Kali ini seluruh anggota Treasure sudah berkumpul di ruang latihan. Mereka mempersiapkan diri untuk debut stage yang akan dilakukan beberapa hari ke depan. Di sela-sela istirahat latihan mereka, Haruto dengan perlahan mendekati Jeongwoo, yang kala itu berjongkok di sudut ruang latihan sambil melakukan latihan mandiri sesuai bagian menyanyinya.

"Jeongwoo," ucap Haruto, memposisikan dirinya di samping Jeongwoo.

Jeongwoo menghentikan kegiatannya ketika mengetahui Haruto sudah berada di dekatnya.

"Terima kasih dan maaf. Untuk yang semalam."

"Harutoꟷ"

"Ada apa, Wo?"

Jeongwoo menghadap Haruto dan menatap tajam ke arahnya. "Bisakah kau membenci dan menjauhiku?"

Haruto terdiam mendengar pertanyaan yang terdengar seperti nada perintah, "Maafkan aku, tapi aku tidak bisa, Park Jeongwoo."

"Jika aku mengatakan hal jahat padamu, apa kau bisa membenciku?"

Haruto menggelengkan kepalanya.

"Anak haram," ucap Jeongwoo tegas dan pelan, cukup hanya terdengar di telinga Haruto.

"Tidak berhasil, Jeongwoo."

"Anak wanita murahan."

"Aku dan ibu kandungku pantas menerima semua ucapan itu."

Jeongwoo benar-benar frustasi akan sikap Haruto.

"Jeongwoo, Haruto. Jangan berduaan saja di pojokan. Ayo latihan," teriak Jihoon pada mereka berdua. Jeongwoo menatap Haruto dengan malas sebelum memposisikan diri untuk berbaur dengan yang lain.

Watanabe Haruto, kau benar-benar membuatku menjadi antagonis saat ini, batin Jeongwoo dalam hati.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Next Chapter:

"Okaasanberuntung Haruto memilikimu sebagai sahabatnya. Tolong jaga Haruto ya."

Give ForgivenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang