VA 13 - Flashback 1

23 0 0
                                    

Aku melepaskan cincin itu lalu kembali menatap dimas yang kini kembali focus ke laptopnya.

+++++++++++

Aku mengela nafasku.

" Bam.. "

" Kenapa sayang "

Dia menutup setengah laptopnya lalu menghadap kearahku, aku menatapnya dengan tatapan kecewa sungguh aku sangat kecewa padanya.

Aku meraih tangannya lalu meletakkan cincinku ditelapak tangannya, ia menatapku bingung.

" Aku mau akhiri hubungan kita "

" Haha jangan bercanda deh yank tidak lucu "

Ia kembali memasangkan cincin pertunangan kami lalu membuka laptopnya kembali.

" Aku serius Bam "

" Aku juga serius, bercanda kamu beneran tidak lucu yank !"

" Bam maafin aku kali ini aku beneran, aku mau kita akhiri hubungan ini "

Ia kembali menghadapku kali ini dengan tatapan yang berbeda, yaitu tatapan penuh amarah.

Aku menunduk saat ia menatapku seperti itu dan aku dapat mendengarnya menghela nafasnya.

" Apa yang buat kamu mau akhiri hubungan kita ? "

" Bella cinta sama kamu Bam aku... "

" Hanya karena Bella cinta sama aku kamu mau akhiri hubungan kita gitu aja !! "

Aku menggeleng lalu menatapnya dengan air mata yang perlahan mengalir di wajahku.

" Tidak hanya itu, kamu juga ngecewain aku Bam "

Aku menundukan wajahku dan dapat ku rasakan bahwa Dimas kini mengusap wajahnya kesal

" Aku ngecewain kamu gimana ? Coba jelasin ke aku dan apa hubungannya sama Bella ? "

Kini aku mencoba untuk menatapnya, takut tapi ini memang harus diluruskan. Bersama dengan Dimas jika kita punya masalah pasti cepat sekali meluruskannya makanya aku merasa begitu cocok dengannya.

" Bella bilang kamu memperkosanya dan kamu ingin dapetin aku dengan cara mendekati Bella lalu dia bilang bahwa dia juga mencintai kamu "

" Hah! Apa buktinya coba tunjukin ke aku " Dimas terlihat kesal dan tak percaya dengan ucapanku.

Aku menggelengkan kepalaku, ya aku memang tidak memiliki bukti yang kuat hanya omongan saja. Tak selang lama Dimas membawaku kepelukannya lalu mencium keningku cukup lama.

" Dengerin aku, semua yang dibilang Bella itu bohong aku tidak pernah memperkosanya apa lagi deketin dia hanya karena aku mau dapetin kamu, aku cinta sama kamu itu tulus Lia aku tak akan melakukan hal hina itu sebelum menikah. Wanita yang aku ingin jadi yang pertama itu sama kamu bukan yang lain. Aku bakalan jadiin kamu satu-satunya kehangatanku dan semua cara aku mendapatkanmu itu murni dari diriku sendiri"

Aku menangis sejadi-jadi entah aku harus percaya atau tidak yang ada dibenakku adalah keraguan.

Pada akhirnya hubungan kami membaik dan dua bulan berlalu ada seseorang yang mengirim sebuah gambar diponselku saat aku melihatnya.

Aku terkejut bukan main pasalnya Dimas sedang tidur dengan Bella disebuah hotel dan dipesan itu juga terdapat alamat hotel dan nomor kamarnya.

Aku langsung melucur ke TKP dan aku semakin terkejut saat melihat Bella sedang menangis lalu Dimas tidur disamping bella dan tentunya mereka tanpa busana. Ingin sekali aku mempar keduanya tapi kakiku seakan lemas.

Merasa tidurnya terganggu Dimas mulai bangun dari tidurnya dan saat pertama kali yang ia lihat adalah Bella yang telanjang bulat sama sepertinya.

"Bella! Lu ngapain disini gak pake baju?!" Bella masih menangis tak menjawab bentakan Dimas.

"Kamu jahat Dim" suaraku pelan tapi masih bisa didengar oleh mereka.

Lalu ia melihat kearah pintu yang terdapat diriku berdiri dengan wajah yang sudahh bercucuran air mata dan membekap bibirku sendiri.

Dimas langsung bangun dari tempat tidur segera menghampiriku namun dengan cepat aku menghindarinya.

"Sayang ini tidak benar, please jangan gini dengerin aku dulu ya"

Aku menggelengkan kepalaku lalu pergi keluar hotel membawa mobilku menuju kerumah, sesampai dirumah aku mengunci pintu dan terjatuh dilantai. Aku mendengar suara gedoran pintu rumah.

"Laura! Buka pintunya! Kamu harus dengerin aku, hiks aku gak ngelakuin itu sama Bella ra. Kamu jangan gini, jangan ngehindar dari aku. Ayo kita sama- sama nyelesain masalah kita sayang, aku gak bisa kalo harus tersiksa sendiri. Kita di fitnah sayang, please i don't want to lose you hanya karena kejadian ini. Kamu harus mendengarkan penjelasanku, Please sayang please hiks aku takut sekali sekarang"

Beruntung dirumah keluargaku pada kumpul dan aku bisa menghindarinya. Namun mendengar ucapannya membuatku semakin takut dan ingin mempercayainya. Tapi aku melihatnya secara langsung, sungguh aku tidak ingin melanjutkan hubungan ini lagi meski aku masih mencintainya.

Aku menceritakan semuanya pada Kakakku dan tentunya Kakakku sangat marah ia menyuruh seseorang untuk menyelidiki Bella.

Dan semua teruangkap bahwa Bella memang menyukai Dimas sebelum aku mengenal Dimas, bahkan Bella pernah menyatakan perasaannya pada Dimas namun Bella tidak bisa mendapatkan Dimas hingga akhirnya ia ingin membalas dendamnya karena aku berhasil memiliki Dimas.

Aku pun akhirnya memutuskan hubungan dengan Bella dan Dimas lalu pergi meninggalkan kota kelahiranku dan memilih tinggal di Amerika untuk meneruskan kuliahku.

Dimas begitu marah pada Bella dan kepergianku saat itu begitu cepat hingga membuat Dimas frustasi ia bahkan mencari Bella lalu memperkosanya dengan kasar seperti keinginan Bella yang mengakatakan diperkosa.

Namun sebulan itu Bella hamil awalnya Dimas menolak anak itu namun akhirnya ia menerimanya dan menikahi Bella.

Tetapi hidup Bella tidak tenang karena Dimas selalu menyiksa Bella dan setelah melahirkan anaknya Bella memilih bercerai dan dengan senang hati Dimas menerimanya karena ia begitu membenci wanita licik itu.

Padahal Bella mencintainya begitu tulus namun hanya caranya saja yang salah untuk mendapatkan hati seseorang.

Jika saja Bella bilang dari awal tentang perasaannya pada Dimas mungkin aku akan mengikhaskan kedua dan menjadikan Dimas sebagai kekasihku.

Trauma yang begitu berat pada seorang pria membuatku sulit untuk berdekatan dengan siapapun. Banyak sekali yang medekatiku, tapi mereka berakhir menyerah begitu saja bahkan hilang tanpa jejak.

Sampai dimana aku dan keluarga sedang menghadiri acara pernikahan rekan kerja papa. Tak sengaja tubuhku bertabrakan dengan seorang pria, hingga membuatku hampir saja jatuh ke tanah jika pria itu tidak menahan tubuhku.

"Kamu ngga papakan?"

Aku menggelengkan kepalaku dan berusahan kembali pada posisiku.

"Terimakasih dan maaf sudah menabrakmu"

"Sama-sama, tidak apa aku yang tidak lihat juga tadi"

"Iya"

"Apa kamu terluka? kenapa wajahmu terlihat seperti itu?"

"Tida--" belum sempat aku membalasnya, suara kakakku membuatu menoleh kearahnya

"Bagus! ternyata benar kamu, hey kawan apa kabarmu?"

"Rio kan?" tanyanya memastikan

"Iya aku Rio"

Dia melewatiku lalu menghambur pelukan pada kakakku

"God, sudah lama sekali rasanya kita tidak bertemu dan tentu saja kabarku baik. Bagaimana dengamu, ku dengar kau akan menikah eh?"

"Hahaha tentu saja, lihatlah kamu kalah denganku"

"Tenang aku akan--"

"Kak, " panggilku pada kakakku yang asik berbincang rasanya aku ingin kembali ke hotel tapi aku tidak melihat papa hanya melihat kakakku. Jadi mau tak mau aku menghentikan mereka.

Vero Amore ( REVISI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang