VA 1 - Manis yang mulai pudar

2K 78 0
                                    






PERINGATAN KERAS !!

CERITA INI DIBIKIN TAHUN 2018
DAN CERITA SUDAH ENDING
KINI LAGI PROSES REVISIAN
KARENA BANYAK SEKALI YANG
HARUS DIPERBAIKI

TERIMAKASIH UNTUK
READERSKU YANG DULU

BERKAT KALIAN AKU BISA PERBAIKI CERITAKU
😇😇






















HAPPY READING
🤍🤍

---Laura Pov---

Dua tahun menikahku semua didasari dengan cinta serta kasih sayang diantara kami, namun kini aku mulai menyadari perubahan yang terjadi suamiku.

Aku tak tau harus mulai darimana untuk mengatakan perasaan ini padanya, karena saat ini ia juga masih memperlakukanku sebagaimana mestinya seorang suami terhadap istrinya.

Akan aku mencoba untuk bertahan disisinya sampai kebusukan itu muncul dengan sendirinya.

" Pagi sayang! " ucapan dengan riang seraya memelukku dari belakang

" Pagi mas.. kamu udah rapi aja, padahal aku baru selesai nyapin kamu sarapan loh "

" Hehe iya dong sayang.. kalo berangkatnya pagikan cepet dapet rezeki dan rezekinya tidak akan dipatok ayam hehe "

" Eyy si bapak ustadz bisa aja nih hehe, ya udah yuk kita sarapan "

Ia menganggukkan kepalannya lali melepaskan pelukannya dari tubuhku, ia duduk disampingku dengan diam selalu seperti ini jika sarapan hanya ada keheningan diantara kami tak ada canda tawa seperti dulu lagi.

Setelah sarapan aku mengantarnya keluar rumah, memberikan salam serta kecupan yang masih kami lakukan dan kini aku memilih untuk masuk dan membersihkan rumah.

Jika kalian bertanya apakah kami memiliki anak? maka jawabannya adalah belum, karena tuhan memang belum memberikan hadiah terindah itu untuk kami dan karena hal ini juga hubungan kami menjadi terasa hambar.

Suamiku selalu bilang tidak apa, tetapi aku tau bahwa ia sangat menginginkan kehadiran sang buah hati di keluarga kami.

Terkadang aku merasa takut akan kehilangannya namun aku selalu menepis pikiran negatif itu dan berfikir jika ia mencintaiku dengan tulus maka ia juga harus terima kekurangan dariku begitupun aku padanya.

Kini aku lebih banyak menyibukan diriku agar bisa menghilangkan fikiran negatif itu, dan saat ini selepas aku membereskan pekerjaan rumah. Aku bergegas menuju taman kanak-kanak untuk melihat ke aktifan dari mereka yang bisa tertawa lepas tanpa beban.

Aku melihat tempat duduk kosong didekat lapangan bola bagi anak - anak, dengan langkah senang aku menghampiri bangku kosong tersebut lalu membuka buku yang aku bawa ditas. Saat sedang asik membaca aku terkejut pada benda yang jatuh di dahiku.

" Aww "

Aku merasa cukup sakit saat benda seperti plastik tetapi keras mengenai dahiku, walaupun tidak terlalu sakit tapi ini cukup membuatku sedikit pusing dan terkejut. Mungkin efek usia juga yang membuatku merasa sakit hanya karena hal kecil.

" Ante cantik maaf Lei nda liat calo ada olang "

Aku mengusap dahiku dan sedikit menatap kearah anak kecil yang tidak begitu lancar berbicara atau bisa dibilang masih belum jelas ejaannya.

Aku menatapnya dengan senyumanku lalu mengelus surai anak itu dan lucunya ia mengedipkan matanya karena mungkin ia merasa bingung akan perlakuanku yang seharusnya aku memarahinya bukan malah mengelus surainya.

Vero Amore ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang