1. Siblings

826 29 0
                                    

"Lee Felix!"

Remaja yang bernama Felix itu langsung berdiri dari tempat duduknya, dan berjalan gontai menuju meja gurunya itu.

"Ada apa ssaem?" Tanya remaja itu lirih.

Guru tersebut tak menjawab pertanyaan Felix, ia hanya menyodorkan selembar kertas, dan menatap Felix dengan tatapan tak suka.

Felix meraih kertas tersebut, dan membacanya. Sesuai dengan dugaannya...

"Lee Felix." Panggil guru yang bernama Nayeon itu tegas.

Guru tersebut menatap Felix dengan tajam. "Ibu sudah memberikanmu kesempatan kedua. Namun, kamu masih tidak bisa membanggakan ibu. Mau kamu apa sih?!" Omelnya. Felix hanya terdiam, menatap nilainya yang semakin hari, semakin anjlok.

"Kamu mau dikeluarkan dari sekolah, huh?"

Felix menggeleng pelan. Sang guru pun hanya berdecih sambil menatap Felix sekali lagi.

"Saya tidak tahu bagaimana cara mengisi nilai rapormu itu. Melihat nilaimu saja, sudah membuat saya ingin muntah, bagaimana jika saya menuliskannya di buku rapormu itu? Mungkin saya sudah mati." Ejek guru itu, membuat seisi kelas tertawa terbahak-bahak, kecuali Felix yang hanya bisa menunduk.

"Saya gak mau tahu. Pokoknya, dalam hitungan 2 Minggu, kamu setidaknya harus bisa mendapatkan 1 nilai yang berada di atas KKM."

Nayeon ssaem memperlihatkan gestur tangan mengusir, membuat seisi kelas kembali gaduh dengan gelak tawa para murid.

Felix mengangguk pelan, dan berjalan kembali ke arah tempat duduknya sambil membawa selembar kertas berisikan nilai nilainya yang amburadul.

Atensi Felix teralihkan ke arah dua orang murid yang terlihat berbisik bisik sambil menunjuk nunjuk dirinya. Mereka dulu adalah teman dekat Felix. Dulu. Mereka selalu membantu Felix, dan berjanji akan terus bersamanya sampai kapanpun. Nyatanya, mereka berbohong. Mereka sama saja dengan yang lainnya.

Pelajaran pun kembali berlangsung dengan seperti biasa. Dan seperti biasa, remaja berdarah Australia itu tidak memperhatikan guru sama sekali.

"You're Spesial"

Seorang remaja baru saja sampai di sekolah adiknya. Remaja itu terlihat celingak celinguk mencari keberadaan adiknya itu.

Baru beberapa langkah ia berjalan, ia menangkap siluet yang sangat mirip dengan adiknya. Ia pun bergegas menghampirinya.

Remaja tersebut berhenti di tengah jalan ketika melihat keadaan adiknya yang kacau balau. Tanpa bertanya pun, dia sudah tahu bahwa adiknya sedang tidak baik baik saja.

Adik dari remaja itu menoleh ke kanan dan ke kiri, mencari seseorang. Tatapannya pun berhenti saat melihat sang kakak berdiri tak jauh darinya.

"Changbin Hyung?" Seru Felix memastikan.

"Felix!" Changbin pun ikut ikutan memanggil adiknya itu.

Felix langsung berlari ke arah kakaknya dengan raut wajah gembira yang terlihat sedikit terpaksa.

"Kamu kenapa?" Tanya sang kakak panik saat melihat baju adiknya sudah basah kuyup.

Felix menggeleng pelan. "Gak apa apa. Tadi, keguyur hujan." Jawabnya berbohong.

Changbin menatap Felix dengan tajamnya. "Hari ini tidak hujan sama sekali, Lee Felix."

Felix langsung menciut mendengar ucapan sang kakak. Ia merutuki dirinya sendiri yang berbohong tanpa berpikir dua kali.

"A... aku tidak apa apa." Ulang Felix, meyakinkan Changbin.

"Yang benar?"

"Ne."

Changbin mengangguk, dan merangkul adiknya itu. Mereka berdua pergi meninggalkan gedung sekolah.

Kalian pikir, Changbin percaya dengan ucapan Felix? Salah. Changbin sebenarnya tidak percaya. Ia juga tahu ini semua berhubungan dengan nilai nilainya. Maka dari itu, Changbin ingin mengajak adiknya pergi ke suatu tempat yang paling adiknya sukai. Ya, sekedar untuk menenangkan perasaan hatinya yang masih berantakan. Dan tempat itu adalah...

"Mau ke supermarket dulu?" Tanya Changbin saat mereka melintasi gedung supermarket berukuran besar.

Felix tampak berpikir. Tak lama kemudian, ia pun menganggukkan kepalanya. "Boleh." Jawabnya singkat.

Kedua kakak beradik itu memasuki supermarket itu. Udara yang berasal dari AC supermarket itu menyambut mereka.

"Mau beli apa nih?" Tanya Felix sambil memandangi beberapa rak sereal yang berjajar rapi di hadapannya.

"Beli apa aja." Jawab Changbin sambil berlari lebih dahulu menuju salah satu rak sereal, disusul oleh sang adik.

Flashback

Seorang remaja baru saja akan keluar dari kelasnya. Namun, jalannya dihadang oleh beberapa teman temannya.

Remaja itu berusaha untuk tenang, dan mencari celah untuk melewati mereka. Namun sayangnya, tak ada celah yang dapat ia gunakan. Mereka semua menghadangnya dengan rapat tanpa celah.

"Um... Maaf, aku mau lewat." Ucap remaja itu meminta jalan.

Bukannya pergi dari sana, gerombolan siswa siswa itu malah diam di tempat dengan tatapan meremehkan.

Felix berusaha menerobos mereka, tapi tetap saja tidak bisa. Mereka benar benar mengunci Felix di dalam ruangan itu.

Remaja itu berusaha mencari jalan keluar selain menggunakan pintu. Satu satunya alternatif jalan keluar adalah lompat dari jendela. Tetapi, Felix sama sekali tidak berminat untuk terjun bebas tanpa parasut dari lantai tertinggi gedung sekolah itu.

Tanpa Felix sadari, orang orang yang menghalangi jalannya sedang melaksanakan aksinya yang sesungguhnya. Yang tadi hanyalah aksi pengecoh.

Felix menoleh ke arah belakangnya, orang orang yang tersebut sudah tak ada lagi di sana. Dengan riang hati, Felix pun membuka pintu kelas tersebut. Dan tiba tiba,

Byuurr...

Ember yang diselipkan di atas pintu kelas jatuh mengenai Felix.

Orang orang yang tadinya menghilang, kini kembali untuk melihat keadaan Felix. Mereka pun tertawa terbahak-bahak sambil berlalu dari kelas itu, meninggalkan Felix yang masih diam mematung di tempat yang sama.

Sudah Felix duga kejadiannya akan menjadi seperti ini.

"Bagaimana aku akan menjelaskan ini semua ke Changbin hyung? Dia pasti akan bertanya tanya kepadaku." Tanya Felix bermonolog.

Felix berusaha mengeringkan bajunya yang sudah terlanjur basah. Namun, tetap saja tidak bisa.

Merasa ada sesuatu, Felix pun menoleh ke arah tangga menuju lantai di kedua dari atas. Orang yang sedang ia hindari ada di sana. Berdiri tak jauh darinya sambil menatap dirinya dengan lekat lekat.

"Changbin hyung?"

~~You're Special~~

Halo halo bandung~
Aku kembali dengan book baru.

Jujur saja aku bingung. Kenapa aku nulis book baru, padahal book book yang lainnya banyak yang diterlantarkan.

You're Special [Stray Kids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang