Pikiran Jeongwoo tersita dengan obrolan singkatnya bersama Haruto. Kenyataan mengenai takdir hidup saudara seayahnya itu sedikit menggoyak benteng pertahanannya terhadap pemuda tersebut.
"Masih kepikiran tentang Haruto?" ucap Jaehyuk yang berada di kamar Jeongwoo. Meskipun mereka berdua tidak menyandang status roommate, seringkali Jaehyuk berada di kamar Jeongwoo bahkan berakhir dengan tidur bersama. Entah mengapa, sosok Jaehyuk selalu membuat Jeongwoo tenang. Mengingatkan Jeongwoo pada sosok kakak kandungnya. Menggantikan kenyamanan yang Jeongwoo rasakan saat bersama sang ayah dahulu.
Jeongwoo menganggukkan kepalanya.
"Semakin dia menceritakan semuanya, semakin aku merasa bahwa diriku yang bersalah," ucap Jeongwoo.
Jaehyuk mengusak rambut kepala Jeongwoo lembut.
"Tidak perlu dipikir terlalu dalam. Jika memang tiba saatnya kamu bisa menerimanya, maka perasaan itu akan datang dengan sendirinya. Jangan terlalu memforsir dirimu," ucap Jaehyuk.
Di saat Jeongwoo menyalurkan rasa terima kasih dengan memeluk Jaehyuk, Junghwan masuk ke kamar Jeongwoo secara tiba-tiba. Posisi Jeongwoo dan Jaehyuk yang saling berpelukan, membuat Junghwan menjadi salah presepsi.
"Bagaimana─ Jaehyuk hyung berpaling begitu cepat dari Asahi hyung ke pemuda buluk macam Jeongwoo?" ucap Junghwan spontan. Terkutuklah mulut Junghwan yang tidak bisa direm, alhasil wajahnya langsung mendapat hantaman bantal dari Jeongwoo maupun Jaehyuk.
.
.
.
"Benarkah? Serius?" ucap Jeongwoo dengan raut wajah bahagia begitu mendapat panggilan telepon dari sang ibunda.
"Bahagia banget, Wo, sepertinya," ledek Doyoung begitu Jeongwoo menyelesaikan pembicaraan teleponnya.
"Eomma akan mengunjungi besok," ucap Jeongwoo sambil senyum-senyum bahagia.
"Bahagianya yang dikunjungi orang tua," ucap Mashiho dengan wajah cemberut. Junkyu memeluk tubuh Mashiho dan menghiburnya layaknya menghibur bayi.
Haruto yang melihat raut wajah bahagia Jeongwoo pun ikut tersenyum. Haruto pun mengarahkan padangannya kepada ponsel begitu mendengar suara pesan masuk datang.
Ibu berangkat pagi ke tempat kalian dan menemui Jeongwoo di siang hari. Jika kamu ingin bertemu di pagi hari, ibu ada waktu.
Haruto hanya terpaku mendapat pesan tersebut.
"To, ada masalah?" ucap Yoshi melihat raut wajah Haruto.
"Tidak ada, hyung," ucap Haruto sambil tersenyum terpaksa dan membalas pesan tersebut untuk menyanggupi pertemuan ini.
.
.
.
Haruto sedang duduk seorang diri di sebuah café dekat dengan dorm-nya. Café masih tergolong sepi, sehingga Haruto tidak perlu khawatir akan menarik perhatian dengan kehadirannya.
Tak berlangsung lama, Haruto menangkap sosok wanita lembut yang masuk ke dalam café. Atasan berwarna biru langit dipadu rok hitam sedikit di bawah lutut, sangat pantas untuk dikenakannya.
"Ibu tetap cantik," ucap Haruto begitu ibunda Jeongwoo duduk di hadapannya.
"Sepertinya sejak menjadi idol, kamu lebih pandai untuk memuji orang," ucap ibunda dimana Haruto langsung memesankan café latte hangat.
"Kamu masih mengingatnya?" ucap sang ibunda ketika Haruto memesankan minuman untuknya.
Haruto mengangukkan kepala sambil menyeruput es Americano-nya.
"Eomma─ aku mengatakan pada Jeongwoo kemarin," adu Haruto sambil mengaduk-aduk minumannya.
"Respon Jeongwoo bagaimana?" ucap ibu.
Haruto menghembuskan nafas berat, "Tidak ada perbedaan kurasa."
"Sepertinya Haruto yang tidak bisa menangkap itu. Pasti ada. Hanya saja Jeongwoo pandai menyembunyikannya," ucap sang ibunda.
"Apa terlalu egois bagiku untuk meminta Jeongwoo memaafkanku dan kembali kepada hubungan dekat kami? Seperti dulu?" ucap Haruto.
Sang ibunda meneguk café lattenya, "Haruto harus berpikir dalam kacamata Jeongwoo. Apakah mudah menerima hal ini?"
Haruto pun mengangukkan kepala.
"Aku akan tetap bersikap baik pada Jeongwoo, apapun cara pandangnya padaku," ucap Haruto.
Sang ibunda menepuk bahu Haruto dengan lembut, "Bagaimana bisa membencimu jika sikapmu seperti ini?"
Haruto hanya tersenyum.
.
.
.
"Hyung, kenapa tidak kamu sendiri sih yang mengantarkannya?" ucap Jeongwoo kesal. Jeongwoo dan Hyunsuk yang berbeda dorm, saling berargumentasi melalui telepon.
"Ayolah, Wo. Kumohon," ucap Hyunsuk memelas.
"Dia tidak akan mati tanpa menggunakan jaket, hyung," ucap Jeongwoo kesal. Bagaimana tidak─ di kala dia bermalas-malasan di kamar untuk menikmati pagi hari, leader-nya meminta Jeongwoo membawakan jaket untuk Haruto yang entah menemui siapa di café.
"Tubuhnya dalam kondisi kurang baik. Aku takut dia sakit," ucap Hyunsuk.
"Yaudah. Minta tolong saja sama Junkyu atau yang ada di dorm kalian untuk bawakan jaket buat Haruto," ucap Jeongwoo.
"Kamar Haruto kata Junkyu dikunci. Yang badannya ngga beda jauh kan kamu, Wo, jadi kamu bisa pinjamkan jaketmu ke Haruto," ucap Hyunsuk lagi.
Jeongwoo menghela nafas berat mendengarnya.
"Baiklah, sebagai dedikasiku untuk menjadi member yang baik, akan aku antarkan. Dia benar-benar di café, kan?" ucap Jeongwoo dan Hyunsuk mengiyakannya.
Kenapa juga waktu sebelum berangkat mereka tidak mengingatkan Haruto, batin Jeongwoo.
Setelah menutup teleponnya, Jeongwoo lantas mengambil jaket yang berada di lemarinya. Haruto sudah pernah mencoba seluruh jaket Jeongwoo dulu dan semuanya cocok, sehingga Jeongwoo bisa asal mengambil jaket yang tertangkap matanya.
Di sepanjang perjalanan, Jeongwoo mengomel dalam hati seorang diri.
Tenanglah, Wo, setelah ini kamu akan bertemu ibumu dan kekesalan pagimu akan sirna, batin Jeongwoo
Begitu Jeongwoo sampai di café, ia menangkap sosok Haruto yang duduk bersama seorang wanita. Jeongwoo belum bisa memastikan wanita tersebut karena posisinya yang membelakangi Jeongwoo.
Apa Okaasan juga datang hari ini? Tapi dari postur tubuhnya sepertinya bukan, batin Jeongwoo sambil mendekatkan dirinya pada kedua orang tersebut.
"Aku akan tetap bersikap baik pada Jeongwoo, apapun cara pandangnya padaku,"
"Bagaimana bisa membencimu jika sikapmu seperti ini?"
Jeongwoo mendengar secuil percakapan ketika dirinya semakin mendekat. Betapa terkejutnya Jeongwoo ketika mendapati sosok orang yang disayanginya sedang bersama Haruto.
"Eomma─" ucap Jeongwoo terkejut melihat sang ibunda bersama Haruto.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Next Chapter:
"Eomma─ dia adalah Hanbin dan fakta itu tidak akan pernah berubah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Forgiveness
Fanfiction**Completed** Sequel of Beg Forgiveness. Semua hal yang disimpan rapat-rapat oleh Haruto akhirnya terkuak. Jeongwoo yang tidak terima akan kenyataan tersebut, mengukir jarak antara dirinya dan Haruto. Akankah jarak tersebut mengecil? Ataukah semakin...