VA 8 - Bagus emosi pada Dimas

1.2K 65 4
                                    


" Lepaskan istriku ! "

Kurasa emosinya mulai diubun-ubun mana kala dia mengenggam begitu erat tanganku.

" Tidak ! sebelum kau memperlakukannya dengan baik "

Dimas kembali menarikku mendekat kearahnya, aku hanya bisa menunduk takut kepada keduanya. Aku tidak berani menatap kearah Bagus, karena aku sudah tau sifat aslinya jika marah seperti apa. Aku takut padanya.

" SUDAH KU BILANG LEPASKAN ISTRIKU! BRENGSEK ! "

Bughh

Genggaman Dimas terlepas dan ia jatuh seraya memengang bibirnya yang kena tinjuan Bagus, aku yang melihat itu terkejut.

" Dimas ! "

" Papa !! "

Rei yang melihat Dimas terjatuh karena pukulan Bagus langsung berlari menghampiri Dimas dengan tangisan di wajahnya.

" Om jahat! Apa salah Papa Lei ! "

" Salah Papa kamu adalah dia mengoda istriku ! "

" Mas !! " ucapku kesal karena tak seharusnya Bagus berbicara hal itu pada Rei yang masih kecil. Aku pun langsung menghampiri Dimas yang sedang kesakitan karena pukulan Bagus, namun baru beberapa langkah tanganku sudah ditahan oleh Bagus.

Aku berusahan berontak namun ia terus saja menahannya. Tapi aku tidak menyerah, aku tetap ingin membantu Dimas bahkan tangis Rei membuatku semakin ingin membantu mereka.

"Kamu mau ngelawanku dan mau menolong mereka?!"

Kali ini aku memberanikan diri menatanya, dengan sekuat tenaga aku melepaskan genggamannya sampai akhirnya terlepas.

"Iya! Kenapa?! Kamu mau ngelarangku? Urus saja wanitamu itu, tidak usah ikut campur urusanku"

PLAK

Aku terkejut mendapatkan tamparan yang begitu kuat dari Bagus, aku menatapnya tidak percaya begitupun dirinya yang kini menatap tanganya yang dia pakai untuk menamparku. Tak lama ia menatapku, seakan memberi tau bahwa itu tidak sengaja tapi tetap saja aku sakit hati.

"Laura... ini.. aku..maaf..Ra"

Aku tak lagi memperdulikannya, aku segeran membantu Dimas dan Rei. Membawa mereka menjauh dari Bagus yang masih terdiam.

Kini kami sedang berapa di apotik dekat taman, aku membelikan obat merah, alkohol serta plester. Dengan perlahan aku mengobati luka robek di bibir Dimas, Rei tak hentinya menangis.

"Au sakit ra"

"Tante pelan-pelan hiks kasian papa"

Aku tak membalas perkataan kedua, aku bahkan mengobatinya dengan mata berkaca-kaca. Dimas yang melihat itu mulai mengusap kepalaku.

"Maafkan aku"

"Tidak ini bukan salahmu ra, tidak perlu minta maaf"

Aku menatap Dimas yang kini menghapus air mataku.

"Tapi karena kejadian ini Rei harus terlibat, dia masih kecil aku tidak tega Dim"

Dimas menhela nafasnya, lalu membawa Rei yang disampingnya kini duduk dipangkuannya.

"Sayang, kamu liat papa tadi dipukul kan?"

"Iya papa, kenapa om itu memukul papa? apa papa punya salah? dan kenapa dia bilang papa mengoda istlinya?"

Pertanyaan yang begitu banyak membuatku kebingungan, tapi tidak pada Dimas dia terlihat tenang.

"Begini, papa akan jelaskan tapi Rei harus janji sama papa"

Vero Amore ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang